"Nih Ren, dipastikan ini asam banget!" ucap Erlangga memberikan Jus jeruk pada Kiren.
Kiren menerima jus buatan Erlangga. Kiren menatap tajam Erlangga sambil menyeruput minuman Dengan rasa asam itu. Kiren hampir tersedak saat ada biji jeruk masuk ikut ke dalam mulutnya.
"Asam sih tapi kalau bikin jus jeruk bijinya dibuang dong!" pinta Kiren menyingkirkan biji buah jeruk yang tadi hampir dia telan.
Erlangga menggaruk kepala belakangnya. "Ya maaf. Gue nggak tahu cara bikinnya."
"Hmm."
Erlangga mendekati Kiren yang sedang duduk di sofa rumahnya. Erlangga duduk tepat di samping Kiren lalu ia mengambil tangan Kiren untuk digenggamnya.
"Masih marah?" tanya Erlangga sambil tersenyum manis.
"Menurut lo gimana? Tiba-tiba denger kata putus pas lagi sayang-sayangnya. Lo marah gak kalau gue gituin?!"
Erlangga menatap mata Kiren dengan tatapan sendu. "Maafin gue ya?"
Kiren menghela napas. "Jangan diulangi lagi!"
"Iya." Erlangga merapihkan rambut Kiren. "Kesini sama siapa?" tanyanya.
"Naik taksi."
"Nanti pulangnya biar aku yang anterin kamu," ucap Erlangga sambil tersenyum lebar saat melihat rambut Kiren sudah rapih.
"Er," panggil Kiren.
Erlangga menunggu Kiren mengatakan apa yang ingin dia katakan.
"Lo kenapa?"
"Gapapa."
Kiren mengusap pipi Erlangga dengan usapan lembut. "Jangan di pendam sendiri, ayok cerita ke gue!"
Duk
Erlangga menjatuhkan kepalanya di bahu Kiren. Kiren langsung mengelus rambut Erlangga.
"Kenapa Er?" tanya Kiren sabar menunggu Erlangga yang masih enggan untuk bercerita.
"Er, diluar sana banyak orang yang menderita karena nggak punya tempat bercerita. Banyak banget kesedihan yang harus mereka pendam hingga akhirnya kesedihan itu menguasai seluruh pikirannya. Apapun yang mereka kerjakan tapi akan terasa berat."
Kiren mendorong tubuh Erlangga agar Kiren dapat melihat wajah Erlangga. "Jangan pendam sendirian ya? Coba untuk ceritain ke gue! Berbagi keluh kesah itu bisa bikin ringan loh!"
Erlangga mengangguk pelan. "Iya, Ren. Makasih ya."
Cup
Erlangga mencium punggung tangan Kiren sekilas. "Love you," ucapnya.
Kiren terpesona tapi dia segera menyingkirkan tangannya dari genggaman Erlangga. "Tadi siapa tuh yang bilang udah nggak cinta sama nggak ada rasa terus minta putus pula! Siapa ya itu?"
Erlangga tersenyum. "Gue."
"Sadar diri toh!" kesal Kiren.
Erlangga mengambil kembali tangan Kiren. "Gue mulai cerita ya. Jangan kaget!"
"Iya."
Kiren mulai mendengarkan semua penjelasan Erlangga. Mulai dari Alaska yang terus menyuruhnya keluar dari SMA Matahari lalu tentang Kamelia yang ternyata penyebab utama kepergian Alaska dari rumah.
"Ibu adalah dalang kematian orang yang dicintai sama Ayah karena itu Ayah jadi nggak terkendali sampai mabuk-mabukan. Saat Ayah lagi mabuk, Ayah mengira Ibu adalah kekasihnya. Dan malam itulah, gue muncul."
Kiren menutup mulutnya dengan tangan. "Serius?" tanya Kiren sedikit tak percaya.
Erlangga mengangguk. "Dua orang itu.."
KAMU SEDANG MEMBACA
ERLANGGA [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] ERLANGGA BAGAS. Nama cowok gila yang hobi berkelahi, merokok, bolos pelajaran setiap hari. Ketua dari geng LASKAR beranggotakan 13 cowok tampan termasuk dirinya tapi.. tapi mereka itu geng biadab yang selalu berbuat onar d...