BAGIAN 32

627 65 9
                                    

🌻Happy Reading🌻

••••

BINAR bahagia terpancar jelas di matanya, saat membuka paperbag berwarna merah muda yang Khaizar berikan. Di dalamnya ada dua set gamis beserta hijab dengan warna yang berbeda. Namun, yang paling membuat Khanza penasaran adalah isi dari selembar kertas yang terselip di antara dua set gamis itu.

Masih dengan senyum yang merekah, Khanza perlahan membuka lipatan kertas putih itu, membacanya dengan perasaan yang berdebar-debar.

Assalamualaikum..

Khanza Rumi Abdullah, semoga kasih sayang Allah selalu membersamai setiap langkahmu.

Sebelumnya, maafkan aku yang tidak pandai merangkai kata. Sebab ternyata sulit sekali, Khanza. Tapi suatu hari nanti pasti akan ku coba, dan kamu menjadi satu-satunya wanita yang akan tersipu-sipu mendengarnya. :D

InsyaAllah..

Ah, iya. Ku berikan dua set gamis lengkap dengan hijabnya. Gamisnya memang sederhana, tapi aku yakin jika yang memakainya adalah kamu, gamis itu akan terlihat luar biasa indahnya.

Aku berharap kamu menyukainya.  Jangan lupa di pakai ya? Akan sangat membahagiakan rasanya, melihat kamu menutup aurat dengan gamis yang kubelikan dari hasil keringatku sendiri..

Baiklah, itu saja dulu. Semoga kamu berkenan.

Assalamualaikum..

Tertanda, Khaizar Rafif Arkana.

Khanza terkekeh pelan usai membaca surat yang Khaizar selipkan di antara hadiah pemberiannya. Ternyata, Khaizar masih sama, dia sederhana dan apa adanya. Sikap itu pula yang membuat Khanza semakin yakin atas pilihannya.

Meraih ponsel yang ia letakkan di atas nakas, gadis itu mulai membuka aplikasi berwarna hijau. Ia hendak mengirim chat pada Khaizar, sekedar mengucapkan terimakasih atas pemberiannya.

[Assalamualaikum, Khaizar. Sudah sampai rumah, kah? Aku hanya mau mengucapkan terimakasih untuk hadiahnya. Gamisnya bagus, aku suka. Sekali lagi terimakasih, ya?]

Send

Menghela napasnya pelan, gadis itu lantas meletakkan kembali ponselnya di atas nakas. Namun, belum sampai dua menit ponsel nya bergetar. Melihat kembali ponselnya, Khanza tersenyum saat nama Khaizar tertera di layar notifikasi.

Khaizar

[Waalaikumsalam, Khanza. Aku sudah sampai di rumah. Sama-sama, Alhamdulillah kalau kamu suka :)]

****

[Waalaikumsalam, Khanza. Aku sudah sampai di rumah. Sama-sama, Alhamdulillah kalau kamu suka :) ]

Read

Pemuda yang saat ini tengah berbaring di atas ranjang itu tersenyum. Sebenarnya tadi, Khaizar memang berniat mengirim chat pada Khanza. Namun, baru saja hendak mengetik ternyata gadis itu sudah lebih dulu mengiriminya pesan.

Tidak ingin larut dalam perasaan semu yang menghanyutkan. Khaizar sengaja tak membalas chat Khanza terlalu panjang. Sebab, gadis itu pun melakukan hal yang sama. Mereka hanya ingin menjaga. Menjaga agar perasaan yang ada tak melebihi batasannya, meski mungkin penjagaan itu tak sesempurna yang di ajarkan.

Cinta sebening Air (END) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang