15

358 20 3
                                    

Setelah dari cafe, Erlangga mengajak Kiren ke toko buku. Erlangga membeli banyak buku Novel untuk Kiren. Sampai-sampai novel-novel itu musti di paketkan dan di kirim ke rumah Kiren karena terlalu banyak jika Kiren membawanya.

Erlangga bilang dia sudah tahu siapa yang merobek novel Kiren tapi Erlangga belum menemui Teresa.

"Er, soal Teresa.."

"Iya-iya!! Gue nggak bakal aneh-aneh ke dia," timpal Erlangga yang sudah tahu apa yang ingin dikatakan Kiren.

Kiren tersenyum senang mendengarnya. "Makasih Er."

Erlangga dan Kiren berjalan-jalan mengelilingi pertokoan di pinggir jalan. Sesekali Kiren menghentikan langkahnya untuk melihat barang-barang yang dijual di toko. Menyebabkannya, Erlangga selalu menyuruh Kiren untuk membeli yang dia pegang dan yang dia lihat. Tentu saja Kiren menolaknya, Kiren tak mau membeli barang-barang yang tidak terlalu berguna.

"Kedepannya kalau Teresa begitu lagi, lo boleh lawan dia Ren!" ujar Erlangga sambil membuka ponselnya.

Kiren menggeleng pelan. "Gue nggak bisa ngelawan kekerasan pakai kekerasan."

"Tapi itu cara yang bagus buat perlindungan diri, Ren."

Kiren tetap menolak. Kiren tak bisa melawan Teresa. "Gue nggak pernah ikut campur urusan orang tapi orang-orang selalu ikut campur urusan gue, kayak Teresa contohnya."

"Kita semua jahat di cerita orang lain, Ren."

Kiren tersenyum tipis. "Iya kah?"

Erlangga mengangguk. "Ada yang perlu lo tahu tentang Teresa!" Erlangga memperlihatkan sesuatu yang ada di layar ponselnya. Erlangga memperlihatkan sebuah foto kepada Kiren.

"Apa?"

"Dia mantan gue! Sebelum ada lo, dia lebih dulu singgah di hati gue tapi sekarang nggak ada lagi tempat dia di hati gue!" jelas Erlangga.

Kiren mengambil ponsel Erlangga, melihat foto Erlangga bersama gadis yang dia kenali. "Teresa?"

Erlangga mengangguk. "Iya. Makanya lo harus lawan dia! Sekarang gue milik lo, emangnya lo kuat lihat dia nolak move on dari gue?'

"Kalian putus karena apa?" 

"Dia selingkuh dan selingkuhannya ada banyak! bukan satu aja," jawab Erlangga. 

Tanpa sadar, Kiren menghapus foto itu dari ponsel Erlangga. "Eh?"

Kiren menoleh menatap Erlangga berharap Erlangga tak marah karena dia menghapus fotonya bersama Teresa.

"Gapapa."

Erlangga mengambil balik ponselnya lalu membuka kamera dan mengajak Kiren foto bersamanya. "Ayok kita foto! Isi galeri gue harus muka lo mulai sekarang!

Kiren tersenyum menatap kamera ponsel Erlangga. Erlangga memperlakukan dia dengan manis. Tak seperti Erlangga yang terkenal biadap.

"Bagus fotonya, lo nya cantik!" puji Erlangga lalu merangkul Kiren dan meletakkan kembali ponselnya ke dalam saku celana.

Erlangga menghabiskan waktu bersama Kiren hari ini. Dari siang hingga sore hari, Erlangga mengajak Kiren ke tempat-tempat yang bagus untuk berfoto-foto bersama.

"Jadi kayak gini ya rasanya pacaran?" tanya Kiren sambil tersenyum puas.

"Iya, lo nggak punya pacar kah sebelumnya?"

Kiren menggeleng. "Nggak!"

"Seriusan?" tanya Erlangga terkejut dan tak percaya.

"I-iya?" 

ERLANGGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang