22

334 15 4
                                    

Erlangga menatap tajam mata Alaska yang tengah duduk tepat di depannya. Jujur saja Erlangga senang karena Alaska menginjakkan kakinya kembali di rumah tapi ada satu kemarahan besar yang membuat Erlangga membenci Alaska yaitu niat Alaska bukan untuk pulang melainkan untuk memaksanya agar pindah dari SMA Matahari. 

"Pintu keluar ada disana, Pak!" ucap Erlangga menunjuk pintu keluar rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pintu keluar ada disana, Pak!" ucap Erlangga menunjuk pintu keluar rumahnya.

"Saya masih ingin disini, jangan mengusir tamu yang masih betah!" balas Alaska.

Erlangga tersenyum miring sambil mengalihkan pandangannya. "Betah? Kalau memang Anda betah, kenapa saat itu Anda pergi dan lama kembalinya?"

"Saya punya alasan sendiri."

"Alasan apa? Apa alasannya itu Uang? Ibu saya punya banyak uang! Atau bahagia? Kurang bahagia apa kita dulu?" tanya Erlangga mengepalkan tangannya menahan emosi. "Coba katakan pada saya apa alasannya? Kenapa anda meninggalkan saya dan Ibu saat itu?"

Keberadaan Alaska saat ini sama saja seperti membuka luka di hatinya kembali. Luka yang tadinya sudah tertutup karena sudah bertahun-tahun tidak pernah dia lihat lagi tapi sekarang lukanya terbuka dengan lebar. Sakit, Erlangga merasakan sakit dihatinya. 

"Maaf, ada banyak hal yang terjadi saat itu dan saya tidak bisa menjelaskannya ke kamu! Saya tidak berniat untuk meninggalkan.."

"Bertahun-tahun loh Pak! Anda meninggalkan saya dan Ibu saya sampai Ibu saya hampir gila karena terlalu mencintai anda!" timpal Erlangga memotong ucapan Alaska. "Sedalam itu cintanya!!" Erlangga menahan sesak didadanya. 

"Anda pergi meninggalkan luka tapi Ibu terus saja mengenang Anda dengan rasa suka, terkadang saya benci melihat Ibu begitu mencintai Anda! Tapi mau bagaimana lagi, saya mencintai Ibu saya!" ucap Erlangga lagi.

Alaska berdeham. "Erlangga, saya akan langsung ke titik tujuannya. Saya ingin kamu pindah sekolah! Keluar dari SMA Matahari!"

Erlangga tertawa mendengarnya. "Nggak!!" tegas Erlangga.

Tak

Erlangga mengetuk meja di depannya. "Maaf Pak! Saya tidak akan pernah pindah dari SMA Matahari!!"

"Kamu harus keluar dari sekolah itu!"

"Tidak, Pak!"

"Erlangga, kamu jangan membantah! Jangan keras kepala!" tegas Alaska. "Saya bisa masukkan kamu ke sekolah yang mahal dan bagus!"

Erlangga menghela napas kasar. Capek sekali menghadapi sifat keras kepala Alaska yang sama seperti dirinya. Sama-sama keras kepala. 

"Kenapa saya harus keluar Pak?" tanya Erlangga penasaran.

Alaska membuka ponselnya, memperlihatkan rekaman CCTV yang merekam aksi nekat Erlangga bersama teman-temannya menyuruh semua anak sekolah lain mengobrak-abrik sekolahan waktu itu. 

ERLANGGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang