My Lovely Uncle - Bab 8

31.3K 442 14
                                    

Happy Reading!!!

***

Tiga bulan sudah Devan tinggal di kediaman Salvia, memenuhi permintaan kakaknya menjaga Salvia. Dan dua bulan telah berlalu sejak hari itu, kegiatan mereka semakin sering di lakukan. Bahkan kini Salvia sudah bisa memuaskan Devan, membuat laki-laki itu tak lagi perlu mandi malam untuk menenangkan bukit gairahnya. Meskipun sampai sekarang belum juga dapat membobol keperawanan anak tiri dari kakaknya.

Untuk yang satu itu Devan tidak cukup berani, atau mungkin tidak akan pernah berani meskipun tergiur melakukannya. Namun banyak konsekuensi yang Devan pikirkan jika sampai benar-benar melakukannya, dan Devan belum siap dengan semua itu. Jadi cukup dengan make out saja. Toh itu pun sudah cukup membuat Devan merasa puas.

Gara-gara kegiatan yang sering mereka lakukan itu, Devan dan Salvia kini semakin dekat. Namun bukan dekat sebagai paman dan keponakan, melainkan kedekatan yang masuk ke dalam kategori pasangan, walaupun hingga saat ini tidak pernah ada pembahasan mengenai itu.

Salvia tidak pernah mempertanyakan, apalagi menuntut sebuah status dari Devan. Gadis itu terlihat nyaman dengan hubungan mereka yang seperti ini. Membuat Devan pun merasa tidak terbebani.

Sama halnya dengan Salvia, Devan pun menikmati ini.

Kesibukan Devan yang selama ini selalu membuat Salvia mengomel sedikit demi sedikit telah berkurang. Devan sudah jarang melanjutkan pekerjaannya di rumah, karena ternyata mengurus Salvia lebih menyenangkan di bandingkan tugas-tugas kantor.

Dan, sejak hari dimana untuk pertama kalinya Devan membantu Salvia memberi perawatan pada payudaranya, sejak saat itu pula lah Devan mengambil alih tugas Salvia sebelumnya.

Mengantar jemput Salvia pun sudah menjadi tugasnya selama dua bulan ini. Dan Devan tidak sama sekali merasa keberatan. Lagi pula itu cukup menyenangkan, terlebih Salvia selalu saja bisa membuatnya tak bosan selama di perjalanan. Entah ini namanya berkah atau justru cobaan, yang jelas Devan tidak sedikitpun merasa menyesal.

Pagi ini seperti biasa, Devan mengantarkan Salvia ke sekolahnya. Tapi tidak seperti biasanya yang mana ia akan langsung berangkat ke kantor, kali ini Devan pergi ke bandara untuk menjemput seseorang. Dan kepergiaannya ini tanpa sama sekali Salvia ketahui. Karena menurut Devan tidak ada kewajiban untuknya memberi tahu.

Kurang dari dua jam waktu yang Devan habiskan untuk sampai di bandara. Seseorang yang kemarin siang menghubungi dan mengatakan akan tiba pagi ini sudah menunggu, terlihat celingukan di antara orang-orang yang berlalu lalang, membuat Devan yang lebih dulu menemukan sosok itu menarik kedua sudut bibir seraya menambah cepat langkahnya, dan langsung berhambur memeluk sosok itu, mengejutkannya yang sedikit terdorong akibat tubrukan Devan. Beruntung keseimbangan dapat di pertahankan, jadi mereka tidak jatuh ke lantai dan jadi perhatian orang-orang. Yang pastinya akan terasa begitu memalukan.

I miss you,” bisik Devan penuh perasaan. Membuat kekehan diloloskan sosok dalam pelukannya. Dan sebuah balasan Devan dapatkan dengan segara, membuatnya semakin mengembangkan senyum dan perlahan mengurai pelukannya.

“Aku tidak menyangka kamu akan menyusulku juga,” ucap Devan dengan sorot penuh rindu. Dan hal serupa dapat Devan lihat juga di mata Sagitta, kekasih tercinta yang tiga bulan lalu ia tinggalkan di Swedia. Tempat Devan sekolah dan lanjut bekerja, sampai akhirnya ia kembali ke tanah air untuk melanjutkan usaha keluarga karena sang kakak yang semula mengelola memutuskan untuk berhenti dengan alasan ingin fokus pada keluarga. Tapi nyatanya yang Devan dapatkan malah justru kakaknya itu lebih fokus pada suaminya saja, karena Salvia justru ditinggalkan bersamanya.

“Gak ada kamu di sana buat aku kesepian. Lagi pula kontrak kerjaku sudah selesai,” jelas Sagitta yang Devan tanggapi lewat anggukan sebelum kemudian kembali memeluk kekasihnya demi menyalurkan rasa rindu akibat lama tidak bertemu.

My Lovely UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang