BAGIAN 20

840 73 18
                                    

🌻Happy Reading🌻

•••••

SORE HARI yang terasa berbeda bersamanya.

Duduk beralaskan rumput hijau sembari memeluk kedua lutut, pandangan keduanya mengarah pada danau buatan yang airnya terlihat tenang. Waktu sudah berlalu hampir lima menit, namun keduanya masih betah membisu.

Di perjalanan saat mencari rumah makan terdekat, tiba-tiba saja Khanza memintanya berhenti begitu melihat hamparan danau yang mereka lewati. Tidak ingin menolak permintaan sang gadis, Khaizar menepikan mobilnya lalu memutuskan untuk tetap memesan makanan via aplikasi. Beruntung danau itu tak jauh dari tempat Areez tinggal, Khaizar memintanya untuk turut serta menemani dan saat ini pemuda itu tengah memperhatikan keduanya dari jarak yang tak begitu jauh sembari memakan sepiring somay yang sengaja Khaizar pesan, agar dia bisa duduk dengan tenang.

Menatap sekilas kearah gadis yang kini tengah fokus menatap danau dihadapan nya, Khaizar tersenyum sembari membuka satu box berisi makanan lalu menyodorkan nya pada Khanza.

“Makan dulu, selagi hangat.”  Ucap Khaizar.

Khanza menoleh, lantas tersenyum tipis begitu mengetahui isi box makanan yang Khaizar sodorkan. Nasi dan lele goreng lengkap dengan sambal, makanan favorit mereka saat masih duduk di bangku SMA.  Makanan yang selalu Khaizar jadikan andalan untuk bisa berbaikan dengan nya, saat mereka sedang berselisih paham.

“Kamu curang!”

Mendengar itu, Khaizar mengerutkan dahinya. Sama sekali tidak mengerti maksud ucapan Khanza.

“Maksudmu bagaimana?” Tanya Khaizar.

“Apa tidak ada cara lain untuk mengalahkan ku?” Khanza balik bertanya.

Dahi Khaizar semakin berkerut. “Mengalahkan mu?”

“Iya, kamu sengaja mengalahkan ku dengan memberiku makanan ini, bukan? Kamu tahu benar, dari dulu aku selalu kalah setiap kali kamu memberiku Nasi dan lele goreng. Dasar curang!” Ucap Khanza, cemberut.

Mendengar itu tawa Khaizar berderai.

“Maaf, tapi sepertinya ini masih menjadi satu-satunya senjata andalan ku untuk menebus maaf mu. Jadi, apa aku dimaafkan?” Tanya Khaizar, setelah tawanya mereda.

Menghela nafas panjang, Khanza mengangguk. Gadis itu tidak mau berlama-lama membiarkan amarah dan kekecewaan terus menguasai hatinya, juga tidak mau mengulik alasan dibalik ucapan Khaizar hari itu. Dengan Khaizar yang sudah berusaha meminta maaf, baginya sudah lebih dari cukup.

“Hmm, ku maafkan.”

Khaizar tersenyum. “Alhamdulillah, terimakasih Khanza.”

Keduanya sama-sama tersenyum. Sejenak suasana kembali hening, namun tidak dengan suasana sekeliling. Hari libur seperti ini, tepi danau menjadi destinasi yang ramai dikunjungi orang untuk sekedar bersantai dengan keluarga.

“Makanlah, habiskan.” Ucap Khaizar, kembali menyodorkan box yang sedari tadi sudah terbuka, pada Khanza.

“Terimakasih.” Ucap Khanza. “Kamu tidak makan?” Tanya nya.

Cinta sebening Air (END) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang