{55} Morning with Daddy

2.6K 161 0
                                    

Hai all🤗
Biasakan vote dulu sebelum membaca ya, Terimakasih dan selamat membaca😉
.
.
.
.
.
.
.
✨ Happy Reading ✨
.
.
.
.
.
.
.
[Telah di Revisi]

Sinar matahari mulai naik dan bersinar. Bahkan sinarnya dapat mengusik seorang gadis cantik yang tadinya tertidur, kini malah terbangun. Liana.

"Eungh...jam berapa ini? Kok udah pagi ya?" Gumam Liana.

Liana ingin bangun langsung, tapi ia sedikit merasa sakit kepalanya. Ringisan pelan keluar. Akhirnya Liana mencoba bangun perlahan-lahan dan duduk menyender.

"Eh?" Liana terkejut melihat semua kakaknya tidur dengan kasur tambahan di setiap sudut ruangan, lalu pose mereka yang membuat Liana ingin sekali tertawa.

Liana pun mengambil ponselnya. Ia membuka kamera dan mulai mengarahkan ponselnya agar semua kakaknya dapat masuk kamera dengan jelas.

Ckrek

Ckrek

Ckrek

Liana terkekeh geli melihat semua foto yang berhasil ia ambil dengan mulus.

Pintu kamar Liana perlahan terbuka. Liana yang tidak sengaja menatap pintu langsung melihat siapa yang masuk. Hans.

Hans berniat ingin membuka suara, tapi Liana mengkode nya agar tidak berisik dan menunjuk ke semua kakaknya sambil cekikikan. Hans yang melihat itu mengangguk tersenyum.

"Jahilnya mirip seperti Baron. Sedangkan dingin dan tegasnya mirip seperti Xander. Kira-kira sifat Charlie yang bermulut pedas bisa menurun juga tidak ke princess kecil ku?" Batin Hans.

Hans berjalan perlahan guna agar tidak tersenggol putra-putranya yang sedang lelap tertidur. Ia berusaha sabar ketika putranya ada saja yang membuat nya kaget dengan pergerakan.

Liana melihat Hans sudah dihadapannya, langsung tersenyum. Hans memeluk putrinya itu dengan erat, dan dibalas oleh Liana. Entah kenapa Hans kali ini benar-benar hampir seperti putra-putranya. Sangat Posesif dan Overprotektif kepada Liana. Ada rasa takut kehilangan putrinya itu.

Tanpa sadar air mata Hans mengalir. Rasanya sesak mengingat putri kecilnya yang tidak pernah merasakan kasih sayang keluarga seutuhnya, kebahagiaan yang sudah ia pastikan tapi justru baru sekarang ia berikan. Lalu kejadian semalam membuat hatinya berasa di tikam ribuan benda tajam. Putrinya terluka.

Hans mengelap air matanya secepat mungkin. Ia tidak ingin Liana tau kalau ia habis menangis. Ia tidak ingin membuat putrinya ikut sedih.

Pelukan sedikit merenggang dan Hans langsung menggendong putrinya ala koala. Ia bawa keluar putrinya dari kamar menuju meja makan.

Sesampainya di meja makan, Hans langsung duduk dan  mendudukkan Liana di pangkuannya. Ia menguncir rambut Liana.

"Daddy, aku mau minum teh aja ya" ucap Liana ketika merasakan perutnya tidak enak.

Hans yang mendengar itu langsung menatap khawatir putrinya. "Kamu kenapa minum teh doang, hm? Kamu merasa sesuatu? Atau sakit bagian mana?"

LIANA (Posesif & Overprotektif Brother)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang