My Lovely Uncle - Bab 27

12.9K 344 18
                                    

Happy Reading!!

***

“Wow, kalian sama-sama selingkuh rupanya,” takjub Salvia diiringi cibiran kala netranya menemukan sosok perempuan yang satu bulan lalu dirinya temukan bersama Devario.

Sosok yang membuatnya patah hati sekaligus marah pada diri sendiri yang merasa amat bodoh dengan tidak menanyakan status sang paman sebelum bertindak murahan. Namun sekarang Salvia dikesalkan oleh kenyataan yang rupanya mengiringi rasa senang, di mana sekarang matanya menyaksikan Sagitta yang sang paman cinta sedang bermesraan dengan laki-laki lain yang tidak sama sekali Salvia kenal. Dan, yang menambah seru adalah dua sosok itu baru saja keluar dari hotel.

Salvia tidak bisa untuk tidak tercengang. Entah harus merasa senang atau justru memaki wanita itu sialan. Yang jelas Salvia langsung melirik ke arah Devan yang tidak sama sekali memberi reaksi apa-apa, membuatnya tidak tahu bagaimana perasaan Devan yang sesungguhnya. Merah kah? Atau justru lebih dari itu?

Uncle?” Salvia memanggil, berusaha menanyakan apa yang Devan rasakan sekarang. Tapi pria di sampingnya itu tidak memberi tanggapan. Devan malah justru merongoh saku celananya, mengambil ponsel lalu mengetikan beberapa nomor dan meletakan benda pipih itu ke depan telinga.

Tidak butuh waktu lama untuk Salvia tahu siapa yang Devan hubungi, karena jarak tiga meter di depannya, Salvia melihat Sagitta melirik tangan sebelum memberikan laki-laki di depannya ciuman singkat dan mundur beberapa langkah untuk menerima panggilan masuk. Yang Salvia yakini Devan lah orang yang menghubungi, karena di detik setelahnya Salvia dapati Devan berbicara.

“Kamu udah pulang kerja?”

Mungkin pria itu ingin memastikan. Dan Salvia membiarkan, karena menurutnya itu memang perlu Devan lakukan. Meskipun sebenarnya di sini Devan pun salah karena membawanya. Ya, meskipun bukan berniat untuk chek in hotel. Tapi tetap saja ‘kan Devan sedang selingkuh, terlebih seharian tadi mereka telah menghabiskan waktu bersama hingga berkeringat-keringat.

Nyatanya Devan dan Sagitta tidak ada bedanya. Sama-sama berengsek. Sama-sama tidak bisa setia. Sialannya Salvia kebawa-bawa.

Belum. Aku baru selesai meeting,”

Salvia dapat mendengar jawaban itu dari ponsel Devan. Entah sengaja di keraskan atau karena Devan tak sadar volume ponselnya bisa membuat orang di dekatnya mendengar. Namun Salvia sedikit banyaknya bersyukur karena tidak perlu menebak-nebak akibat terlalu penasaran dengan apa yang Devan dan Sagitta bicarakan.

“Semalam ini?” Devan mengerutkan kening tak percaya. Pasalnya ini sudah jam sebelas malam. Devan yang gila kerja saja tidak mungkin melakukan meeting semalam ini. Sebab bukan hanya klien, dirinya pun butuh istirahat. Terlebih pegawainya.

“Satu jam lalu udah selesai sebenarnya, tapi bos aku sama kliennya malah keasyikan ngobrol. Jadilah jam segini baru selesai.”

Devan mengangguk seolah paham. “Meeting-nya di mana. Biar aku jemput kamu sekarang.”

Salvia sontak menoleh dengan mata membelalak, menatap Devan penuh protes. Tapi Devan hanya melirik sekilas, lalu kembali menatap objek yang sejak tadi di pandangnya. Pada dua sosok meresahkan yang terlihat tidak sama sekali takut ada orang yang melintas dan memergoki mereka sedang bermesraan.

Ya, benar, bermesraan. Karena pria yang semula Sagitta beri kecupan dan tinggalkan untuk mengangkat telepon Devan sudah kembali menarik wanita itu kepelukan dengan menyusupkan kepala ke leher Sagitta yang dari jaraknya ini terlihat menahan diri untuk tidak meloloskan desahan. Tidak perlu bertanya dari mana Salvia tahu, sebab dirinya tentu saja pernah merasakan itu. Salvia pernah berada di situasi seperti Sagitta sekarang, bedanya sang papi yang menghubunginya saat itu.

My Lovely UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang