BAGIAN 36

741 70 9
                                    

Part ini mungkin akan lebih panjang ^_^
Jadi.... Semoga teman-teman gak bosen bacanya ya!

••••

🌻Happy Reading🌻

••••

WAKTU yang dirasa tepat.

Tersenyum saat salah satu bawahannya memberi kabar bahwa pencariannya menemukan titik terang. Arkana bergegas keluar dari kamarnya.

Ini adalah kabar yang beberapa bulan terakhir ia tunggu-tunggu. Seseorang yang telah lama pergi kini telah ia temui jejaknya lagi. Dengan langkah panjang Arkana berjalan menuju kamar putranya, Khaizar.

Ceklek!

"Assalamualaikum," Ucapnya, membuka pintu dengan gerakan cepat.

Khaizar tersentak. Pemuda itu baru saja selesai bersiap saat sang Papa tiba-tiba saja membuka pintu kamarnya tanpa mengetuk.

"Waalaikumsalam," Jawab Khaizar, pelan.

Melihat sang Papa yang hanya berdiam diri di depan pintu kamar sambil terus menatapnya, Khaizar tersenyum.

"Ada apa, Pa?" Tanya Khaizar, berjalan mendekat ke arah sang Papa.

Alih-alih menjawab, Arkana malah memeluk erat putra kesayangannya. Putra yang selama bertahun-tahun ini ia perlakukan layaknya burung dalam sangkar. Hari ini, mungkin sudah saatnya Arkana membiarkan Khaizar terbang bebas mencari kebahagiaannya sendiri.

Melepas pelukannya, Arkana sekali lagi menatap wajah Khaizar lekat-lekat.

"Kamu tetap anak Papa, dan akan selalu seperti itu. Jangan pergi jauh dari Papa, ya?" Ucapnya, dengan suara bergetar.

"Papa kenapa, sih? Khai, tidak akan pergi kemana-mana, Pa." Sahut Khaizar. Sama sekali tidak mengerti maksud ucapan sang Papa. Memangnya dia mau kemana? Dan, tentu saja dia ini anaknya 'kan? Lalu kenapa Papanya bicara seolah ia akan pergi jauh.

"Sebenarnya ada apa, Pa? Kenapa Papa bicara seolah Khai akan pergi jauh dari Papa?" Tanya Khaizar.

Arkana menggeleng pelan. "Tidak, tidak ada apa-apa. Ah, iya, hari ini kamu tidak usah pergi ke kantor." Ucap Arkana.

"Lho, memangnya kenapa, Pa?"

"Papa ingin kamu menemani Papa bertemu seseorang hari ini." Jawab Arkana.

"Papa ingin menemui siapa?"

Menepuk pelan pundak putranya, Arkana kemudian tersenyum. "Nanti kamu akan tau sendiri. Bagaimana, mau ya?" Pinta Arkana.

Diam sejenak, Khaizar kemudian mengangguk. "Baiklah, Khai temani. Mau bertemu kapan, Pa?" Tanya Khaizar.

"Sekarang,"

"Sekarang? Tapi ini masih pagi, Pa."

"Tidak apa-apa, lebih cepat lebih baik." Ucap Arkana.

Menghela napasnya pelan, Khaizar hanya bisa mengangguk. Tidak biasanya seperti ini, Papanya terlihat semangat sekali untuk bertemu seseorang.

Cinta sebening Air (END) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang