Dari pagi pagi sekali Daniel yang bersama dengan Seongwu sudah berangkat ke bandara, lantaran memang Daniel yang mengatakan pada Seongwu untuk menyelesaikan pekerjaan nya secepat mungkin, dan karena dasar alasan tersebutlah Seongwu memilih flight pagi dengan harapan semua pekerjaan yang harus mereka selesaikan dapat tertangani dengan optimal.
Lalu bagaimana dengan Jaehwan?
Pemuda manis itu masih setia memejamkan kedua maniknya menikmati tidur nya.
"Morning hyung," ujar Jihoon yang entah sejak kapan sudah datang dirumah Daniel dan Jaehwan.
Pemuda manis itu menggeliatkan tubuhnya dan mengerjapkan secara perlahan kedua maniknya.
"Morning," ujar Jaehwan dengan suara serak ala bangun tidur nya.
Jihoon memberikan senyuman tulus nya.
"Bangunlah, sarapanmu sudah siap," ujar Jihoon.
Jaehwan tersenyum. Ia merasa beruntung memiliki sahabat seperti Jihoon yang memang ada untuknya, bahkan terkadang ia sedikit menyesal mengapa dulu ia pernah berbohong pada Jihoon menutupi kehamilannya kala itu.
Tetapi masa lalu sudah berlalu bukan? Jadi tak ada lagi yang harus disesali lebih lama.
Dengan perlahan pada akhirnya Jaehwan berusaha mendudukkan dirinya untuk beranjak dari ranjang empuknya itu.
Jihoon yang melihat nya hanya tersenyum. Ia tak menyangka bahwa sahabat nya sebentar lagi akan memiliki bayi, padahal dulu ia meragukan itu, karena sahabat nya itu jauh lebih polos darinya.
"Sini aku bantu hyung," ujar Jihoon saat Jaehwan hendak melangkahkan kaki nya menuju kamar mandi untuk mencuci wajah nya terlebih dahulu.
Paling tidak saat sarapan ia tak mengantuk kembali.
"Thank you Ji," ujar Jaehwan yang dibalas dengan anggukan kepala Jihoon.
"Biasanya dia yang membantuku," kekeh Jaehwan pelan yang tentu saja terdengar oleh Jihoon.
"Tahan sebentar hyung, mereka hanya bekerja, tak akan lama, bahkan kekasih ku mengatakan bahwa Daniel hyung meminta Seongwu hyung untuk memiliki waktu yang padat tak peduli hingga malam, agar cepat kembali pulang," ujar Jihoon apa adanya mengatakan apa yang ia dengar dari kekasih nya itu.
Jaehwan sejenak terdiam. Di satu sisi ia senang bahwa ternyata Daniel memang memprioritas dirinya dari yang lain, karena pemuda itu selalu mengingat dirinya dalam berbagai hal, hanya saja di sisi lain ia khawatir dengan kondisi Daniel.
Bagaimana jika ia jatuh sakit lagi?
Ia tak menginginkan suatu yang buruk pada Daniel terjadi lagi.
"Menurutmu apakah aku berkesan egois?" tanya Jaehwan ragu ragu pada Jihoon.
Jihoon sontak menatap nya. Ia tak mengerti mengapa Jaehwan tiba tiba bertanya padanya demikian.
"Mengapa hyung mengatakan seperti itu?"
"Bagaimana jika ia jatuh sakit karena telah memaksakan dirinya sendiri demi aku?"
Jihoon yang tersadar bahwa kalimat yang ia katakan sebelum nya seperti sebuah bumerang dengan cepat memikirkan kalimat sanggahan yang pas agar Jaehwan tak kembali banyak pikiran.
Oh ayolah Jaehwan yang dalam kondisi hamil besar seperti ini tak dapat menerima sesuatu hal yang mnegejutkan nya.
"Aku yakin Daniel hyung baik baik saja, lagi pula ada Seongwu hyung yang akan mengingatkan dirinya jika ada hal yang kelewat batas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby ... Who is Your Daddy ?
Fanfiction'Baby .... bisakah kau katakan pada ku siapa daddy mu ?' -Kim Jaehwan. . . BXB MPREG