3. Aga Dan Lukanya.

1.5K 36 0
                                    

{HAPPY READING}

Author pov.

>>>

"

makasih kak udah nganterin "

"sebelumnya lo kenal gue?" tanya aga membuat lea menjeda tangannya yang hendak membuka pintu mobil.

"enggak soalnya gue baru dua bulan sekolah disanah " jawab lea.

"terus?"

"anggi teman sebangku gue yang cerita kalau disekolah ini punya geng besar dan menyebutkan nama ketua geng itu" jelasnya sekilas.

"siapa?"

"Blacksky, agasta pratama viduga. Itu nama panjang kakak kan? " sahut lea. Aga tersenyum tipis mendengar gadis itu menyebut nama lengkapnya. Lea terpaku dengan senyuman tipis aga seketika ia tersihir dengan pesona ketua blacksky itu. Gadis itu segera turun dari mobilnya seraya mengucapkan terima kasih sudah menolongnya hari ini. Aga segera melajukan mobilnya meninggalkan area lingkungan rumah lea.

****

Aga tidak pulang ke rumahnya melainkan ke basecame tempat anggota berkumpul. Aga menidurkan tubuhnya di sebuah sofa panjang yang terletak di ruang utama. Membiarkan mata nya memejam sejenak.

"jangan lempar kulit kacang sembarangan setan! " calvin merenggut kesal ruang ini sudah ia bersihkan dengan dion tadi.

"lo sendiri?"

" skakmat 1:1 "

"shhh sakit bego lo tekannya kuat banget. Gak ada lembut lembutnya lo"

"hadeuh nih orang dari tadi ngeluh aja mau diobatin kagak nih? "

"dahlah gue obatin sama nyokap aja. Ga.. Aga! tuh orang udah tidur apa belum sih?" tanya nando.

"gak tahu? " jawab fatur seadanya.

"gue pulang dulu "

"hati hati jangan sampe tidur dirumah gue lagi! " teriak dion sembari terkekeh sudah ia pastikan nando akan kembali duduk.

"sialan lo yon "

Niat nando ingin pulang ia buang jauh. Mengingat sebelumnya ia pernah pulang dengan kondisi lebam seperti ini alhasil ia harus tidur dirumah dion karena dimarahin mamahnya.

Dreeet dreet!

Suara ponsel bergetar diatas meja semua ikut menoleh kearah ponsel yang berbunyi itu. Sedangkan pemilik nya tidak ada niatan untuk mengangkat panggilan tersebut. Fatur menggoyangkan lengan aga hanya fatur dan inti lainnya yang berani membangunkan aga.

"handphone lo bunyi dari tadi. Angkat sanah! " suruh fathur.

"biarin aja" acuhnya.

"lo ada masalah bos? Dari tadi rebahan aja gak ikut gabung sama kita" sahut rafa yang berdiri di sampingnya.

Aga menggelengkan kepalanya "gue pulang dulu besok jangan tungguin gue sekolah"

"telat lagi lo bang?" timpal kenzo.

Kenzo merupakan adkel ke enam cowok itu. Ia memang sering kumpul dan dekat dengan para inti. Ia juga sepupu dari rafa.

"mungkin "

Aga memakai jaket kebesarannya mengambil kunci motor nya dan melangkah keluar dari markas. Cowok itu menghidupkan mesin motornya dengan segera melaju keluar dari area parkiran markas besarnya.

Hawa dingin udara malam menyelimuti suasana jalan yang sudah sepi tidak ada lagi kendaraan yang berlalu lalang karena malam sudah larut. Aga menambah kecepatan laju motornya tak lama beberapa saat kemudian motor aga sudah memasuki kawasan komplek rumahnya. Motor itu berhenti tepat di sebuah pelantaran rumah yang cukup besar dengan interior mewah yang melekat pada rumah bercat nuansa putih itu.

Aga memasuki rumah itu tanpa melirik kemana pun. Namun sebuah suara membuat langkah nya berhenti.

"KEMANA SAJA KAMU JAM SEGINI BARU PULANG HAH! " ucap lelaki paruh baya itu .

"mau jadi berandalan kamu diluar sanah?" tambahnya lagi.

Dia adalah papahnya aga. Arsan viduga yang dua tahun lalu sudah menikah dengan perempuan lain tanpa sepengetahuan aga. Hal itu membuat agasta menjadi benci dengannya.

Bagi aga lia adalah ibu satu satunya dan selamanya akan selalu begitu. Walaupun mamah nya sudah meninggal empat tahun yang lalu akan tetapi aga tidak suka jika posisi lia digantikan oleh wanita lain.

"bukan urusan papah " jawab aga santai tanpa menoleh kearah papahnya.

"jelas ini urusan papah karena kamu anak dari keluarga ini. Stop buat papah malu dengan kelakuan kamu itu. Setidaknya kamu bisa mencontohi kakak kamu aga! "

Ya, cowok itu memang bukan anak tunggal ia juga mempunyai seorang kakak laki laki yang sedang ikut studi di london.

Aga mengepalkan tangannya kuat menahan emosinya, bukan ini yang ingin ia dengar. Ia pulang bukan untuk dibanding bandingkan . Banyak prestasi yang aga raih tapi selalu sia sia di mata arsan bukankah ia sudah berusaha menjadi seperti kakak nya.

"dia emang selalu bikin papah bangga selalu bikin papah senang ya kan? Sedangkan aga? gak ada pah, gak ada yang bisa papah banggakan dari anak berandalan ini! " balas aga dengan suara sedikit berteriak.

Pandangan aga lantas jatuh pada wanita yang berdiri memegangi lengan papahnya." kenapa papah bawa perempuan itu masuk ke rumah ini? "

"jaga ucapan kamu aga! Hargai dia sebagai ibu sambung kamu!"

Aga terkekeh sinis "ibu sambung? Tidak ada yang bisa menggantikan posisi mamah dalam hidup aga! Apalagi digantikan oleh wanita yang cuman menginginkan harta seperti dia. " ucap aga dengan penuh penekanan.

Plaak!

Tamparan keras itu dengan mulus melayang mengenai pipi kanan aga. Hal itu membuat sudut bibir aga kembali mengeluarkan darah segar. Ia menepiskan darah itu menggunakan jempol tangannya.

"jaga sopan santun kamu, agasta! " bentak arsan. Pria itu benar benar emosi melihat tingkah aga yang sejak tadi membangkitkan kekesalannya.

"tampar lagi pah! bunuh aja sekalian aga biar papah puas! " aga semakin menantang papahnya.

"AGASTA! " sentak arsan.

Cowok itu menatap sekilas wanita yang berstatus istri baru papahnya kemudian ia beranjak pergi menuju kamarnya diatas.

Aga membuka pintu kamarnya dengan kasar dan menutup pintunya dengan tak kalah kasarnya. Ia membuang asal dirinya diatas kasur empuk king size miliknya.

"arghhhhhhh gue muak dengan semua ini!" aga menghempaskan selimutnya ke sembarangan arah.

"gue benci, gue benci ini" lirihnya sebelum kegelapan memenuhi indera nya. Lelaki itu tertidur dengan segala luka dan kerinduannya.

Menyedihkan? Iya, selama empat tahun ini hidupnya sangat berantakan. Hatinya terasa hancur mengingat kembali memori masa kecilnya yang begitu menyenangkan namun dengan mudahnya semesta mengambil semua itu. Bolehkah ia meminta untuk tidak dilahirkan daripada ia harus menerima semua kenyataan pahit ini.

Laki laki bermata elang yang dikenal dengan segala kuasanya, kebrutalan
Nya nyatanya hanya sosok yang haus perhatian dan kasih sayang seorang ibu. Aga memang anak dari pengusaha sukses kaya raya namun ia miskin dengan kehangatan keluarga. Terkadang ia iri melihat keluarga sahabatnya ketika ia berkunjung namun apalah daya ini sudah menjadi takdir kehidupan yang seharusnya bahagia kini hilang dalam sekejam mata.

****

To be continue...

Spam 🖤🖤, komen&vote ya gays!


See you next chapt 🤗

MY UNIVERS. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang