My Lovely Uncle - Bab 30

12.8K 315 11
                                    

Happy Reading!!

***

Jam makan siang Devan menyempatkan diri untuk bertemu dengan Sagitta. Bukan untuk melepas rindu setelah berminggu-minggu tidak bertemu, tapi untuk menyudahi hubungan yang telah terjalin selama satu tahun ini.

Satu tahun yang begitu bermakna untuk Devan karena untuk pertama kalinya berani mengambil keputusan besar untuk menjalin sebuah hubungan yang berkomitmen.

Namun siapa yang menyangka bahwa keseriusannya malah justru di permainkan. Devan tidak tahu kenapa Sagitta mengkhianatinya. Karena yang Devan tahu Sagitta adalah perempuan baik yang berhasil menggetarkan hatinya. Meskipun saat mereka berhubungan Devan bukan laki-laki pertama untuk Sagitta. Tapi Devan tidak menilai rendah wanita itu. Devan tidak mempermasalahkan masa lalu Sagitta. Karena nyatanya ia pun tidak lebih baik dari perempuan itu.

Maka dari itu, di bandingkan dengan mengutarakan apa yang dilihatnya tentang pengkhianatan Sagitta, Devan memilih membenarkan ketika Sagitta menuduhnya berselingkuh. Karena toh itu memang benar. Devan selingkuh bersama Salvia. Dan Devan tidak masalah menjadi yang paling bersalah. Yang terpenting dirinya dan Sagitta benar-benar berpisah.

Sekarang alasannya bukan hanya Salvia, tapi juga Sagitta yang mungkin saja tidak terlalu bahagia selama bersamanya. Alasan yang kemudian membuat wanita itu berselingkuh di belakangnya.

Apa pun itu alasannya Devan merasa sudah cukup. Bukan karena dirinya sudah memiliki Salvia, tapi juga rasanya untuk apa tetap bertahan di saat salah satu tidak lagi merasa nyaman. Sagitta yang memiliki pria lain adalah bentuk dari kenyamanan yang tidak perempuan itu dapatkan darinya, bukan? Jadi sudahi saja dari pada nanti malah berakhir saling menyakiti.

Dan jujur saja, Devan merasa lega setelah mengakhiri hubungannya dengan Sagitta walau raut terluka wanita itu perlihatkan.

Entah sungguhan merasa kecewa atau hanya akting semata. Yang jelas Devan tidak sama sekali merasa iba. Mungkin perasaannya terhadap Sagitta sudah mati, atau memang tangis wanita itu yang tidak sampai menggetarkan hatinya. Entahlah, yang penting sekarang urusannya dengan Sagitta sudah selesai. Tinggal melanjutkan hubungannya dengan Salvia, dan Devan perlu menghadap Darian untuk mengutarakan kesungguhannya.

Meskipun Salvia sudah mengatakan bahwa ayahnya itu memberi restu, Devan tahu ini tidak akan mudah. Dan benar saja, semua tidak semudah yang Salvia katakan, karena ketika Devan menemui Darian sebagai laki-laki yang menginginkan putrinya, tatap intimidasi Devan dapatkan.

Tidak membuatnya takut memang, tapi cukup membuatnya deg-degan sebab Darian yang selama ini Devan kenal sebagai sosok yang santai berubah menjadi tegas kala berhadapan dengan pria yang kelak akan membawa anak gadisnya pergi. Namun tentu saja Devan mewajarkan sikap Darian, karena sepertinya andai posisinya di balik, Devan pun pasti akan melakukan hal serupa. Terlebih Salvi adalah anak satu-satunya. Ya, dari istri sebelumnya, karena dari istri yang sekarang belum lahir, meskipun itu tidak akan lama lagi.

“Saya tidak mengerti kenapa harus anak saya jatuh cinta kepada kamu,” Darian menarik napasnya pelan sebelum kembali membuangnya dan menatap Devan lebih tenang. Tidak setajam beberapa manit lalu.

“Dia bilang karena kamu baik, tapi saya rasa masih banyak pria baik diluaran sana. Dia bilang kamu tampan, bahkan di luaran sana masih banyak pria tampan lainnya. Dia juga bilang kalau alasannya suka kamu karena kamu dewasa, tapi sepertinya banyak pria yang lebih dewasa, entah dari usianya ataupun sikap dan sifatnya. Lalu kemudian Salvia bilang bahwa perasaannya terhadap kamu tidak beralasan. Hingga untuk melupakan kamu dia tidak memiliki alasan. Dia tiba-tiba jatuh cinta saat pertama kali bertemu kamu. Padahal sebelum itu dia selalu mengadukan bagaimana tidak menyenangkannya kamu dan bagaimana menyebalkannya kamu,” setelahnya Darian memutar bola mata mengingat itu.

My Lovely UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang