Sudah beberapa hari ini Jaehwan yang berada di rumah orang tuanya tampak terbiasa dengan rutinitas lamanya yang sempat beberapa bulan terakhir tak ia rasakan.
Menjadi anak tunggal yang di sayang oleh kedua orang tuanya tentu saja menjadi privilage sendiri untuk Jaehwan, hanya saja jauh di dalam lubuk hatinya yang terdalam ia merasa bahwa ia kesepian.
Ia merindukan sang kekasih yang selama ini ada untuknya.
Tak ada telefon atau pun pesan yang di berikan Daniel padanya, sesuai dengan permintaan Jaehwan sendiri yang ia katakan sebelumnya.
Rasanya ia ingin sekali menertawakan dirinya yang justru tanpa ia sadari merindukan sosok kekasihnya yang seharusnya untuk sementara tak pantas ia lakukan.
Hanya saja perasaan itu tak benar benar bisa hilang. Terkadang bayang bayangan Daniel tampak melintas berada di sekitar nya.
Sungguh ia merindukan sosok kekasihnya itu. Tak memungkiri bahwa rasa cinta nya di bandingkan kesalahan yang di lakukan oleh pemuda itu seakan tertutup dengan rasa cintanya. Namun Jaehwan tetap lah Jaehwan yang memiliki gengsi yang cukup tinggi untuk mengungkapkannya pada Daniel.
"Baby, apakah Daddy mu baik baik saja?" Lirih Jaehwan yang sedang bersantai menikmati waktunya di tepi kolam renang yang ada di rumah nya.
Hening ...
Tak ada jawaban yang membalas dari pertanyaan Jaehwan pada bayi yang masih ada di dalam kandungannya itu.
Hingga...
"Jjae... ini Eomma bawakan cemilan dan minuman untukmu," ujar Nyonya Kim yang datang menghampiri putranya itu.
Jujur saja Nyonya Kim menyadari apa yang ada di dalam pemikiran Jaehwan, hanya saja untuk sementara ia mencoba mengikuti apa yang hendak Jaehwan lakukan.
"Terimakasih Eomma," ujar Jaehwan dengan cengirannya.
"Bagaimana perasaan mu?" tanya Nyonya Kim pada Jaehwan yang tengah bersantai tersebut.
Jawaban singkat justru di jawab oleh Jaehwan pada Nyonya Kim.
Jaehwan hanya mengatakan bahwa ia baik baik saja, tak lebih dari itu.
Nyonya Kim hanya tersenyum tipis, sembari menatap lekat ke arah Jaehwan.
'Jika melihat Jae seperti ini, aku jadi mengingat appa nya yang dulu saat masih belum menikah denganku.' Monolog Nyonya Kim dalam benak mengingat ingat masa lalu yang tak dapat ia lupakan.
Tangan Nyonya Kim yang terulur segera mengusap rambut putranya dengan lembut.
***
"Selamat datang Tuan Kim, maaf membuat anda yang hadir di kantor saya," ujar Daniel yang kini tengah berhadapan dengan ayah dari sang kekasih.
"That's okay, lagi pula kita akan membahas mengenai pekerjaan bukan?"
Daniel menganggukan kepala nya, jujur saja selain mengenai pekerjaan, ia ingin membahas mengenai kabar sang kekasih yang tak kunjung ia hubungi demi menanyakan kabarnya itu.
Rapat di antara Tuan Kim dan juga Daniel, berlangsung selama satu jam setengah.
Semua pembicaraan yang terjadi selama satu jam setengah tampak serius, tak ada selingan candaan ataupun semacam nya yang terjadi selama rapat tersebut.
"Ternyata kau profesional juga Tuan Kang," ujar Tuan Kim menjabat tangan pemuda yang merupakan kekasih putranya itu.
Daniel hanya dapat tersenyum getir mendengar kalimat yang baru saja Tuan Kim katakan, sembari menjabat tangannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby ... Who is Your Daddy ?
Fanfiction'Baby .... bisakah kau katakan pada ku siapa daddy mu ?' -Kim Jaehwan. . . BXB MPREG