~HAPPY READING~
Author pov.
Flashback.
"Lo apain anak SMANTRA itu? JAWAB BANGSAT!"
Wira mengeraskan rahangnya, cowok itu menendang kursi kayu hingga hancur melampiaskan emosi nya kepada Rama malam ini.
"Gue hilang kendali, Wira. Niatnya gue cuman kasih peringatan sama tuh orang karena ngehina Pionix tapi dia terus-menerus mancing amarah gue." Ujar Rama. Cowok itu semakin dirundung rasa cemas jika murid SMANTRA itu akan melaporkan kasus ini ke pihak berwajib. Rama tidak mau masuk penjara, toh bukan dia yang mulai duluan.
Awal mula itu terjadi sebelum Rama menuju ke markas, dia sempat bertemu dan berpapasan dengan anak-anak dari SMANTRA dijalan. Salah seorang diantaranya mulai melempar ucapan-ucapan yang merendahkan keberadaan geng Pionix. Tentu saja Rama tidak terima dengan itu. Hingga terjadilah baku hantam antara satu lawan tiga. Namun sialnya ia malah lepas kendali dan membacok bahu salah satunya menggunakan celurit yang entah punya siapa terletak bebas di sana. Mungkin senjata tajam itu milik anak-anak yang melakukan tawuran kemarin. Fyi, jalan tersebut memang sering kali dijadikan tempat tawuran antar pelajar. Maka lumrah saja jikalau barang itu tertinggal atau sengaja dibuang ditempat.
"Bodoh! Lo gak mikir kalau tuh anak mati. Lo bisa dipolisikan karena udah bunuh orang! Ngerti nggak lo, hah!" Sentak Wira.
"Terus sekarang gue harus gimana? Gue nggak mau masuk penjara, Wira. Bantu gue." Rama terus memohon bantuan pada sang ketua.
Seketika ide licik melintas dari benaknya. Wira menatap lelaki yang sedari tadi diam menikmati hisapan rokok.
"Kavian," Panggil Wira.
"Apa?" Jawab Kavian tanpa melihat kearahnya.
"Alihin kasus ini ke Blacksky."
"Maksud lo?"
"Gue tahu lo nggak bego, kav. Tinggalkan jejak sesuatu apapun itu di TKP tentang Blacksky. Karena gue yakin besok polisi pasti akan ada disana dan sebelum itu terjadi kita harus beresin semua."
Sebenarnya ia sangat malas mengurus hal perkara Rama dan siswa SMANTRA itu namun jika mengingat kembali ini akan menguntungkan buatnya. Dengan begini Blacksky akan terkena masalah besar dan tentunya Agasta juga akan terseret kasus hukum.
Kavian berdecak lalu mengeluarkan ponsel menghubungi seseorang yang sudah menjadi tangan kanannya. Tentu cowok itu tidak mau mengotori tangannya dengan kasus kriminal. Seseorang diseberang sana yang akan menyelesaikan masalah ini untuknya.
"Letakkan jaket Blacksky saya dilokasi yang sudah saya kirim. Dan ingat, pantau situasi sebelum lo beraksi." Ucap Kavian yang langsung dipahami oleh bawahannya itu.
"Sekarang lo bisa aman tapi gue gak jamin kalau Blacksky bakalan ngamuk setelah ini. Gue tahu persis mereka." Sambungnya sembari menatap ke arah Gama.
"Jaketnya masih lo simpan?" Tanya Wira.
Tatapan tajam Kavian beralih pada ketua Pionix di depan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY UNIVERS.
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Lea zatta alanty siswi pindahan yang baru beberapa bulan menapaki SMA merahputih. Cantik, suka permen, mudah bergaul itulah lea. Namun dipertemukan dengan Agasta pratama viduga ketua geng blacksky. Dialah aga laki laki...