"Ngapain kesini?" tanya Erlangga dengan nada dingin.
"Er."
Erlangga berdiri dilantai dua sambil menatap Kiren dari atas sana. Kiren harus mendongakkan kepalanya untuk melihat Erlangga.
"Maaf kalau gue ganggu, gue kesini.."
"Iya, lo ganggu!"
Kiren tersentak mendengarnya. Erlangga tak pernah berkata seperti itu. Apalagi saat ini Erlangga menatapnya dengan tatapan seperti itu.
"Er, gue mau bicara serius sama lo!"
Kiren mengepalkan tangannya, perlahan-lahan Kiren memberanikan diri untuk mendekati Erlangga. Kiren mulai menaiki tangga rumah Erlangga.
"Gue nggak kasih izin lo naik ke atas!" ucap Erlangga membuat Kiren menghentikan langkahnya.
Kiren menghela napas berat lalu menoleh ke Erlangga. "Kenapa?"
"Gapapa, gue nggak seneng aja sama kehadiran lo dirumah gue!"
"Sebenernya lo kenapa Er?" tanya Kiren bingung dan penasaran. "Nggak mungkin lo berubah dalam sehari, pasti ada sesuatu yang terjadi kan?"
Erlangga mengalihkan pandangannya. Dia melihat jari tangannya yang ada bekas luka. "Kita putus aja Ren. Gue nggak cinta sama lo! Maaf."
Erlangga menoleh kembali ke Kiren. Menatap Kiren dengan lekat dan serius.
Kiren tertawa sinis. "Haha,, nggak Er! Lo bercanda! Lo kenapa sih Er?"
"Gue nggak bercanda," balas Erlangga menggeleng.
Kiren ikut menggelengkan kepalanya. "Nggak!! Lo bercanda Er! Lo nggak serius!"
"Gue serius Kiren!" balas Erlangga.
"NGGAK ERLANGGA!! LO NGGAK SERIUS!!" teriak Kiren mengeluarkan kekesalannya.
"Lo kalau ada masalah itu bilang! Jangan ambil keputusan sepihak gitu! Nggak mungkin juga lo nggak cinta sama gue karena lo yang ngejar-ngejar gue sampai gue cinta juga sama lo!"
Kiren memejamkan matanya, hatinya seperti teriris. Sakit sekali dan rasanya menyesakkan. Kiren menundukkan kepalanya, dia mulai menangis kembali.
Menangisi laki-laki yang sudah mulai dia cintai tapi justru melukainya.
"Maaf Ren, gue nggak ada rasa sama lo! Lo berhak marah!"
"Bisa-bisanya hiks.. lo bilang nggak ada rasa sama gue setelah lo buat gue melambung tinggi! Hiks..hiks.. Kalau emang ujungnya begini, seharusnya jangan buat gue cinta sama lo!"
Erlangga dapat mendengarnya. Jujur saja Erlangga tak mau melihat Kiren menangisinya. Tapi mau bagaimana lagi, Kiren layak mendapatkan laki-laki yang lebih baik darinya.
"Brengsek!!" decak Kiren mengalihkan pandangannya.
Kiren menghapus air matanya dengan tangan. Kiren menarik napas dalam-dalam lalu dia hembuskan. Sudah cukup menangisi Erlangga, Kiren harus mempertahankan Erlangga.
"Gue nggak mau putus!" pinta Kiren menatap balik mata Erlangga.
Erlangga menatap Kiren tanpa ekspresi sedikitpun. "Oke."
Kiren menaiki tangga walau Erlangga tidak mengijinkannya tadi. Kiren terus berjalan naik ke lantai dua. Kiren mendekati Erlangga.
"Gue selalu ingat kata-kata yang lo ucap, Menyukai itu harus Memiliki!"
Erlangga terdiam mendengarnya. Kata-kata itu, kata-kata yang membuatnya berhasil meluluhkan hati Kiren. Kata-kata yang sering sekali Erlangga ucapkan.
"Er, gue nggak tahu kenapa lo tiba-tiba begini. Gue juga nggak tahu kenapa lo mau kita putus.." Kiren menahan sesak di dadanya. Tangannya meremas rok yang dia kenakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERLANGGA [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] ERLANGGA BAGAS. Nama cowok gila yang hobi berkelahi, merokok, bolos pelajaran setiap hari. Ketua dari geng LASKAR beranggotakan 13 cowok tampan termasuk dirinya tapi.. tapi mereka itu geng biadab yang selalu berbuat onar d...