My Lovely Uncle - Bab 40

6.7K 254 15
                                    

Happy Reading!!!

***

“Mau ngapain lo ke sini?” todong Salvia begitu berada di depan Sagitta yang sudah duduk di sofa ruang tamu. Membuat Salvia menggeram. Kesal karena bisa-bisanya wanita itu di biarkan masuk ke rumahnya. Ah, rumah sang papi maksudnya.

“Mau ketemu Devan,” jawabnya dengan tenang.

Uncle Devan gak ada di sini,” sinis Salvia berkata. Tapi Sagitta mengabaikan, memilih melebarkan senyum terlebih ketika sosok yang ingin di temuinya muncul tak lama kemudian.

“Hai honey,” sapa Sagitta dengan binar senang. Membuat Salvia menoleh ke belakangnya, dan sontak mendengus kala melihat keberadaan Devan di sana. Laki-laki itu benar-benar menyebalkan. Kalimatnya tadi sukses memperlihatkannya sebagai pembohong. Gara-gara Devan, yang bukannya diam di belakang, malah mengikutinya masuk ke dalam.

“Tadi aku ke apartemen kamu, tapi kamu gak ada di sana. Jadi deh aku ke sini,” ucapnya dengan senyum manis yang sayangnya tidak sama sekali Salvia sukai, karena yang ada justru Salvia merasa muak, hingga bola matanya tidak tahan untuk tidak berputar.

“Tau dari mana lo alamat rumah gue?” masih dengan sinis dan tanpa sopan santun, Salvia melayangkan tanya. Rasa tak sukanya bahkan tidak sama sekali Salvia sembunyikan. Membuat Devan yang melihat itu meringis pelan, seraya menggelengkan kepala tidak habis pikir dengan emosi Salvia yang tidak tertahan.

Devan ingin menegur Salvia yang bersikap tidak sopan pada sosok yang lebih tua. Tapi Devan takut salah dan membuat Salvia semakin marah. cukup tadi, dan kehadiran Sagitta kali ini. Devan enggan menjadi alasan bertambahnya kemarahan Salvia. Apalagi dengan tuduhan dirinya yang membela Sagitta. No, Devan tidak ingin memancing keributan karena kesalahpahaman.

Sagitta hanya mengedikkan bahu singkat untuk menanggapi tanya Salvia. Dari pada meladeni gadis remaja itu Sagitta lebih ingin menghampiri Devan yang sialannya tidak juga bergerak mendekat. Membuat Sagitta bangkit dari duduk dan melangkahkan kaki menuju Devan. Sagitta begitu merindukan laki-laki itu.

Hubungan mereka memang sudah Devan akhiri, tapi Sagitta yakin bahwa cepat atau lambat Devan akan kembali menjadi miliknya. Terlebih kini dirinya tengah mengandung. Sagitta percaya diri hubungannya akan kembali utuh.

“Kangen,” ucapnya manja sembari merentangkan tangan hendak memeluk Devan. Sayangnya pria itu dengan cepat menghindar, hingga yang Sagitta dapatkan hanya rasa malu. Terlebih dengan kekehan mengejek Salvia yang sama sekali tidak berusaha ditahan. membuat Sagitta menggeram dengan tangan mengepal kuat, menahan emosi yang ingin sekali di luapkan. Tapi Sagitta perlu ingat di mana dirinya berada sekarang. Orang tua Salvia bisa melihatnya dan mungkin akan menuntut jika sampai dirinya kelepasan menyakiti si anak pemilik rumah. Devan juga tidak akan suka dirinya melakukan kekerasan terlebih pada Salvia.

Sialan memang!

Mengingat bagaimana pengakuan Devan saat mengakhiri hubungan, membuat Sagitta kembali merasa emosi. Terlebih sosok itu kini berada di sana, beberapa langkah di belakangnya. Menyaksikan dirinya yang di permalukan oleh Devan yang tidak menerima pelukannya. Sagitta yakin bahwa sekarang Salvia semakin besar kepala.

“Loh, kok pada berdiri? Kenapa gak duduk?” heran Drizella yang datang beberapa menit kemudian dengan Kara dalam gendongannya.

“Gak sopan aja tuh tamunya main nyelonong ke rumah orang,” jawab Salvia dengan putaran bola mata.

Drizella mengerutkan kening mendengar nada sinis putrinya, tapi memilih tidak bertanya lebih lanjut. Memilih mempersilahkan tamu adiknya untuk duduk. Begitu pula dengan dirinya yang ikut mendudukkan diri di sofa, yang berseberangan setelah Kara di ambil alih oleh Salvia.

My Lovely UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang