"Bagaimana kondisi nya? Saya harap mendengar berita yang baik dari anda dokter," ujar Tuan Kim yang berusaha tetap tenang tanpa terpengaruh pada pikiran pikiran yang tentu saja menghantui Tuan Kim sendiri.
Dokter yang di ajak bicara oleh Tuan Kim tampak memperlihatkan senyumannya.
"Sepertinya harapan anda terkabul," ujar dokter tersebut pada Tuan Kim.
Tuan Kim tentu saja tak dapat menahan haru atas apa yang di dengar nya, layaknya sebuah keajaiban bagi pria paruh baya itu.
"A..-anda serius?" tanya Tuan Kim kembali yang mencoba memastikan dari apa yang ia dengar.
Lagi lagi sang dokter menganggukan kepala nya mengiyakan pertanyaan dari Tuan Kim.
"Kondisi pasien saat ini mulai stabil, dan menunjukkan progres yang jauh signifikan. Jika bertahan seperti ini kemungkinan besar pasien akan segera sadar."
Dengan cepat Tuan Kim mengucapkan terimakasih pada dokter penanggung jawab Daniel tersebut.
Sungguh kalimat yang baru saja di katakan oleh dokter adalah kalimat yang benar benar ia nantikan.
Ia tak sabar menunggu Daniel benar benar sadar, karena dengan begitu artinya Jaehwan nya akan senang, dan tak lagi merasa tersiksa, terlebih dengan kondisi putra semata wayang nya yang bisa di bilang tak stabil.
Kali ini Tuan Kim telah memutuskan untuk benar benar mendukung Danie dan juga Jaehwan bersatu.
Tuan Kim telah melihat dengan mata kepala nya sendiri bagaimana besar cinta nya Daniel pada Jaehwan. Ia ingin Jaehwan bahagia, serta ia berharap bahwa cucu nya nanti memiliki sosok ayah yang kandung nya.
Setelah nya dokter tadi juga memberi tahu mengenai kondisi jangka pendek dan jangka panjang pasien dengan beberapa prediksi nya melalui diagnosa yang tentu saja di berikan oleh dokter tersebut.
Rasanya ingin sekali ia memutar waktu mundur kebelakang, dan dirinya membantu menengahi perkara yang terjadi di antara putranya dan Daniel, hanya saja tentu saja tak mungkin!
Waktu yang telah berjalan maju ke depan, tak mungkin mundur kembali bukan?
Tuan Kim tak memiliki sebuah lorong waktu yang dapat mengabulkan keinginannya itu!
Tuan Kim menghela nafasnya pelan, dan tak lama ia menganggukan kepala nya.
"Terimakasih atas penjelasan anda dok, semoga menantuku dapat segera pulih."
Hanya kalimat itu yang keluar dari belah bibir Tuan Kim.
Tak lama setelah nya Tuan Kim keluar dari ruangan dokter, dan kembali melangkahkan kaki nya menuju ruangan Daniel dimana sang calon menantu tersebut di rawat.
Hingga ....
Langkah kaki Tuan Kim terhenti dengan kedua pemuda yang kini tepat berada di hadapan Tuan Kim.
"Permisi Tuan Kim, tadi saya mendapati kabar bahwa anda baru saja menghampiri dokter penanggung jawab Tuan Kang, bagaimana kondisi Tuan Kang saat ini?" tanya Seongwu yang menunggu jawaban dari Tuan Kim.
Jujur saja yang menunggu jawaban dari Tuan Kim bukan hanya Seongwu, melainkan juga Minhyun yang berdiri di samping Seongwu tentunya.
Beberapa kali Seongwu menegukkan salivanya. Ada rasa takut yang menyelimuti dirinya jika mengingat kondisi terakhir Daniel tidak lah bagus.
"Daniel sudah memperlihatkan kemajuan yang cukup bagus, dan jika kondisi nya dapat stabil seperti sekarang ini, maka seharusnya sebentar lagi Daniel akan sadar," ujar Tuan Kim pada Seongwu memberikan informasi penting padanya.
Sebuah helaan nafas serempak dapat terlihat dari Seongwu maupun Minhyun.
Keduanya dapat benar benar lega mendapati sahabat mereka akhirnya memperlihat kan sebuah kemajuan.
Jujur saja keduanya sangat khawatir dengan kondisi Daniel, sahabat mereka yang bisa di katakan paling sukses di antara mereka bertiga.
"Terimakasih telah memberikan kabar baik ini Tuan Kim," ujar Seongwu tulus sembari sedikit menundukkan kepalanya.
Tuan Kim menepuk bahu Seongwu pelan, dan mengatakan pada pemuda di hadapannya untuk tetap berdoa agar kondisi Daniel tetap stabil seperti sekarang.
"Ah, saya baru melihat anda," ujar Tuan Kim saat menolehkan kepalanya ke arah Minhyun.
Minhyun menganggukan kepala nya, dan mengulurkan tangannya memperkenalkan diri pada Tuan Kim bahwa dirinya adalah sahabat dari Daniel.
Tuan Kim hanya mengangguk anggukan kepalanya.
Disaat ketiga nya masih saling berkomunikasi satu sama lain, salah satu perawat tampak sedikit berlari menuju ruang dokter penanggung jawab yang sebelumnya Tuan Kim temui.
Spontan baik Tuan Kim, Minhyun dan juga Seongwu ikut menatap ke arah perawat tersebut dan dokter yang baru saja melewati mereka.
"Apakah Niel?" celetuk Minhyun.
Tuan Kim dan Seongwu saling menatap satu sama lain, dan tak lama menuju ICU dimana Daniel masih berada di sana.
.
.
Minhyun, Seongwu, dan Tuan Kim dengan sedikit gugup melangkah kan kaki nya masuk ke dalam ruang ICU dimana Daniel berada setelah dokter memberi kabar bahwa Daniel sudah boleh di temui.
"Yak! Seharusnya kau bangun dari tadi," lirih Minhyun yang sempat kelepasan meninggi suara nya dan tak lama menurun kan suara nya di akhir kalimat nya.
Seulas senyuman di perlihatkan pada Minhyun dan juga dua orang lainnya.
"Aku hanya tidur sejenak," lirih Daniel berusaha tetap tersenyum pada sahabat nya.
Tuan Kim, dan Seongwu hanya dapat menghela nafasnya ketika melihat sosok pemuda yang tengah berbaring tersebut.
"Jika kau hanya tertidur mengapa kau membuat kami khawatir?" Keluh Minhyun yang kali ini terkesan merajuk.
Daniel terdiam, dan kini justru menatap ke arah Seongwu yang tak berada jauh dari Minhyun.
"Apakah Minhyun hyung sedang sakit?" tanya Daniel yang kali ini menatap lekat Seongwu.
Seongwu hanya mengendikkan bahunya pelan. Jujur saja ia baru saja melihat tingkah laku Minhyun yang langka sekarang ini.
"Kau sangat aneh Minhyun-ah," ujar Seongwu setengah berbisik.
Minhyun berdelik menatap ke arah Seongwu dan setelah nya kembali menatap ke arah Daniel.
Daniel menahan tawa nya. Sungguh ia tergelitik melihat sikap Minhyun tersebut.
"Aku baru bangun setelah Jjae sibuk membentakku sembari menangis di dalam mimpiku, padahal aku tengah menatap danau yang tenang," ujar Daniel kembali membalas pertanyaan Minhyun.
Tuan Kim yang sebelumnya hanya diam melihat interaksi pemuda pemuda di sekitarny, kini terkejut mendengar ucapan Daniel.
"Kau memimpikan Jjaeni?"
Daniel mengiyakannya, dan mengatakan pada Tuan Kim bahwa kekasih nya marah padanya karena sebenarnya Jaehwan tak membencinya.
'Ah Jjae ... rupanya kau juga yang telah membuat Daniel kembali ke sisimu.'
"Jjae telah menunggu kau bangun Niel."
"Jjae menungguku? Jjae ada disini?" tanya Daniel bertubi tubi.
Anggukan kepala tanpa suara yang akhirnya di berikan oleh Tuan Kim pada Daniel.
'Jjae, Niel telah kembali untukmu.'
———
TBC
See you next chapter
Leave a comment, and vote
.
.Seya
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby ... Who is Your Daddy ?
Fanfiction'Baby .... bisakah kau katakan pada ku siapa daddy mu ?' -Kim Jaehwan. . . BXB MPREG