Jika dalam bayangan Nyonya Kim, Jaehwan akan langsung terpuruk dan tak dapat dengan tegar mendapatkan berita yang sebelumnya di katakan oleh Nyonya Kim, maka kini ekspektasi Nyonya Kim untuk beberapa saat sedikit meleset.
Pasalnya dengan tenang, tanpa membuat keributan Jaehwan masuk ke dalam mobil, dengan jari jemarinya yang beberapa kali ia tautkan satu sama lain, sembari menghela nafas pelan.
Sungguh ia tak munafik jika ia memang sangat khawatir dengan keadaan Daniel yang hingga detik ini ia tak dapat memprediksi nya dengan baik, hanya saja sebisa mungkin ia percayakan pada dirinya, bahwa Daniel-nya adalah pribadi yang kuat sehingga tak mungkin calon suaminya itu akan meninggalkannya bukan?
Hal itu yang selalu ia ingat dalam dirinya.
'Jae kau harus yakin bahwa semuanya akan baik baik saja, baby apakah menurut mu Daddy mu dapat melewati semuanya?' lirih Jaehwan dalam benak nya sembari mengusap perutnya yang sedikit membuncit itu.
Nyonya Kim sedikit menolehkan kepala nya ke arah putranya dan setelah nya kembali menatap ke depan, dan berusaha menenangkan dirinya bahwa semuanya akan baik baik saja. Ia tak ingin terlihat gugup saat ini, sebab jika ia terlihat gugup tentu saja secara tak langsung emosional Jaehwan akan terpengaruh oleh dirinya.
***
Daniel masih setia memejamkan maniknya. Detak jantungnya masih belum stabil hanya saja sudah jauh lebih baik dari sebelumnya di mana detak jantungnya terdengar lemah dan tak berdaya.
"Jjae."
Lagi dan lagi hanya nama itu yang kembali lolos dari belah bibir Daniel.
Tuan Kim yang baru saja masuk ke ruang ICU dimana Daniel telah di pasang beberapa alat bantu seketika membeku di tempatnya.
Ia tak tahu jika seorang Daniel, dimana ia tahu betul bahwa Daniel adalah seorang pengusaha sekaligus rekan kerjanya yang terkenal tegas dan cerdas, memiliki kepribadian yang kuat, nyatanya dapat terpuruk hanya karena cinta nya pada putranya.
"Niel bangunlah, kau tak boleh meninggalkan putraku yang sedang mengandung buah hati kalian, apakah kau tak ingin membahagiakan putra dan cucu yang aku sayangi?" lirih Tuan Kim yang berdiri di samping ranjang Daniel.
Hening ....
Tak ada jawaban apapun dari Daniel.
Pemuda itu masih setia memejamkan maniknya. Hanya suara mesin dan juga alat monitor yang di pasang ke tubuh Daniel lah yang cukup terdengar mendominasi ruangan itu.
Tak lama setelah nya suara langkah kaki perlahan dan juga isakan tangis tertahan tiba tiba saja terdengar mendekat ke arah ranjang Daniel.
Spontan Tuan Kim menolehkan kepalanya ke arah sumber suara.
"Jjae kau sudah datang?" lirih Tuan Kim yang segera membantu putranya melangkahkan kaki nya mendekat ke arah ranjang Daniel.
"Ni..-Niel.. maafkan aku, jangan tinggalkan kami, kami menyayangi mu, apakah kau tak ingin melihat baby lahir ke dunia?" lirih Jaehwan yang mulai sedikit meracau tak dapat menahan dirinya sembari memegangi ujung seprei ranjang Daniel.
Tangisan yang semula tertahan kini mulai pecah begitu saja. Ia tak dapat menahan nya kembali setelah menyaksikan dengan dua mata kepalanya sendiri, bahwa Daniel-nya kini menggunakan beberapa alat yang di tempelkan ke tubuhnya.
'Astaga! Ini tak baik untuk Jjae!' Monolog Tuan Kim yang menyadari bahwa kondisi Jaehwan bisa di bilang tak sama dengan dirinya.
"Jjae tenanglah, jika Daniel tahu bahwa kau menangis seperti ini maka ia akan merasa sedih, apakah kau ingin Daniel kembali bersedih?" lirih Tuan Kim berusaha bernegosiasi dengan putra semata wayang nya itu.
Jaehwan tentu saja tak dapat langsung tenang atas kalimat yang baru saja di katakan oleh Tuan Kim tersebut, hanya saja pemuda itu secara perlahan mulai memejamkan maniknya, dan berusaha mengendalikan dirinya.
Di saat putranya mulai tenang, barulah Tuan Kim segera mengambil kursi agar putranya dapat duduk di dekat Daniel.
Ia tahu betul bahwa Daniel adalah orang yang juga akan berdampak besar bagi Jaehwan dan juga bayi yang tengah di kandung Jaehwan, oleh karena itu pula Tuan Kim berusaha memposisikan dirinya jika seandainya ia berada di situasi Jaehwan saat ini.
"Ni..-Niel bangunlah, aku merindukan mu, aku tahu aku egois beberapa waktu lalu, hanya saja aku tak pernah berniat sedikit pun untuk benar benar meninggalkan dirimu Niel," ujar Jaehwan sembari memegangi tangan Daniel dengan tertunduk lesu.
Layar monitor yang sebelumnya terlihat biasa saja tiba tiba saja terlihat tak biasa layar monitor yang terlihat berkedip, belum lagi dengan warna tombol pada layar monitor tersebut terlihat menyala.
[Code Blue! Code Blue!]
Beberapa perawat serta dokter yang mengenakan jas putih dan seragam khas rumah sakit segera berlari ke arah ranjang Daniel.
"Maaf Tuan - Tuan, sebaiknya anda keluar dari ruangan ini terlebih dahulu, karena pasien akan kami tangani lebih lanjut."
"Mengapa?! Apakah keadaan ca-- suamiku memburuk?" kaget Jaehwan sembari menggenggam tangan salah satu dokter disana.
"Maaf kami tak dapat mengatakan apapun, hanya saja kami akan melakukan yang terbaik, sebaiknya pihak keluarga dapat menunggu di luar," ujar dokter tersebut berusaha terlihat tenang di hadapan Jaehwan yang dokter itu sadari bahwa Jaehwan tengah mengandung.
Mau tak mau Tuan Kim dengan susah payah membujuk Jaehwan keluar dari ruangan itu. Pria paruh baya itu tak ingin jika mereka nantinya menganggu jalannya pengobatan bagi Daniel, orang yang istimewa untuk Jaehwan.
"A..-appa ... Niel," lirih Jaehwan terbata bata.
Wajah Jaehwan telah memerah sempurna, dengan kelopak matanya yang terlihat sembab, dan maniknya yang juga merah saat berhasil keluar dari ruang ICU.
"Jaehwan!" pekik Nyonya Kim yang langsung menghampiri Jaehwan yang beberapa kali terlihat memukul sang ayah.
Jaehwan semakin histeris memanggil manggil nama Daniel dalam tangisnya.
"Arghhh!!"
---
TBC
Hallo semuanya, ada yang bisa menebak kelanjutannya?
Oh iya apakah pembaca disini ada yang udah baca novel seya yang judul nya Misanthropy Vs Philanthropy di akun Gldseya ?
Kalau belum, yuk coba mampir kesana ... siapa tahu novel nya sesuai dengan selera kalian.
Terimakasih semua pembaca yang selama ini telah setia menunggu kelanjutan ff ini dan juga cerita cerita seya yang selama ini seya publish di wattpad ini.
See you next chapter
Leave a comment, vote and gift
.
.
Seya
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby ... Who is Your Daddy ?
Fanfiction'Baby .... bisakah kau katakan pada ku siapa daddy mu ?' -Kim Jaehwan. . . BXB MPREG