Erlangga tidak tahu pasti Kiren berada di mana saat ini. Erlangga sudah bertanya ke Resepsionis namun tidak ada kamar hotel yang dipesan baru-baru ini. Mereka juga tidak mengenali wajah Kiren dari foto yang Erlangga tunjukkan.
Satu-satunya tempat yang memungkinkan adalah rooftop di hotel ini. Erlangga bergegas kesana menggunakan lift.
"Halo?"
"Kiren dibawa Teresa sama Bryan!" ujar Johan memberitahu informasi yang dia dapatnya ke Erlangga.
Erlangga mengangguk. "Oke, makasih!"
Erlangga memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celananya. Erlangga meremas tangannya sendiri. Perasaannya kembali tidak enak. Dadanya semakin sesak dan pikirannya mulai kacau.
Erlangga menekan-nekan tombol lift berharap lift bergerak lebih cepat lagi.
Setelah keluar dari lift, Erlangga melihat-lihat kearah sekitar. Erlangga mendekati pegawai cleaning servis yang sedang mendorong rak-rak sprei kotor.
"Permisi," ucap Erlangga sopan.
"Iya? Ada apa?"
"Maaf ganggu mas, saya mau tanya jalan ke rooftop itu sebelah mana ya?" tanya Erlangga ke pegawai itu.
"Oh! Lurus kearah sana. Nanti ada pintu buat naik ke tangga rooftop," jelasnya.
Erlangga mengangguk paham. "Makasih ya mas, selamat bekerja lagi Mas!"
Erlangga segera melangkah ke arah yang diberitahu pegawai tadi. Erlangga harus menaiki tangga yang menghubungkan lantai paling atas ke rooftop.
"Hahaha!!"
Langkah Erlangga terhenti ketika mendengar suara tawa dari luar. Suara tawa itu adalah suara Teresa. Meski terdengar samar-samar, Erlangga sangat yakin itu adalah Teresa.
Erlangga memejamkan mata sejenak lalu dia membuka pintu rooftop.
Teresa yang sedang tertawa tadi langsung terdiam melihat kehadiran Erlangga.
"E-Er?"
Mata Erlangga langsung tertuju ke Kiren. "Brengsek!!" Erlangga mengepalkan tangannya. Erlangga sangat marah melihat kondisi Kiren tak sadarkan diri dengan luka diujung bibirnya dan kedua pipinya membengkak berwarna merah pekat.
Erlangga mendekati Teresa lalu dia menarik kerah baju Teresa. "Cewek anjing!"
Teresa memukul-mukul tangan Erlangga yang menarik kerah bajunya. Teresa kesulitan untuk bernapas dan berbicara. Dia hanya bisa membuka mulutnya tanpa bersuara.
Erlangga menatap mata Teresa dengan tatapan marah, kesal dan muak. Erlangga terus mencekik Teresa tanpa ampun meski Teresa terus memberontak sejak tadi. Sudah cukup kesabarannya di uji terus. Teresa tidak bisa dia beri ampunan sedikit pun.
Bugh
Teresa terjatuh bersamaan dengan Erlangga yang ikut terjatuh juga. Baru saja Bryan memukulnya dari belakang dengan balok kayu yang dia jadikan bantal tadi.
Erlangga meringis kesakitan memegangi punggungnya. Sedangkan Teresa memundurkan diri dari sana agar tidak jadi sasaran Erlangga lagi. Teresa memegangi lehernya yang masih terasa nyeri dan sakit.
Erlangga berdiri dari tempatnya lalu memutar tubuhnya menghadap ke Bryan.
"Sini maju!" tantang Bryan bersiap memukul Erlangga lagi.
Bugh
Bugh
BughErlangga menendang perut Bryan lalu memukul wajah Bryan beberapa kali. Bryan adalah lawan yang sangat gampang untuknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/132935565-288-k955657.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ERLANGGA [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] ERLANGGA BAGAS. Nama cowok gila yang hobi berkelahi, merokok, bolos pelajaran setiap hari. Ketua dari geng LASKAR beranggotakan 13 cowok tampan termasuk dirinya tapi.. tapi mereka itu geng biadab yang selalu berbuat onar d...