🌻Happy Reading🌻
•••••
“Sayangnya, gadis yang ingin ku nikahi sudah lebih dulu nenerima pinangan orang.”
______
JAWABAN yang Khaizar berikan, benar-benar sudah mengusik hatinya. Membuat rasa keingin tahuan nya akan perasaan pemuda itu semakin tak terkendali. Ingin bertanya tetapi ada malu yang masih tergenggam, lagipula untuk apa bertanya kalau akhirnya malah akan menambah kadar kekecewaan dalam hati.
Khanza memilih untuk tak bertanya apapun lagi, jawaban Khaizar sudah cukup untuk menjawab semua pertanyaan yang tersimpan di hatinya selama beberapa tahun belakangan ini. Ternyata benar, selama ini hanya dia lah yang memiliki rasa sedangkan Khaizar tidak.
“Za, kok melamun?”
Pertanyaan Areez berhasil menyadarkan Khanza yang sejak tadi sibuk memandang keluar jendela dengan tatapan kosongnya.
Khanza tersenyum. “Tidak, ada apa?”
“Kita sudah sampai, mari turun.” Bukan Areez yang menjawab, tetapi Khaizar.
“Benarkah? Cepat sekali.” Ucap Khanza, menghela nafas.
Mendengar itu, Areez sontak terkekeh. “Waktu setengah jam memang terbilang cepat untuk dua orang yang sedang di mabuk rindu.” Gurau nya.
Khaizar mendelik tajam. “Jangan aneh-aneh!” Bisiknya.
Sementara Khanza, gadis itu memilih diam tak menanggapi.
“Ya sudah, mari turun. Kami boleh mampir ke toko mu kan?” Tanya Areez.
“Tentu, mari.” Jawab Khanza, lantas bergegas keluar dari mobil.
Areez dan Khaizar mengangguk, lalu ikut bergegas keluar dari mobil. Mengedarkan pandangan ke sekeliling, Khaizar tersenyum melihat banyak nya kendaraan roda dua yang terparkir di halaman toko. Hari ini nampak nya Khan's Cake sedang ramai pelanggan.
Ting
Khanza lebih dulu membuka pintu masuk. “Assalamualaikum.” Ucapnya, memberi salam.
Melihat kedatangan Khanza bersama dua orang pemuda, membuat atensi pemuda yang tengah sibuk memajang donat dalam etalase itu teralihkan sejenak. Berjalan kearah Khanza, Anas mengerutkan keningnya.
“Waalaikumsalam, lho Za? Ini?”
Khanza tersenyum. Berbeda dengan Khaizar, sejak masuk ke dalam toko dan melihat wajah pemuda itu ekspresi nya tiba-tiba saja berubah datar. Semacam ada raut tak suka di wajahnya, namun Khaizar tetap berusaha menyembunyikan agar tak begitu kentara.
Areez yang berdiri tepat di samping Khaizar hanya bisa menepuk pelan bahu sahabatnya itu. Ia tahu benar ada perasaan lain yang Khaizar rasakan saat ini.
“Kenalkan, mereka ini teman SMA ku.” Ucap Khanza.
Sejenak Anas memperhatikan keduanya bergantian, dua pemuda ini nampak tak asing lagi dimatanya. Mereka pernah datang ke toko tempo hari untuk mencari Khanza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta sebening Air (END) ✔️
Ficção Geral"Biarlah air mengalir. Biarlah angin mendingin. Biarlah cinta di dada. Demikian pula kita, biarlah seperti yang seharusnya." •••••• Khanza Rumi Abdullah Kecintaan nya pada air tak pernah berubah. Sejak ia kecil hingga beranjak dewasa. Gadis itu teta...