BAGIAN 51 . PERTAHANAN YANG LEMAH.

162 10 12
                                    

~HAPPY READING~

Author pov.

Deg!

Agasta tertegun sebentar, perlahan melepaskan pelukannya dan menatap Lea terkejut. Mulut laki-laki itu membisu serta tubuh yang ikut membeku tak percaya dengan apa yang ia dengar.

"Lo .... Sudah tahu?" Tanya Agasta terkejut.

Seraya menggenggam tangannya kepala cewek itu mengangguk pelan membuat jantung Agasta terasa berhenti berpacu mendadak. Apa yang harus ia katakan pada Lea sekarang? Ia tidak menyangka jika hari ini benar-benar datang, Lea mengetahui semuanya. Agasta sedikit menunduk sungguh dirinya belum sanggup menghadapi kenyataan ini.

"Maaf, Lea..." Agasta tak berani menatap Lea. Rasa bersalah pada perempuan itu menyergap.

"Aku gak pernah tahu gimana setiap waktu dan setiap detik yang kamu lewatin dibelakang aku. Sesakit apa yang kamu tahan, selelah apa yang kamu rasa... Aku enggak tahu,"

Suara Lea terdengar bergetar sementara Agasta mengigit bibir bawahnya kuat-kuat menahan rasa sesak di dada.

"Kamu masih anggap aku rumah kan, Kak?"

Dengan cepat Agasta mengangguk.

"Lo selalu jadi tempat pulang ternyaman buat gue Lea." Balas Agasta tanpa ragu-ragu.

"Are you oke?" Pertanyaan itu spontan keluar dari mulut Lea.

Gadis itu berusaha tersenyum saat Agasta menatapnya. Lea memejamkan mata disaat tangan Agasta terulur mengusap linangan air matanya.

"Selama lo masih genggam tangan gue dan Separah apapun luka yang semesta kasih selama lo ada gue bakalan baik baik aja."

"Aku selalu sama kamu, kak. Berdamai dengan keadaan memang tidak mudah jadi di saat kamu terluka dan merasa kecewa kamu bisa cerita ke aku jangan dipendam sendiri. Jadikan aku teman berbagi keluh kesahmu, peluk aku jika itu bisa membuat kamu tenang. I'm here for you." Ujar gadis itu terus mengelus kepalanya dengan lembut.

"Hug me, Lea." Pinta Agasta pada Lea. Laki-laki itu seperti anak kecil yang sedang meminta pelukan pada sang ibu.

Pertahanan yang sedari tadi ia tahan mati-matian akhirnya meluruh dalam dekapan perempuan kesayangannya. Tangan Lea mengusap punggung Agasta untuk menenangkannya. Ini kali pertamanya ia melihat sisi rapuh dari ketua besar Blacksky yang tidak pernah di ketahui oleh banyak orang.

Peran topengnya terlalu bagus bermain sehingga banyak orang yang berhasil tertipu olehnya.

"Gue bersyukur Tuhan masih berbaik hati menghadirkan lo dalam cerita hidup gue, Lea Zatta Alanty."

****
Agasta beruntung membawa mobil saat mencari Lea tadi sebab sampai hari sudah gelap pun hujan belum kunjung berhenti.

Sebelah tangan cowok sibuk menyetir sedangkan sebelahnya lagi menggenggam tangan mungil Lea. Gadis itu tertidur dengan jaket kebesaran Agasta yang menutupi tubuh kecilnya. Mobil yang dikendarainya kini berhenti di depan rumah Lea. Sejenak ia memandangi wajah gadis itu ada rasa tidak tega menganggu tidurnya. Namun Kiara dan Farhan pasti sangat khawatir didalam sana menunggu Lea pulang.

Dia mengelus pipi Lea untuk membangunkan gadis itu. "Sayang, udah sampai dirumah."

Lea menggeliat kecil dalam tidurnya. Perlahan membuka mata saat merasakan sesuatu menyentuh pipinya.

"Maaf aku ketiduran." Katanya sambil mengucek matanya.

Agasta terkekeh seraya merapikan sedikit rambut gadis itu yang berantakan. Lalu menyodorkan payung kearahnya.

MY UNIVERS. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang