BAGIAN 44. KEADAAN AGASTA

305 22 3
                                    


~HAPPY READING~

Author pov.

Sesi yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, anak anak terlihat sangat antusias berbaris rapi menunggu giliran mengambil hadiah yang sudah anggota Blacksky siapkan untuk mereka. Dalam rangka ini Agasta tidak ikut berpartisipasi dia memilih untuk melihatnya. Cowok itu sengaja berdiri sedikit berjarak.

Terlebih lagi saat ia menemukan Lea. Gadis itu asik bermain ayunan dengan balita perempuan kecil usia dua tahun di pangkuan nya. Sesekali Lea menggendong gemas anak itu sambil mengajaknya berbicara dan tertawa. Selain penyayang binatang ternyata perempuan itu juga menyukai anak kecil. Kemudian ia beralih memperhatikan para sahabat dan anggota lainnya. Senyum dan canda tawa tak berhenti terdengar ditelinga di tambah kali ini Blacksky hadir lengkap.

Namun pada saat yang sama pula mendadak kepalanya dilanda nyeri.

Deg!

Raut wajahnya mulai terlihat menegang menahan diri. Rasa sakit itu semakin membuat kepalanya berdenyut kencang.

"Jangan disini, Ga." Batinnya mulai merasa kesakitan.

Merasa tidak ada yang memperhatikan kakinya melangkah mundur keluar dari keramaian. Ia berjalan cepat menuju toilet yang syukurnya sedikit berjarak dari tempat berkumpul.

Agasta hanya merasa tanpa sadar jika Dion dan Fathur menyadari gelagat anehnya. Kepergian Agasta langsung di ikuti kedua cowok itu.

"Sial, dia kambuh." Gumam Dion.

Sesampai di toilet.

Bruk!

"Shit!" Umpat Agasta saat tubuhnya hilang keseimbangan dan terjatuh.

Agasta berdesis. Dia memegangi bagian kepalanya yang kian terasa menusuk. Agasta sesekali memejamkan mata untuk menahan. Sungguh rasa sakitnya luar biasa hebat, cowok itu melemah tak sanggup.

Cairan merah segar tiba-tiba keluar dari hidungnya. Dengan sisa kekuatan yang ada ia mencoba bangkit menarik tisu untuk menghapus namun darahnya tak kunjung berhenti mengalir dan itu membuat Agasta sangat kesusahan. Tangan kekar itu bahkan sampai bergetar tak mampu dibasahi darahnya sendiri.

Sementara dua orang yang kini sudah berada di depan pintu toilet menjadi panik dan khawatir. Fathur terus memanggil Agasta seraya memutar-mutar gagang pintu yang terkunci dari dalam.

"Ga, Lo nggak apa-apa?! Jawab gue, Aga!" panggil Fathur Menggedor-ngedor pintu.

"Agasta! Lo mau bikin kita khawatir hah?! Buka, anjirr!!" Dion merasa jika sahabatnya itu sedang dalam keadaan tidak baik-baik.

Fathur berdecak, kemudian menghubungi Calvin untuk mengecek sesuatu.

"Lo pada kemana, njirr? Acara belum kelar."

"Agasta kambuh, Vin. Tolong cek isi ranselnya Aga dalam mobil, cepat gue tunggu di toilet koridor belakang tapi ingat jangan ada yang tahu lo kesini khususnya Lea." Ujar Fathur mengingatkan tak mau jika gadis itu tahu apalagi melihat keadaan Agasta seperti ini.

"Oke, gue bergerak sekarang."

Detik selanjutnya pintu toilet terbuka.

Deg!

Fathur dan Dion membeku.

Agasta keluar.

Iya, lelaki itu keluar. Terlihat wajahnya berubah pucat pasi bahkan berdiri di hadapan mereka saja bisa terbaca jelas Agasta tengah menahan kesakitannya.

MY UNIVERS. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang