Chapter 16| 🌼

944 80 12
                                    

Suara tawa renyah kini terdengar jelas menggema ruang tengah rumah Daniel.

Daniel menyukai itu, suara renyah dan ringan seolah tanpa beban sangat menyejukkan hatinya, ia bersyukur Jaehwan yang ia kenal dapat melupakan kejadian siang tadi yang sempat membuat Daniel jungkir balik untuk mengingat nya kembali.

Wajah yang cemas dipenuhi rasa takut, belum lagi manik dan pipi yang memerah karena menangis tersedu sedu, tak mampu menahan rasa takut nya akan seseorang yang menurut terakhir memori ingatan Jaehwan merupakan potongan terakhir yang Jaehwan lupakan begitu saja dalam hidup nya, dan hal itu membekas secara psikis nya.

Salahkan Minhyun yang berada dalam ingatan buruk Jaehwan, sehingga membuat trauma tersendiri bagi Jaehwan saat mendapati wajah Minhyun.

"Aku senang melihatmu yang seperti ini, dan kurasa baby juga menyukai hal itu," ujar Daniel sambil mengusap perut Jaehwan dan sesekali mengusap rambut Jaehwan yang sedang bersandar di dadanya.

Jaehwan tak membalas sedikit pun perkataan Daniel, sejujurnya ia sendiri sebenarnya belum terlalu melupakan kejadian sebelumnya sama sekali, hanya saja ia sadar jika ia tak membuat suasana, atau tidak berlatih bahwa dirinya dalam keadaan baik baik saja, maka Daniel akan sangat khawatir padanya , belum lagi ia sangat mengenal Daniel bahwa ia dapat melakukan yang Jaehwan inginkan.

Perlahan Jaehwan membalikkan badannya, dan mendongakkan kepala mengarah kearah Daniel.

Dilihatnya wajah Daniel baik baik, seakan mengkonfirmasi sesuatu, tetapi tanpa disadarinya Daniel yang menyadari akan tingkah Jaehwan yang tiba tiba tersebut lantas menatap Jaehwan intens, yang membuat kedua manik tersebut bertemu satu sama lain.

"Ada apa dengan wajah ku ? kau mengagumi nya karena aku tampan ?" tanya Daniel dengan tidak tahu dirinya.

Jaehwan segera mempoutkan bibirnya menatap Daniel.

Sungguh bukan karena hal itu ia memandangi wajah Daniel, melainkan ia hanya memastikan bahwa entah mengapa sejenak ia merasa pernah mengenal rahang yang ada di hadapannya itu, hanya saja ia tak mengingat nya dimana ia pernah mengenalinya.

"Kau tidak tampan, aku yang tampan," cibir Jaehwan sekenanya.

Sontak Daniel langsung tergelak tawa mendengar jawaban kekasih nya itu. Ia tak menyangka kekasih nya itu akan mengatakan hal itu.

Oh ayolah Jaehwan itu pemuda manis yang memiliki pipi chubby yang langka menurutnya.

"Mengapa kau tertawa ? Kau tak mau mengakuinya ?!" tanya Jaehwan dengan nada sedikit meninggi sambil melipatkan kedua tangannya di dada.

Sepertinya Jaehwan tak terima jika Daniel tak mau mengakui kalau dirinya tidak dikatakan 'Tampan'.

Deg

Daniel menghentikan tawanya, sepertinya ia lupa bahwa kekasihnya itu sedang hamil dan sangat sensitif dengan hal hal kecil seperti itu.

"Oh sayang, kau ini bukan hanya tampan, melainkan pemuda manis pemilik pipi chubby yang sangat aku sukai, aku tadi tertawa hanya karena aku lebih setuju jika kau mengatakan kau imut dan menggemaskan," ujar Daniel panjang lebar berusaha merayu Jaehwan.

Jaehwan mulai melunak, sejujurnya bukan karena ia luluh dengan perkataan Daniel, melainkan ia berusaha menelaah satu persatu perkataan Daniel yang menurutnya panjang untuknya.

"Ih ... niel ... aku itu tampan, memang aku menggemaskan juga sih," ujar Jaehwan sambil memukul pelan badan Daniel yang kekar di hadapannya.

Daniel langsung mengeratkan pelukannya pada Jaehwan. Sungguh ia bersyukur memiliki Jaehwan yang seperti ini.

Baby ... Who is Your Daddy ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang