BAGIAN 50. PERIHAL YANG MENYAKITKAN.

127 5 13
                                    

~HAPPY READING~

- topengnya terlalu epik bermain peran hingga aku terlena dan tak sadar jika aku sudah tertipu olehnya.

Lea Zatta Alanty

Author pov.

Senyuman manis terus terpantri dari wajah Lea yang tengah melihat pemandangan jalanan melalui kaca mobil. Tiba saat mobil berhenti melaju karena lampu berubah merah ia menurunkan jendela kaca mobil. Sebuah momen seketika terlintas membuat dirinya kembali mengingat saat Lea melihat Agasta beserta teman temannya melakukan bakti sosial. Mereka berbagi kepada sesama yang membutuhkan.

Lampu berubah hujau, mobil kembali melaju menuju arah jalan rumah sakit Dirtayasa.

"Makasih pak." Ucap Lea segera turun dari taksi.

Gadis itu berjalan masuk ke dalam gedung rumah sakit besar ibukota tersebut. Ini bukan pertama kalinya ia kesini namun tetap saja Lea sering lupa dimana ruangan ayahnya berada.

"Permisi Sus, saya Lea anaknya dokter Farhan."

Suster berhijab itu langsung menjentikkan tangannya di depan Lea.

"Oh iya mau anter makan siang kan? Ruang dokter Farhan di lantai empat kayaknya dokter sudah nungguin kamu daritadi." Beritahunya.

Lea tersenyum lucu melihat perempuan itu. "Makasih Sus saya duluan." Pamit Lea segera menaiki lift yang kebetulan tidak jauh dari posisi nya sekarang.

Lift berhenti di lantai empat Lea melangkah berjalan menyusuri koridor mencari ruang ayahnya.

Ternyata semua lantai rumah sakit dipenuhi oleh banyak orang-orang sibuk. Tanpa sadar ternyata kakinya sudah melangkah sampai didepan pintu ruang sang Ayah. Pintu perlahan dibukanya namun pemilik tidak ada, kemana orangnya?

Lea kembali keluar menatap sekitar tetapi tidak ad- tunggu dulu, itu ayahnya. Baru saja hendak memanggil Farhan malah terlihat tergesa-gesa masuk kedalam ruangan lain. Sepertinya ia tidak menyadari Lea. Ah sudahlah lebih baik dia menyusul ayahnya diruangan itu. Tali sepatunya tiba-tiba terlepas saat sudah sampai di depan pintu sehingga mau tidak mau ia harus berhenti untuk mengikatnya lagi.

Setelah selesai Lea kembali berdiri tangannya yang hendak menyentuh gagang pintu tiba-tiba terhenti. Samar samar ia mendengar pembicaraan didalam. Lea mengurungkan niatnya untuk membuka pintu memilih mendekatkan telinga ke pintu.

Di dalam sana.

Farhan menatap Asraf penuh tanda tanya."yang waktu itu saya lihat beneran Agasta Pratama Viduga, bukan?"

"Apa maksud kamu, Farhan? Saya tidak mengerti?" Elak Asraf.

"Kenapa dengan anak itu? Jangan berbohong katakan saja yang sejujurnya ada urusan apa dia ketemu kamu waktu itu."

Asraf tetap tidak menjawab.

"Kenapa diam? Atau kamu memang menyembunyikan sesuatu, hah?"

"Putra keluarga Viduga itu... Dia,"

"Dia kenapa?" Desak Farhan.

Lelaki itu menghela nafasnya sebelum akhirnya menatap sahabatnya itu.

"Dia... Mengidap kanker otak." Ungkap Asraf.

Apa?

Tubuh Farhan membeku di tempat.

"Yang kamu lihat waktu itu Agasta tengah melakukan pengecekan kesehatannya yang kian menurun." Asraf membenarkan jika yang dilihat oleh Farhan adalah Agasta.

MY UNIVERS. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang