Chapter 17| 🌸

907 82 19
                                    

Manik Daniel tampak menyisiri raut wajah Jaehwan dengan lekat, bahkan sedari tadi Daniel seolah tak ingin lepas manik nya dari tatapan yang kini berada di hadapannya itu.

Dengan hati yang berkecamuk dengan perasaan yang juga semakin kalut, ia merebahkan badannya dan memeluk Jaehwan dari belakang.

'Sayang ... maafkan aku ... biarkan aku kali ini memeluk mu erat seperti ini agar membuat hatiku tenang, baby ... maafkan daddy mu yang payah ini,' benak Daniel mengeratkan pelukannya sambil mengusap perut Jaehwan lembut.

Jaehwan yang tertidur sempat merasa terusik, namun berkat tubuhnya dan juga hidung nya yang hafal dengan aroma tubuh Daniel justru refleks membalikkan tubuhnya, dan menyamankan posisi nya di dalam pelukan Daniel seolah memang disana lah posisi nyaman untuk dirinya.

Melihat tingkah Jaehwan lantas membuat Daniel semakin terharu di buatnya. Ia tak tahu jika Jaehwan kini sudah jauh semakin terbuka dengannya, bahkan dalam tidurnya saja ia sudah dengan sendirinya memberi akses untuk Daniel menjadi lebih dekat dengannya.

'Oh ... sayang ... aku memang bodoh,' benak Daniel sambil memeluk Jaehwan kembali dengan manik nya yang perlahan sudah mulai basah.

Setelah lama Daniel menangisi dan merutuk dirinya sendiri, barulah ia dapat memejam kan manik nya pelan, dan mengikuti Jaehwan yang masuk ke dalam mimpinya yang bebas.

***

Seorang pria paruh baya tampak menghela nafasnya panjang dengan tubuhnya yang bersender pada sebuah bangku kerja nya.

Pagi tadi dengan wajah nya yang kusut ia bergegas berangkat ke kantor sebelum istri nya menyadari bahwa sebelumnya dirinya tidak tidur sama sekali, dan dapat di katakan dalam keadaan yang kurang baik.

Beberapa kali ia mencoba menghela nafasnya kasar mencoba menenang kan dirinya, dan melupakan ataupun memaafkan dirinya sendiri atas kejadian yang memang telah terjadi.

Pikirannya semakin bercabang, terlebih sebuah pesan yang masuk malam kemarin bahwa seorang pemuda meminta izin pada nya untuk menemui dirinya seorang diri dikantornya.

"Hah ... apa yang ingin kau katakan ? Apakah Jjaeni telah merubah pikirannya ? kau telah berhasil membujuk nya ?" Monolog pelan pria paruh baya yang tak lain Tuan Kim.

Tok

Tok

Tok

Sebuah ketukan pintu terdengar cukup jelas di telinganya.

Dengan malas ia sedikit berteriak mempersilahkan orang yang mengetuk pintunya untuk masuk.

"Oh ... kau sudah datang, duduklah ... dimana putraku ?" tanya Tuan Kim pada Daniel yang nyatanya hadir ke ruangan Tuan Kim.

Daniel tersenyum tipis pada Tuan Kim, sambil mendudukkan dirinya di bangku yang sudah Tuan Kim persilahkan.

"Jjaeni ada di mobil saya, tadi nya saya mengajaknya untuk kesini, namun dia bilang akan menunggu di mobil," ujar Daniel jujur.

Jujur Tuan Kim sedikit kecewa atas penuturan Daniel tersebut.

Tidakkah Jaehwan merindukkan sosok Tuan Kim seperti Tuan Kim merindukan putranya itu ?

Itulah yang terfikirkan di kepala Tuan Kim, namun Tuan Kim tetap mengerti dan memahami posisi putranya, mungkin Jaehwan tidak mau menemui dirinya karena tubuhnya yang mungkin akan lebih jelas terlihat sedang hamil dari pada sebelumnya pikir Tuan Kim positif.

Baby ... Who is Your Daddy ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang