48

231 7 0
                                    

Perasaan senang tidak bisa Erlangga ungkapkan saat ini. Dia hanya bisa tetap duduk diam di tempatnya walaupun mulutnya sangat gatal ingin mengutarakan rasa senangnya itu.

Saat ini tepat di depannya, Alaska terduduk santai sambil menikmati kopi panasnya. Alaska datang menemui Erlangga sebab Erlangga ingin bertemu dengannya.

Erlangga segera membuka tasnya lalu mengeluarkan buku yang dia pinjam dari perpustakaan.

"Kamu sudah tobat? Sekarang bawa tas ke sekolah?"

Erlangga tersenyum miring. "Ya. Saya sudah mulai rajin masuk kelas Pak, udah nggak bolos-bolos lagi."

"Oh gitu, baguslah!"

Erlangga mengangguk pelan. "Ini buku milik perpustakaan sekolah, saya meminjamnya soalnya tidak ada lagi yang menjual buku ini Pak."

Erlangga memberikan buku itu ke Alaska. Alaska segera mengambilnya.

"Kenapa kamu kasih buku ke saya?"

"Saya tahu dimana Reyno sekarang," jawab Erlangga sambil mengeluarkan ponselnya.

Alaska terkejut mendengarnya. Reyno, anak tiri yang sangat dia sayangi namun tidak menyayanginya. Alaska meletakkan kembali buku itu.

"Kamu mau menertawakan saya bukan?"

Erlangga terdiam mendengarnya. Erlangga menatap wajah Alaska dengan ekspresi wajah datar.

"Saya sudah menyerahkan SMA Matahari ke Ibu kamu, kamu berkuasa disana dan saya juga tidak lagi memaksa kamu untuk keluar dari sana. Saya juga sudah meminta maaf kepada Kiren karena Reyno telah berbuat jahat padanya. Kamu pasti ingin menertawakan saya karena saya gagal mempertahankan harga diri saya!"

Erlangga segera menggelengkan kepalanya. "Tidak Pak. Saya tidak akan menertawakan anda. Saya hanya ingin menyampaikan informasi bahwa saya tahu dimana keberadaan Reyno saat ini," jelas Erlangga dengan nada bicara yang lembut.

Untuk pertama kalinya, Erlangga memakai nada bicara lembut kepada Alaska. Hal itu membuat Alaska terkejut kembali.

"Saya tidak ingin anda kembali gagal menjadi seorang Ayah. Mungkin saja Reyno pergi karena anda kurang memberikannya kasih sayang atau kurang perhatian kepadanya. Saya harap Reyno segera ditemukan."

Erlangga memperlihat layar ponselnya. Di layar ponsel Erlangga, ada foto Reyno bersama seorang gadis. Foto itu persis seperti foto dibingkai yang berada di kamar Reyno.

"Saya tidak tahu gadis ini siapanya Reyno. Saya pernah membuka ponsel Reyno lalu menemukan banyak sekali foto ini di galerinya Reyno. Kalau memang benar, kemungkinan Reyno pergi untuk menemui gadis ini ke Australia."

Erlangga juga memperlihatkan beberapa foto lainnya. Ada foto masa kecil Reyno dan beberapa foto selfie gadis itu dengan background tempat yang sangat asing.

"Dilihat dari foto-fotonya, ini bukan di Indonesia."

Alaska menghela napas panjang. Berkali-kali dia dikejutkan oleh informasi dari Erlangga. Sangat mengejutkan rasanya.

"Makasih," ucap Alaska tulus.

Erlangga bisa tersenyum bahagia setelah mendengar ucapan tulus dari Alaska.

"Saya harap Reyno segera ditemukan Pak."

"Iya, Infomasi dari kamu sangat berguna sekali. Terima kasih Erlangga."

Erlangga mengangguk pelan. "Iya Pak."

Alaska mengembalikan buku yang tadi diberikan kepadanya. "Kenapa kamu sebaiknya ini kepada saya?" tanya Alaska sedikit heran.

ERLANGGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang