BAGIAN 39. BALIKAN.

741 16 0
                                    

assalamualaikum semua!

WELCOME MY STORY READERS(^_-)

UDAH SIAP?

LET'S GO GAYS😘

~HAPPY READING~

Author pov.

"jangan nangis, nanti mata cantik gadis gue bengkak" Agasta mengelus kepala Lea pelan.

Lea seakan tidak peduli, gadis itu malah semakin menangis dalam dekapan Agasta. Tangisan yang Lea tunjukkan ialah bentuk rasa yang selama ini selalu ia pendam. Hatinya serasa sangat lega walaupun setelah ini Lea akan sangat malu. Sementara hal lain tengah memergoti hati sosok laki laki itu. Mendengar penuturan Lea tadi membuat Agasta merasa senang.

Diam diam Agasta tersenyum ternyata ia tidak jatuh sendirian, melainkan mereka sama sama jatuh dalam hal yang sebelumnya tidak pernah mereka berdua duga.

"kak Aga, " panggil Lea masih dalam pelukan Agasta, kepalanya sedikit mendonggak menatap Agasta."gue mau pulang nanti bunda khawatir." kata gadis itu.

Agasta tersenyum simpul melepas pelukannya lalu menatap mata Lea yang sudah sembab serta hidung yang memerah sebab terus menangis. Tangan Agasta mengacak rambut gadis itu gemas, "ayo," balas Agasta membuat Lea menunduk malu.

Entah apa yang merasuki Lea tadi hingga dengan begitu berani cewek itu mengungkap hal yang membuatnya sekarang menjadi gugup dan malu untuk menatap laki laki di depannya.

Agasta dan Lea kembali masuk ke dalam mobil. Agasta segera memutar stir mobilnya keluar dari area laut. Selama perjalanan kedua manusia itu hanya diam dengan perasaan yang entah harus di deskripsikan seperti apa.

Tak berselang lama, mobil Agasta tiba di depan rumah Lea. Tepat waktu sesuai dengan izin yang ia minta pada bundanya gadis itu. Lea melepaskan seltbet seraya mengucapkan terima kasih dan keluar dari dalam mobil laki laki itu.

"Lea tunggu, "Lea yang sudah berada di luar mobil berbalik, menatap Agasta yang ikut keluar dari mobil berjalan ke arahnya.

"kenapa?" Lea mengernyit.

Untuk seperkian detik mereka hanya mengadu pandangan satu sama lain, hingga cowok itu berkata, "maaf, Lea. Maaf kemarin biarin lo lewatin semuanya sendiri." ucap Agasta.

"gak pa pa, kalau gitu gue masuk duluan kak Aga juga harus balik pulang" ujar Lea kepada laki laki itu.

saat Lea kembali berbalik untuk masuk ke rumah Agasta dengan cepat meraih pergelangan Lea menahannya untuk tidak pergi dulu.

Kepala gadis itu merunduk melihat tangannya yang di genggam Agasta lalu mendonggak menatap cowok yang lebih tinggi darinya itu. Agasta menarik nafas dan menghembuskan perlahan kemudian yang dilakukan Agasta selanjutnya berhasil membuat Lea terdiam kaku. Cowok itu tanpa basa basi langsung mencondongkan tubuhnya kearah Lea. Menatap dekat netra gadis itu yang masih terlihat sedikit sembam.

Bola mata cantik itu masih sama seperti waktu pertama kali ia lihat saat perempuan itu mengobati lukanya.

"Lea Zatta Alanty, " jantung gadis itu langsung berdegup kencang mendengar suara berat milik Agasta menyebutkan nama lengkapnya.

"want to be my girlfriend?"

Lea menatap dalam manik Agasta mencari sebuah ketulusan atas yang terucapkan. "kak Aga serius?"

"apa gue terlihat sedang bercanda? gue gak pernah main main dengan perkataan gue, Lea."tegas Agasta serius.

Diam.

Gadis itu masih diam mulutnya terasa keluh untuk menjawab.
Lea senang, dia bahkan sangat senang namun di sisi lain dia juga merasa bingung dan takut. Takut jika sesuatu yang buruk akan terjadi diantara mereka atau bisa saja salah satunya. Otak dan hatinya bersamaan tengah dilanda kebingungan harus bagaimana.

Agasta melihat keterdiaman Lea, "lo gak mau ya?" tanya Agasta.

"mau, " jawab Lea cepat.

Tapi bagaimana nasib mereka ke depannya? Bagaimana hari hari yang akan terjalani setelah ini?apakah akan baik baik saja? Otak Lea terus bergulir pada ucapan Wira waktu itu.

"terus kenapa diem?" tanya cowok itu lagi.

Lea menunduk lesu. "gue cuman takut.... Takut Wira bakal—"

"bakal bunuh gue." potong Agasta.

Cewek itu kembali mendonggak menatap laki laki di hadapannya itu.

"itu emang rencana dia dari awal bahkan mungkin sebelum gue jadi mayat di depan mata dia, Wira gak bakal berhenti incar siapapun yang jadi kelemahan gue." ujar Agasta sembari terkekeh samar.

"kak Aga.... " matanya terasa menguap.

Agasta mendekat sambil tersenyum menyeka air mata yang melinangi pipi gadisnya."jangan nangis terus, pacar lo ini masih bisa tumbangin lawan kaya Wira" ucap laki laki itu.

"pacar? Emang aku udah jawab mau sama kak Aga?"tanya Lea pura pura lupa.

"kasian banget mana masih muda tapi udah pikun" saut Agasta.

"iiihhh kak Aga aku gak pikun, tadi itu cuman canda doang" jawab Lea sedikit kesal.

Agasta tertawa melihat respon yang ditunjukkan Lea. Tangan Agasta terulur menyalipkan sebagian rambut gadis itu kebelakang telinga.

"jangan takut, Lea. Gue akan berusaha semampu gue buat ngejaga dan lindungin lo dari mereka" kata Agasta mengelus kepala Lea pelan.

Lea tersenyum dan menggangguk "eum,"

Lea menggapai tangan hangat cowok itu menurunkannya pelan dari kepalanya."cepat pulang jangan kemaleman di jalan."

Lama Agasta menatap wajah Lea, sebelum akhirnya cowok itu mengangguk dan berpamitan untuk pulang.

"Kita akan mulai dan melewati semuanya bersama sama" gumam Lea menatap mobil Agasta perlahan menghilang dari pandangan.

****

Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Farhan melepaskan jas putih rumah sakit lalu mengantungkannya sebelum keluar menutup pintu ruangan kerjanya. Langkahnya perlahan berjalan menyusuri lorong lorong rumah sakit yang sepi menuju tempat parkir. Sesekali matanya melirik ruang inap pasien yang sudah beristirahat lelap. Melihat hal tersebut membuat Farhan tersenyum, dia merasa senang bisa membantu mereka semua.

Namun di saat yang sama pula pandangan nya tidak sengaja melihat ke arah seseorang yang keluar dari sebuah ruangan yang sangat ia kenali siapa pemiliknya. Tunggu, sepertinya Farhan mengenal pemuda itu. Lalu kemudian Farhan mendapati sosok lain yang juga ikut keluar.

"kenapa dia ada disini? ada keperluan apa menemui Asraf malam begini?" gumam Farhan bertanya tanya.

Farhan menatap laki laki itu yang sudah melangkah jauh kemudian berjalan mendekati Asraf.

"anak itu kenapa?" tanya Farhan ketika sampai di depan Asraf yang masih berdiri membelakanginya.

Sontak dokter Asraf berbalik. "farhan?"

"ka-kamu masih disini?" tanya dokter Asraf mendadak gagap.

"anak itu kenapa?" Farhan mengulang pertanyaan nya.

"hah? Gak pa pa. Kamu mau pulang kan? Saya juga mau pulang, ayo" ajak nya mengalihkan pembicaraan.

Farhan menatap heran kearah Asraf. Pasalnya sikap Asraf sangat aneh dan menimbulkan rasa curiga apa Asraf menyembunyikan sesuatu darinya?.

****

To be continue...

GIMANA PART INI?

JANGAN LUPA SPAM VOTE&KOMEN YA GAYS.

SEE YOU NEXT CHAP SEMUANYA☃️

MY UNIVERS. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang