🌻Happy Reading🌻
•••••
11:30
SELALU ada alasan yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu. seperti kata pepatah yang mengatakan, tidak ada asap jika tidak ada api. Itu membuktikan bahwa segala sesuatu yang terjadi pasti memiliki alasan.
Dengan tatapan yang kosong, ia memandang ke luar jendela, lelaki paruh baya itu menyeka air mata yang mengalir di pipi nya yang mulai mengeriput. Ingatan tentang hal yang paling menyakitkan itu kembali berputar di kepalanya.
Flashback On
Pekatnya malam semakin terasa mencekam saat hujan turun begitu deras, disertai suara guntur yang bergemuruh.
Di dalam kamar yang bernuansa putih itu, seorang perempuan bersimpuh di bawah kaki seorang lelaki dengan tangis yang menggerung. Bibirnya tak henti memohon ampun atas dosa besar yang telah ia lakukan. Sementara sang lelaki, hanya mampu terdiam dengan tangan yang mengepal. Habis sudah kesabaran nya, runtuh sudah kepercayaan nya setelah melihat sendiri apa yang telah perempuan nya lakukan di belakang nya.
“Sudah berapa lama?” tanya sang lelaki, dingin.
Perempuan itu mendongak. “Sejak awal pernikahan kita.” jawabnya, berderai air mata.
Tawa sumbang terdengar, lelaki itu menggelengkan kepala. Merasa tak percaya dengan jawaban yang baru saja ia dengar dari mulut perempuan nya. Selama ini, ia telah di curangi. Kesetiaan yang ia beri telah di nodai.
“Kenapa?”
Perempuan itu tak menjawab, ia tercekat.
“Kenapa kamu tega melakukan nya?! Apa salahku padamu?!” Tanya sang lelaki berteriak, dadanya terasa begitu sesak.
“Maaf,”
“Kurang apa aku? Dosa apa aku padamu? Apa rasa cinta dan kasih sayang yang ku berikan selama ini masih kurang di matamu? Sehingga kamu masih harus mencari kasih sayang dari lelaki lain? Tidak hanya aku, tidak hanya hatiku, bahkan perusahaan ku ikut hancur karena perbuatan mu!”Lelaki itu berteriak, namun ada getar dalam suaranya. Getar yang menandakan hatinya yang rapuh.
Suara isakan perempuan itu semakin terdengar keras.
“Sekarang jawab pertanyaanku. Apakah anak itu juga adalah hasil dari perbuatan mu dengan lelaki itu?!” Tanya nya.
“Tidak, dia anak kita. Percayalah.” jawab sang perempuan.
“Bagaimana bisa aku percaya pada perempuan yang bahkan selama ini tega mencurangi ku?” Ucapnya, menitikan air mata.
Perempuan itu menggeleng keras, ia mengaku berdosa, ia mengaku bersalah, ia memang pantas mendapatkan nya. Semua kehancuran ini berawal dari kebodohan nya.
Flashback Off
Bibirnya tersenyum getir, mengingat hari paling menyakitkan beberapa tahun yang lalu. Tidak ada yang mengetahui bagaimana rasanya menahan perih selama bertahun-tahun, berusaha melupakan apa yang sudah terjadi bukanlah perkara yang mudah dilakukan.
![](https://img.wattpad.com/cover/318259302-288-k462222.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta sebening Air (END) ✔️
General Fiction"Biarlah air mengalir. Biarlah angin mendingin. Biarlah cinta di dada. Demikian pula kita, biarlah seperti yang seharusnya." •••••• Khanza Rumi Abdullah Kecintaan nya pada air tak pernah berubah. Sejak ia kecil hingga beranjak dewasa. Gadis itu teta...