~HAPPY READING~Author pov.
Agasta menunduk dengan tangan yang mengepal, cowok itu berdiri di depan pintu ruang seseorang yang selalu terlihat kuat dan tegas kini terbaring lemah atas brangkar rumah sakit.
Pukul 08.25 pagi tadi Agasta mendapat kabar jika papahnya dilarikan ke rumah sakit. Arsan ditemukan pingsan diruang kerjanya oleh Farah, istrinya. Jika kalian berpikir Farah yang memberitahukan kondisi Arsan pada Agasta, kalian salah. Asisten pribadi papahnya lah yang menghubungi cowok itu untuk datang. Farah melakukan itu bukan tanpa alasan.
Seumur hidupnya ia tidak pernah melihat laki laki yang dipanggil ayahnya itu terbaring lemah seperti ini. Dokter Asraf mengatakan jika papahnya terlalu memforsir tubuhnya untuk bekerja sehingga melupakan jika tubuh dan otaknya juga butuh istirahat. Matanya menyorot pada silang infus yang menghiasi tangan sang ayah. Ia memang membenci Arsan karena perbuatannya namun kendati demikian Arsan Viduga adalah papahnya. Orangtua satu satunya yang ia punya sekarang.
Di saat yang bersamaan seseorang datang dan duduk dikursi tunggu yang tersedia. "dia akan segera siuman jangan terlalu dikhawatirkan" kata perempuan itu.
Sedangkan cowok itu hanya diam. Agasta bahkan tidak sudi melihat ataupun melirik padanya. Tahun berganti tahun tetapi hatinya masih tidak bisa menerima kehadiran Farah masuk dalam keluarganya. Karena perempuan itu karena hubungan gelap Farah dengan papahnya ia kehilangan Lia. Mamahnya pergi dalam keadaan terluka bukan hanya fisik akan tetapi juga batinnya. Bukan dendam hanya saja ia tidak bisa menerima semua kenyataan menyakitkan itu. Agasta mengeraskan rahangnya, cowok itu bergerak hendak pergi tanpa menghiraukan.
Akan tetapi kakinya terpaksa diam mendengar tuturan Farah.
"apakah karna saya disini kamu ingin pergi? Dengar Agasta, dia sangat menyayangi kamu dan Kenan. Jika keberadaan saya membuat kalian merasa tidak senang.... Mamah minta maaf, Aga." ujar Farah dengan kalimat ujung yang melirih.
"saya minta maaf.... Saya tahu, saya bersalah tapi tolong jangan membenci papah kamu lagi dia-" bibirnya berhenti berucap kala Agasta memotongnya.
"saya tidak pernah membenci papah,"cowok itu membalikkan tubuhnya menjadi berhadapan dengan Farah.
Dengan sedikit berjarak Agasta kembali bersuara. "saya juga tidak membenci anda. Karna Mamah saya mengajarkan untuk tidak menjadi manusia pendendam, saya hanya marah."
"kepada saya?" tanya Farah pelan.
"iya," jawab Agasta jujur.
Dan semua takdir ini. Sambung cowok itu dalam hati.
"Aga... "panggil perempuan itu semakin merasa bersalah.
"satu lagi, berhenti memanggil diri anda mamah untuk saya karena mamah saya cuman nyonya Liana Regandara Viduga, bukan anda." tegas Agasta yang membuat Farah menjatuhkan air matanya.
Cowok itu kemudian bergegas pergi dari tempat itu.
Farah menatap Agasta yang berjalan membelakanginya.
Ucapan putra suaminya itu sukses membisukan mulut serta berhasil memberi rasa penyesalan teramat besarnya pada mendiang Liana. Dia menangis seraya menatap suaminya di dalam sana.
Sementara laki laki itu terus berjalan setelah keluar dari lift menuju tempat mobilnya terparkir. Raut wajah tampan itu tampak datar seperti biasanya.
Dokter Asraf:kamu melewati ruangan saya.
Me: maaf om, saya ad urusan. Nanti mlm saya akn kesini lagi.
Agasta memasukkan handphonenya kedalam saku celananya. Dia masuk kedalam mobilnya, menginjak gas mobil keluar menjauhi area rumah sakit.
****
"sayang!" teriak Cia ketika melihat Nando mendekat kearahnya.
Cowok itu sedikit berlari menghampiri Cia mengambil minuman yang gadis itu sodorkan. Hal itu menimbulkan rasa iri pada setiap pasang mata yang melihat kebucinan mereka. Laki laki itu memang tidak segan menunjukkan kepada semua orang kalau Cia adalah miliknya.
Dion menggeleng gelengkan kepalanya. "ciaaaa! masak Nando doang yang dikasih minumnya, gue mana?" tanya Dion.
"itu kak satu kotak gue bawain tapi buat kak Nando spesial" cengir Cia menyelipkan rambutnya ke belakang telinga.
"spesial darimana sama sama air putih" sahut Dion lagi.
"iya sama tapi tetap spesial karna ada cintanya" jawab gadis itu yang langsung meriuhkan sekumpulan siswa yang berada dalam lapangan Basket.
"hhhhhh, kalah lo yon!" sambut Fajar tertawa.
"thats my girls!" teriak Nando kembali berlari masuk lapangan.
Aaaaa! Rasanya Cia ingin berteriak melampiaskan segala rasa senangnya. Sekolah sudah dibubarkan beberapa menit yang lalu namun Cia terus memaksa Lea dan teman lainnya untuk menonton latihan anggota Basket. Katanya cuman sebentar tapi mereka sudah lebih dari lima menit duduk ditribun.
Mika menyenggol bahu Anggi ketika melihat Rafa yang tengah menatap Anggi namun gadis itu masih dalam ketidakpekaannya. Mika hanya bisa tersenyum sendiri, hubungan Anggi dengan Rafa memang tidak pernah tersorot bahkan semua sahabat cowok itu baru mengetahuinya akhir akhir ini termasuk Mika dan teman temannya.
"Lea, lo ditunggu Agasta depan gerbang." kata Nisya, seniornya di kelas musik. Ia baru saja datang dari kantin. "dia gak masuk sekolah tapi nungguin lo digerbang sana," sambungnya.
Ah iya, Lea melupakan pesan cowok itu tadi malam. Lea segera melampirkan tas dibahunya kemudian berpamitan pada semua teman temannya.
Mereka memandangi kepergian Lea dengan tatapan bingung. Bukannya Lea dan Agasta tidak lagi berhubungan? Entahlah.
Perempuan berambut panjang itu berjalan keluar dari area sekolah, dan disaat depan gerbang matanya langsung tertuju pada Agasta. Laki laki itu bersandar pada bagian depan mobil seraya melipatkan kedua tangan didadanya. Jaket berlogo Blacksky melekat sangat gagah pada tubuhnya.
Lea tidak melakukan pergerakan ia masih diam tanpa bergerak dari posisinya. Hanya menatap tanpa berniat memanggil.
"Agasta cuman milik gue kalaupun gue gak bisa dapetin Aga, dia juga gak akan jadi milik siapapun! Termasuk lo, Lea!"
"lebih baik dia mati daripada gue harus melihat kalian berdua punya hubungan. Gue gak pernah sudi!"
"Wira adalah kakak gue dan dia kayanya tertarik sama lo. So, hati hati ya,"
Ingatan Lea kembali merangkak pada perkataan Viera hari itu. Ini salah, tindakan ini malah akan membuat Agasta dalam bahaya termasuk dirinya. Ia tidak mau hal itu sampai terjadi dan lebih baik Lea tidak usah menemuinya. Iya, tidak usah putusnya.
Lea memutuskan mundur untuk kembali masuk menemui temannya. Namun belum sempat itu terjadi sebuah tangan kekar lebih dulu menahan pergelangannya. Tubuh perempuan itu refleks memutar menatap sang pelaku.
Pelakunya ialah Agasta. ketua geng Blacksky.
Sepertinya cewek itu tidak menyadari jika Agasta berjalan ke arahnya tadi.
"kenapa balik masuk? Mau hindarin gue lagi?" tebak Agasta melihat ada keterkejutan Lea menatapnya saat ini.
****
To be continue...
SEE YOU NEXT PART
KAMU SEDANG MEMBACA
MY UNIVERS.
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Lea zatta alanty siswi pindahan yang baru beberapa bulan menapaki SMA merahputih. Cantik, suka permen, mudah bergaul itulah lea. Namun dipertemukan dengan Agasta pratama viduga ketua geng blacksky. Dialah aga laki laki...