[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA]
Lea zatta alanty siswi pindahan yang baru beberapa bulan menapaki SMA merahputih. Cantik, suka permen, mudah bergaul itulah lea. Namun dipertemukan dengan Agasta pratama viduga ketua geng blacksky. Dialah aga laki laki...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Author pov.
"Selamat ulang tahun, Lea Zatta Alanty."
Lea tertegun lama, sampai tak sadar laki-laki itu kini berhenti tepat di hadapannya. Ia menurunkan ponsel yang semula berada di telinga begitu pun demikian yang dilakukan Agasta.
Netra perempuan itu terus menatap cowok yang memiliki nama besar di kalangan para remaja ibukota tersebut.
"Ada banyak doa yang gue langitkan hari ini dan lo salah satu dari doa gue, Lea. Harap-harap Tuhan masih bersedia mengabulkan doa doa gue." Ujar Agasta sembari tersenyum.
Cowok yang berdiri dengan kedua tangan berada di dalam kantong hoodie itu lantas merendahkan sedikit punggungnya. Ia menatap lekat pemilik netra yang selama ini menjadi tempat-nya berteduh.
"Selamat atas bertambah usianya, kesayangan."
"Semoga bahagia terus menyerta, semoga semesta senantiasa berpihak pada perempuan cantik milik ketua Blacksky ini." Lanjut cowok itu mengangkat sebelah tangannya mengusap lembut kepala Lea.
Sedangkan Lea. Gadis itu masih diam, ia memilih untuk mendengar lebih lama suara berat sang kekasih.
"Sayang," Panggil Agasta kini menautkan jemarinya pada jemari Lea.
"Apa?" Tanya Lea.
"Ada sesuatu yang mau gue kasih buat lo tapi ada di mobil." Ungkapnya.
Kening gadis itu mengernyit."sesuatu apa?"
Agasta terkekeh melihatnya.
"Kita nyebrang dulu, ya." Kata cowok itu yang membuat Lea pasrah mengikuti langkah besarnya.
Saat sampai di depan mobil dia menyuruh Lea untuk membuka sendiri pintu mobil. Sementara Agasta mengamatinya di belakang.
Hal pertama yang Lea dapati di dalam sana ialah sebuah buket bunga berukuran besar. Buket bunga mawar putih kesukaannya. Ini menjadi kali kedua laki-laki itu memberinya mawar putih.
"Gue tahu lo suka mawar putih makanya gue beli-- sama kayak almarhumah mama gue yang juga penyuka mawr putih." Lanjut Agasta dalam hati.
Lea menunduk menatap bunga kesukaannya itu namun di detik yang sama pula perempuan itu meneteskan air mata. Padahal Lea sudah sangat berusaha untuk tidak menangis di hadapan Agasta akan tetapi lagi-lagi dirinya gagal. Mengingat kembali jika keadaan cowok itu sudah tak lagi sama seketika dadanya terasa sesak. Sungguh sangat menyesakkan.
