12

390 24 13
                                    

"ERLANGGA!!"

Teriakan Deka lagi-lagi mengusik pendengaran Erlangga. Erlangga menoleh ke belakang melihat Deka kesulitan membawa pesanan mereka. Erlangga memberikan kode kepada beberapa Anggotanya untuk membantu Deka.

"Di panggilin dari tadi bukannya bantuin!" kesal Deka.

"Bawel banget kayak cewek!" celetuk Setiawan membantu Deka.

Erlangga menggelengkan kepalanya pelan. Erlangga kembali menghembuskan asap rokok dari mulutnya.

"Jadi gimana? Lo nggak mau terbuka soal keluarga lo ke kita nih?" tanya Johan menatap Erlangga dengan tatapan seperti mengintimidasi.

"Nggak usah tahu deh," jawab Erlangga.

"Kalau lo nyembunyiin, lo bakal ke siksa sendirian Er! Lo kan tahu, gue sama yang lainnya siap berbagi luka, duka dan suka."

Erlangga menggeleng. "Lebih baik kalian nggak usah tahu."

"Kenapa?" tanya Johan lagi.

"Karena cerita gue nggak baik buat di ceritakan dan di dengarkan!"

Johan menghela napas berat serta mengusap wajahnya. "Oke. Terserah lo!"

Erlangga tersenyum miring. "Gue punya satu permintaan yang harus kalian kerjakan."

"Jelasin, apa yang perlu gue lakuin?"

Erlangga membuang rokoknya. Erlangga membenarkan posisi duduknya menjadi tegak dan menatap beberapa anggotanya dengan tatapan serius termasuk Johan yang sudah siap mendengarkan Erlangga.

"Kita kirim undangan ke Geng Galaksi! Suruh mereka datang seperti Geng Mentari!" jelas Erlangga. "Ancurin sekolah!"

Johan mengangguk paham. "Geng Galaksi itu nggak suka kekerasan, gimana kalau Ferry tolak undangan kita?"

"Kita paksa dia datang kalau begitu," jawab Erlangga dengan serius.

Tak

"Anjing! Kalian kalau diskusi ajak-ajak gue juga dong!" sahut Deka meletakkan piring yang ia bawa dengan kasar.

Deka duduk di samping Johan lalu menggeser tubuh Johan agar mau berbagi tempat duduk dengannya. Johan terpaksa berdiri dan pindah tempat duduk. 

"Tuh kan! Giliran ada gue malah hening! Anjing banget emang!" kesal Deka. 

Setiawan menepuk pundak Deka. "Sabar bro!"

Deka berdecak kesal mendengarnya. "Lo pikir gue bisa sabar saat kalian diskusi tanpa gue?"

"Besok kita kirim undangan ke Geng Galaksi!" sahut Johan tak ingin Deka mengamuk nantinya.

Deka tersenyum senang mendengar ucapan Johan. Geng Galaksi adalah Geng yang sama seperti Geng Laskar. Sama-sama kokoh tapi bodoh. 

"Mainan yang bagus," ucap Deka masih tersenyum. "Anaknya Pak Marwadi jatah gue ya!" 

Erlangga mengangguk. "Lo bisa kan bawa dia ke sekolah kita besok?" tanya Erlangga menoleh ke Deka.

Tentu saja Deka bisa melakukannya. Meski Geng Galaksi tidak suka menggunakan kekerasan tapi Ferry memiliki sifat emosi yang tak stabil. Erlangga dapat memanfaatkan Deka yang sangat jago membunuh lawannya dengan mulut besarnya itu. Meski tong kosong nyaring bunyinya, Deka dapat bermanfaat disaat-saat seperti ini. Deka dapat memancing emosi Ferry dan dapat membuat Ferry datangi Geng Laskar.

"Tenang Er! Gue pastikan besok Ferry datang ke SMA Matahari!" jawab Deka dengan begitu yakin. 

"Bagus!"

ERLANGGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang