My Lovely Uncle - Bab 5

36.4K 487 5
                                    

Happy Reading!!!

***

Senyum Salvia mengembang saat menatap pantulan dirinya di dalam cermin besar yang ada di kamar mandi. Kejadian di dalam mobil tadi yang membuatnya seperti ini, terlebih ketika melihat buah dadanya yang kini telanjang selesai mandi terpampang nyata dengan warna sedikit kemerahan.

Rasanya dada Salvia berdesir hangat sekaligus geli, meskipun ada sakit yang tak bisa Salvia pungkiri sisa remasan Devan yang tak selalu lembut. Namun tetap saja rasa nikmat lebih mendominasi.

Salvia jadi semakin merasa gemas dan bangga pada bagian tubuh favoritnya, karena ternyata Devan begitu menyukainya. Pria itu bahkan mengakui keindahannya secara terang-terangan. Membuat seorang Devan yang pertama kali Salvia kenal begitu dingin dan cuek, berubah menjadi pria menyenangkan sekaligus mesum. Tapi harus Salvia akui bahwa dirinya semakin suka pada pamannya itu.

Puas dengan kegiatannya menatapi diri sendiri, Salvia bergegas keluar dari kamar mandi dan segera berpakaian sebelum Devan memanggilnya untuk makan malam. Ia sudah janji tidak akan membuat Devan menunggu lama, sebab ternyata perutnya pun telah berontak minta dikenyangkan mengingat siang tadi Salvia terlalu malas mengisi perutnya. Dan ketika pulang sekolah sore tadi malah di isi dengan kegiatan yang menyenangkan bersama Devan di dalam mobil. Membuat kini perutnya semakin keroncongan. Dan begitu tiba di dapur, Salvia tidak bisa lagi mengabaikan segala makanan yang terhidang. Keberadaan Devan bahkan sampai tidak begitu Salvia hiraukan.

“Lapar banget kayaknya, Sal?” tegur Devan saat melihat bagaimana lahapnya Salvia makan sampai untuk menyapa sebagaimana biasanya tidak sempat gadis itu lakukan. Membuat Devan sedikit tersinggung entah karena alasan apa.

Dan akibat tanya itulah akhirnya Salvia sadar bahwa sosok tampan yang duduk di sampingnya sedang memperhatikan. Berbeda dengan biasanya yang lebih memilih fokus pada makanan. Devan hanya akan mengangkat kepala ketika mulai kesal dengan ocehan Salvia. Itu pun hanya untuk memberikan delikan terganggunya. Tapi sekarang, pria itu justru yang lebih dulu membuka suara. Sebuah kemajuan yang membuat Salvia menarik kedua sudut bibirnya.

“Gara-gara Uncle,”

Devan mengerutkan kening tanda tak paham. Namun kemudian mengangguk mengerti ketika Salvia menjelaskan alasannya.

“Tapi itu ‘kan kamu yang minta,” karena sejak awal Devan tidak memiliki niat untuk melakukannya. Selain Salvia adalah gadis remaja, dia pun anak dari suami kakaknya. Devan tidak ingin merusak. Tapi karena Salvia yang memprovokasi, jangan salahkan Devan melakukannya.

“Iya, dan kayaknya aku mau minta lagi, deh, Uncle,” cengirnya polos, membuat Devan tersedak, beruntung mulutnya sedang tidak mengunyah apa pun, jadi tidak begitu menyakitkan sebagaimana malam kemarin.

“Setelah ini waktunya aku maskerin payudara. Uncle, mau bantuin aku gak?” lanjutnya.

Dan sekali lagi Devan tersedak. Air yang sedang dirinya teguk berhasil kembali keluar melalui hidungnya dan itu membuat Devan merasa perih. Kalimat Salvia benar-benar membuat kepalanya pening, terlebih tawaran gilanya yang benar-benar mengejutkan. Entah Salvia gadis menakjubkan atau justru tak tahu malu, yang jelas mulutnya berhasil di buat menganga.

“Aku pakainya suka gak merata, padahal udah depan cermin,” lanjutnya seakan mengeluh dengan mulut yang tak henti mengunyah, membuat Salvia terlihat menggemaskan di mata Devan. Dan rasanya ia tak tahan untuk mencium bibir mungil itu.

Gara-gara Salvia yang selalu menciumnya sembarangan, Devan jadi ketagihan. Apalagi teringat kejadian di mobil sore tadi, Devan tidak menyangka bahwa Salvia akan selihai itu menggerakan lidah di dalam mulutnya. Berhasil membuat Devan menggeram karena nikmat. Beruntung pengendalian dirinya bagus, jadi aktivitas mereka tidak berlanjut dengan saling memuaskan di dalam mobil. Meskipun begitu tiba di kamar, Devan langsung menuju kamar mandi, mengguyur tubuhnya yang terasa panas dengan air dingin. Tangannya bahkan sampai pegal karena harus memuaskan sendiri miliknya yang begitu keras gara-gara Salvia.

My Lovely UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang