Jaehwan masih menatap kearah Daniel tak memerhatikan kehadiran Tuan Kim yang tak jauh berada di sekitar Daniel.
Awalnya Tuan Kim membiarkan keduanya saling berinteraksi, tanpa Jaehwan menyadari keberadaannya, hanya saja tanpa sengaja manik Jaehwan bersibobrok menatap sang ayah.
Secara refleks, Jaehwan memegang ujung baju Daniel.
Perasaan takut akan kejadian sebelumnya kembali sedikit terulang, dan di rasakan oleh Jaehwan, Daniel yang segera menyadarinya langsung mengusap tangan Jaehwan dan mengatakan pada Jaehwan bahwa dirinya dan juga Tuan Kim sudah berbaikan, dan Tuan Kim tak akan melakukan hal yang sempat Jaehwan dengar sebelumnya, yaitu memisahkan antara Daniel dan juga Jaehwan.
"Be...-benarkah itu ?" tanya Jaehwan dengan sedikit ragu menatap Tuan Kim, dengan tangannya yang senantiasa memegang Daniel.
Seulas senyuman di paksakan terlihat dari wajah Tuan Kim.
Sejenak Jaehwan yang memerhatikan Tuan Kim seolah menelisik dengan baik. Apakah ayahnya itu sungguh sungguh ataupun sebaliknya.
"Baiklah, kalau begitu aku akan tetap di rumah Niel sampai seminggu ini, aku tak mau jika aku kembali kerumah, appa nanti nya akan tiba tiba memisahkanku dengan Niel," ujar Jaehwan dengan manik nya yang dapat terlihat akan kesungguhan atas perkataannya itu.
Tuan Kim menegukkan salivanya kasar. Hati nya hancur saat mendengar perkataan putra semata wayangnya itu yang seperti meragukan atas sikapnya itu.
'Apakah sekarang pandangan mu terhadap appa mu ini menjadi terlalu buruk di matamu?' benak Tuan Kim sedih.
Dengan susah payah Tuan Kim menganggukan kepalanya pelan. Lain dengan Tuan Kim, Daniel justru terenyuh dan mengeluarkan air cairan bening dari kedua maniknya saat mendapati perkataan Jaehwan yang membuat hatinya begitu tersentuh.
Sejenak terlintas oleh nya, bagaimana jika Jaehwan mengetahui hal yang terjadi sebenarnya akan kah Jaehwan baik baik saja dan akan memperlakukan dirinya yang sama seperti sekarang ini ?
Jemari Daniel perlahan mengusap pipi chubby Jaehwan dan mengusap nya pelan.
"Jjae ... appa mu seperti itu hanya karena kesalah pahaman diantara kami, jangan memusuhi appa mu Jjae sayang," ujar Daniel berusaha menengahi, sekaligus menghilangkan rasa takut yang sempat Jaehwan ingat.
Manik Jaehwan beralih menatap Daniel dengan kedua ujung bibirnya yang tiba tiba saja memberikan sebuah senyuman manis padanya.
Sungguh Daniel menyukai senyuman Jaehwan itu. Daniel lebih baik melihat Jaehwan seperti ini, dibandingkan melihat nya yang kesakitan ataupun kehilangan kesadaran dirinya.
Sudah cukup bagi Daniel menyadari bahwa dirinya adalah sumber masalah bagi seorang Jaehwan.
Sebuah anggukan pelan, lambat laun Daniel dapat melihat dari kekasih nya itu.
Penuh keraguan Tuan Kim akhirnya berhasil melangkahkan kaki nya mendekati ranjang Jaehwan, berusaha mendekat ke arah sang anak.
"Maafkan appa nak, tadi appa terbawa emosi sesaat," ujar Tuan Kim mengambil tangan Jaehwan dalam genggamannya.
Bibir Jaehwan tak mengeluarkan suara apapun untuk menanggapi Tuan Kim, melainkan hanya membasahi, dan sedikit menggigiti bibirnya.
Sangat jelas terlihat bahwa Jaehwan belum mau memaafkan Tuan Kim sepenuhnya.
Daniel yang tak mau ayah dan anak itu berselisih atau pun tak bertegur sapa di kemudian hari, akhirnya berinisiatif mengambil andil, untuk memperbaiki semuanya, toh Tuan Kim naik pitam karena ulah dirinya yang tiba tiba saja mengaku dengan jujur pada Tuan Kim mengenai dirinya yang merupakan ayah kandung dari bayi yang Jaehwan kandung, yang dengan kata lain menjelaskan sudah bahwa orang yang sempat Tuan Kim cari, tak lain orang yang ia kenal secara bisnis.
"Tak baik, kau berlarut pada marah pada appa mu, apakah kau juga mau kalau baby nanti sudah besar akan memusuhiku sama seperti dirimu yang sedang memusuhi appamu seperti ini heum ?" ucap Daniel pada Jaehwan tenang.
Sejenak Jaehwan memikirkan kata kata Daniel. Perkataan Daniel menurutnya masih masuk akal, dan dirinya sudah sangat jelas tak menginginkan jika suatu saat nanti akan bertengkar dengan Daniel sebagai sosok ayah dari bayi nya itu.
"Kau benar Niel, Mmm ... appa Jjae juga minta maaf, appa jangan seperti itu lagi, dan jangan menampar Niel, baby tak menyukai hal itu," ujar Jaehwan pada Tuan Kim.
Mendengar hal itu tentu saja membuat Tuan Kim untuk kesekian kalinya menundukkan kepalanya membenarkan ucapan Jaehwan.
"Appa ... Niel ... kapan aku akan keluar dari sini? aku bosan," ujar Jaehwan mengalihkan pembicaraan.
Daniel segera mengatakan pada Jaehwan hal tersebut tergantung atas kondisi nya sendiri.
Mendadak bibir Jaehwan tampak dipoutkan dengan tangannya ia lipatkan ke dadanya.
'Astaga Jjae mengapa disaat sakit seperti ini kau tetap menggemaskan bagiku, seandainya appamu memboleh kan mu langsung menikahi mu, hanya saja itu cuman sebuah pengandaian ..., aku harus menaklukan appa mu dulu, dan aku akan menjelaskan semuanya yang terjadi padamu sebenarnya suatu saat nanti saat aku benar benar mendapatkan informasi yang konkret,' benak Daniel berandai andai sekaligus menetapkan tindakan yang harus ia ambil dengan segala pemikirannya itu.
Melihat Daniel yang hanya melamun tak bersuara, akhirnya Tuan Kim lah yang mulai mengeluarkan perkataannya.
"Jika ku benar benar sembuh dan lebih baik, sekaligus pastinya stabil, barulah kau di perbolehkan pulang, untuk sementara kau tak usah berfikir yang aneh aneh, karena hal itu dapat mempengaruhi dirimu, sekaligus bayimu, kau tak ingin bayimu dalam keadaan buruk bukan?" ujar Tuan Kim mengajak Jaehwan berbicara.
Sebuah anggukan pelan, Tuan Kim dapat kan dari putranya itu.
'Maafkan Jjae appa ... Jjae ingin bahagia bersama Niel, Jjae yakin Daniel orang baik, walaupun pastinya ada hal yang membuat mu tak senang dengan nya sampai membuat mu begitu, tetapi Jjae sudah menganggap Niel yang cocok mengisi sosok Daddy dari baby ... Appa mengertilah,'
........
TBC
See you next chapter
Leave comment and vote ...
.
.Seya
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby ... Who is Your Daddy ?
Fanfiction'Baby .... bisakah kau katakan pada ku siapa daddy mu ?' -Kim Jaehwan. . . BXB MPREG