Chapter 43| 🌵🌵

141 13 0
                                    

Manik Jihoon membulat sempurna saat mendapati hal yang janggal saat ia mendekat ke arah pintu pagar rumah Jaehwan dan Daniel tersebut.

"Astaga! Apa yang terjadi?" Pekik Jihoon saat mendapati sebuah mobil yang terlihat menabrak tiang yang berada di dekat rumah Jaehwan, belum lagi dengan sosok seseorang yang mereka kenal tampak terduduk dengan siku yang mengeluarkan cairan merah, belum lagi tatapannya yang terlihat kosong menatap ke arah mobil yang menabrak tiang sebelumnya.

"Hyung," lirih Jihoon mendekat ke arah sosok pria yang ia tahu adalah sahabat kekasihnya, dan juga suami Jaehwan itu.

Minhyun yang sebelumnya tampak tak fokus, kini mulai menolehkan kepala nya ke arah Jihoon.

"Bisa kau bantu aku periksa mobil itu? Apakah dia baik baik saja?" tanya Minhyun lebih dahulu pada Jihoon.

Sejenak Jihoon terlihat ragu. Namun setelahnya ia menuruti perkataan dari Minhyun tersebut.

Langkah kaki Jihoon menuju ke arah mobil yang menabrak tersebut.

Hingga ...

"Bukankah dia gadis yang ta—"

Belum sempat ia menyelesaikannya atas keterkejutannya, Jihoon segera mendekati pintu pengemudi mobil ketika melihat pergerakan kecil dari pengemudi tersebut.

Tanpa aba aba Jihoon sebisa mungkin membantunya.

Jihoon mengetuk ngetuk kaca jendela mobil berusaha untuk memberikan kode pada si pengemudi untuk membukakan pintu mobil agar ia dapat membantu gadis itu keluar dari mobil nya.

Beruntunglah kode Jihoon terdengar oleh gadis itu sehingga gadis itu membukakan pintu mobil nya.

Dengan hati hati Jihoon mengeluarkan gadis itu dari mobilnya, yang dimana saat ini gadis itu sedikit terhimpit oleh air bag yang keluar dari dalam setir nya.

Setelah berhasil keluar dari sana Jihoon segera membantu memapah gadis itu sedikit menjauh dari tempat lokasi kejadian.

"Kau tak apa apa?" tanya Jihoon secara hati hati.

Tak ada jawaban dari gadis itu.

Tanpa Jihoon sadari saat ini gadis itu tengah menatap ke arah lain di luar Jihoon ataupun Minhyun.

"Ji? A...-ada apa?" tanya Jaehwan yang entah datang sejak kapan sembari memegangi perut besar nya di dekat pintu pagar rumah.

'Sial! Rencana ku berantakan! Seharusnya tak begini.' Monolog Jihyo yang kini tubuhnya masih bertumpu pada Jihoon yang tengah memapahnya.

Di tengah tengah Jihyo yang sibuk dalam pemikiran nya sendiri, gadis itu tiba tiba saja meringis cukup keras dari sebelumnya.

"Hei, kau baik baik saja?" tanya Jihoon yang mendadak khawatir dengan gadis yang tengah di bantu oleh nya itu.

Anggukan kepala lemah Jihyo berikan pada Jihoon.

"Ji, sebaiknya bawa mereka ke rumah sakit. Aku akan menelfon supir Niel hyung agar datang kesini," ujar Jaehwan yang mengambil handphone nya di sakunya.

Jihoon tentu saja menyetujui perkataan dari Jaehwan tersebut.

Langkah kaki Jaehwan perlahan menuju Minhyun yang masih terduduk beberapa kali berusaha memfokuskan arah pandangnya.

"Hyung kau baik baik saja?" tanya Jaehwan dengan sebelah tangannya memegangi perutnya dan sebelah lainnya berusaha mengulurkan tangannya berusaha membantu Minhyun.

Hanya dengungan pelan dari belah bibir Minhyun, dan tak lama Minhyun mencoba berdiri dari posisi nya yang sebelumnya terduduk, hanya saja tak menumpu pada bantuan Jaehwan.

Bagaimana pun ia menyadari bahwa Jaehwan tak sekuat itu jika harus menahan tubuhnya.

"Terimakasih," ujar Minhyun yang tetap mengucapkan terimakasih sembari sesekali memijit kepala nya yang terasa pusing.

Jaehwan yang menyadari siku dan juga kaki Minhyun masih mengeluarkan darah ingin rasanya memberitahu pemuda itu, tetapi ia tak tega mengatakannya. Bagaimana jika pemuda itu pingsan menyadari bahwa bagian tubuhnya masih mengeluarkan darah akibat luka terbuka?

Hal itu yang ada di dalam pikiran Jaehwan kali ini.

Tak lama driver Daniel datang dengan mobil yang di bawa nya.

"Ji, cepat bawa gadis itu masuk ke mobil," ujar Jihoon yang sedari tadi masih membantu Jihyo.

Hingga ...

Tubuh Jihyo yang semakin mendekat ke arah Jaehwan tiba tiba saja membuat pergerakan kecil.

"Hey hati-hati!!" Pekik Minhyun.

"Akhh!!"

"Ma...—"

"Astaga Nyonya!" Pekik sang driver yang menyadari istri dari atasannya kini tengah memegangi perutnya  lantaran Jihyo yang secara tiba tiba saat mendekat ke arah Jaehwan yang memang lebih dekat dengan posisi mobil nya berjalan sedikit sempoyong saat di papah Jihoon dan mengakibatkan tubuh gadis itu menubruk Jaehwan.

Jaehwan tak terjatuh sepenuh nya, lantaran Minhyun yang berada di posisi nya segera menahan tubuh Jaehwan.

Hanya saja Jaehwan yang terlampau kaget dan sedikit terbentur tubuh Jihyo pada bagian samping perutnya membuat rasa nyeri yang ia rasakan kali ini.

Jaehwan sedikit mengigit bibir bawah nya berusaha menahan sakit.

"Ji! Cepat bawa Jaehwan ke rumah sakit."

"Saya akan membawa Nyonya, Tuan Minhyun," ujar sang driver yang melihat Jihoon penuh kebingungan lantaran gadis yang ia papah juga pingsan belum lagi temannya yang kesakitan seperti itu.

"Ki..-kita semua ke rumah sakit, angkat gadis itu didepan pak, dan kau hyung juga ikut ke rumah sakit, aku tak ingin kau kehabisan darah disini," ujar Jaehwan sebelum memberi kode pada sahabatnya itu untuk menuruti instruksi nya.

.
.

'Ah, aku penasaran bagaimana reaksi Niel jika tahu istrinya seperti tadi. Tapi tak mungkin kan Niel datang hanya karena pria itu? Ia tak mungkin benar benar mencintainya kan?' Monolog Jihyo yang kali ini masih setia memejamkan maniknya berpura pura pingsan.

Tangan Minhyun yang bebas, segera merogoh saku celana nya mencoba mengambil handphone nya guna menghubungi sahabat nya itu.

Tak mungkin ia tak memberitahu sahabat nya di saat Jaehwan kali ini yang terlihat kesakitan.

'Kuharap kau membaca nya dengan cepat Niel!'

"Hyung ... hiks, maaf ... maafkan aku," ujar Jihoon yang entah mengapa merasa bersalah.

"Hei, jangan menangis bukan salahmu Ji," ujar Jaehwan di tengah tengah menahan rasa sakit nya berusaha menenangkan sahabatnya itu.

Jihoon spontan memeluki Jaehwan meminta maaf pada pemuda itu.

Anggukan kepala pelan Jaehwan berusaha berikan pada Jihoon.

"Ji, mungkinkah ... baby mau keluar lebih cepat?" lirih Jaehwan bertanya pada Jihoon rendah sembari tangannya yang mengepal menahan rasa sakit yang tiba-tiba terasa lebih sakit dari sebelumnya.

Spontan Jihoon melepaskan pelukannya, dan sekilas melirik arah selatan Jaehwan.

'Astaga! Apakah hyung benar benar akan melahirkan hari ini?!'

———
TBC

See you next chapter

Leave a comment, and vote

.
.

Seya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Baby ... Who is Your Daddy ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang