Hai all🤗
Biasakan vote dulu sebelum membaca ya, Terimakasih dan selamat membaca😉
.
.
.
.
.
.
.
✨ Happy Reading ✨
.
.
.
.
.
.
.
[Telah di Revisi]Keadaan di rumah sakit yang tadinya aman jadi mencekam. Para pekerja maupun pasien atau penjenguk merasa ketakutan melihat banyak sekalian orang-orang berpakaian serba hitam.
Mereka pikir awalnya ada perampokan. Tapi mereka salah besar. Orang-orang berpakaian serba hitam yang jumlahnya puluhan ribu itu merupakan bawahan dari keluarga Aldrich dan Dominic.
Hans dan Edwin sendiri yang memerintahkan bawahannya itu untuk datang dan berjaga-jaga di seluruh sudut. Sengaja mereka langsung memerintahkan anak buahnya untuk mengawal Argan dan Liana dirumah sakit, mengingat pasangan itu tadi hanya pergi berdua tanpa pengawalan sedikit pun.
Sementara itu diluar ruang bersalin Argan menunggu sendirian dengan cemas. Ia tadi saking paniknya langsung membawa Liana keruang bersalin, berpikir istrinya akan segera melahirkan.
"Ya Allah...semoga istri dan buah hati saya sehat dan baik-baik saja." Lirih Argan berdoa terus.
Cklek
Seorang dokter perempuan berumur 45 tahun langsung menghampiri Argan. "Permisi, apa ada keluarga dari nona Liana?"
"Saya suaminya. Bagaimana keadaan istri dan bayi kami?" Tegas Argan.
"Tuan tenang saja, istri tuan dan bayinya baik-baik saja. Tadi itu hanya kram perut. Saya mohon agar nona Liana tidak terlalu stres atau kecapean, karena itu bisa memengaruhi kondisi dan kehamilannya kini." Jelas dokter itu.
"Alhamdulillah Ya Allah...terimakasih..." Batin Argan.
"Kapan bisa pulang?" Tanya Argan sangat tau kalau istrinya pasti tidak betah berlama-lama di rumah sakit.
"Sekarang sudah boleh tuan. Kalau begitu saya permisi." Dokter itu pun melenggang pergi setelah mendapat anggukan singkat dari Argan.
Argan memasuki ruang bersalin itu dengan tergesa-gesa. Ia sangat ingin bertemu Liana. Ia khawatir dengan sang istri dan juga buah hati mereka.
"Sayang..." Argan tersenyum lembut mendengar suara lembut sang istri yang kini duduk bersandar.
Grep
"Huaaaaa..." Liana terkejut mendengar tangisan Argan. Liana merasakan ceruk leher nya terasa basah.
Liana perlahan mengusap kepala Argan dengan pelan dan lembut "Sayang...kenapa kamu nangis, hm?"
"Hiks...a-aku takut...aku takut...aku takut kamu kenapa-kenapa...aku khawatir sama kamu dan debay kita...hiks...huaaa..." Tangis Argan malah pecah membuat Liana geleng-geleng kepala.
Kedua tangan Liana kini berpindah. Ia menangkup wajah sang suami. Argan pun mendongakkan kepalanya. Matanya dan mata Liana bertemu.
Cup
"Aku sama debay kita baik-baik aja sayang. Udah ya nangisnya...gak malu sama debay, hm?" Argan menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIANA (Posesif & Overprotektif Brother)✔️
Teen Fiction{YUK FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA KARENA ADA BEBERAPA PART YANG DI PRIVATE} Judul sebelumnya : Aldrich's Queen Ini adalah cerita dari Liana, seorang gadis polos, cantik, dan penuh kejutan meresahkan yang dari kecil tinggal di sebuah panti asuhan lalu...