Jaehwan dan Daniel kini sudah berada di mobil, dengan Daniel yang menyetir tentunya.
Terlihat Jaehwan yang sesekali menatap keluar jendela dengan tatapan kosong, seolah pikirannya yang entah sedang berkeliaran kemana mana.
Daniel yang sempat melirik Jaehwan langsung bingung dibuatnya.
Seingatnya, sebelumnya Jaehwan tampak baik baik saja, dan tak ada masalah saat ia berpamitan pulang pada kedua orang tua Jaehwan itu sendiri ?
"Mmm ... Jjae, ada apa ? Adakah yang bisa ku bantu ? seperti sedari tadi pikiran mu sedang tidak disni ?" tanya Daniel bertubi - tubi.
Jaehwan tak menjawab, melainkan menundukkan kepalanya.
Setetes cairan bening kini tiba tiba menetes, dan membasahi pipi Jaehwan.
Jaehwan semakin menundukkan kepala nya tidak berani menatap Daniel sedikit pun.
Daniel yang tidak mendengar ada nya sahutan jawaban dari mulut Jaehwan akhirnya langsung menolehkan kepala nya menatap Jaehwan.
"Jjae ... ada apa denganmu ?" Panik Daniel yang kini menatap Jaehwan yang sibuk menundukkan kepala nya dengan cairan bening yang terus berjatuhan dari kedua maniknya itu.
Tak ada jawaban apapun dari Jaehwan.
Sejujurnya ingin sekali Jaehwan membuka mulut nya dan mengutarakan isi hatinya pada Daniel, hanya saja setiap ia berusaha membuka mulutnya, cairan bening yang tak dapat ia tahan semakin membanjiri kedua manik nya.
"Hiks ... Hiks ...." Isak tangis Jaehwan yang semakin terdengar keras.
Dengan panik, akhirnya Daniel lebih memilih untuk memberhentikan mobil nya terlebih dahulu dipinggir jalan.
Sungguh pilu hati Daniel saat mendengar isakan tangis dari mulut Jaehwan.
"Jjae ada apa ? bisa ceritakan padaku ?" tanya Daniel selembut mungkin sambil mengusap bahu Jaehwan.
Berhubung Jaehwan yang belom merespon dirinya, dengan cepat Daniel menarik Jaehwan perlahan kedalam dekapannya.
"Sudahlah Jjae, kau tak usah bersedih seperti itu, kau tak ingin baby mendengar jika eomma nya menangis bukan ? kasihan baby ... Jjae," ucap Daniel lembut sambil mengusap punggung Jaehwan seraya menenangkan Jaehwan.
Jaehwan yang mendengarkan setiap kata yang di lontarkan oleh Daniel, akhirnya mencoba menghentikan isakannya.
Perasaannya yang entah sebelumnya gundah kini merasa jauh lebih baik dari sebelumnya.
"Sudah merasa lebih baik ?" tanya Daniel lembut, saat mendengar suara isak tangis Jaehwan yang lambat laun menghilang.
Jaehwan menganggukan kepalanya mendengar pertanyaan Daniel di dada bidang Daniel.
Perlahan Daniel mulai melonggarkan pelukannya pada Jaehwan.
"Jadi maukah kau menceritakan padaku Jjae mengapa kau tiba tiba menangis seperti tadi ?" tanya Daniel.
Jaehwan tampak menghela nafasnya pelan.
"Niel ... sebenarnya tadi aku memikirkan Appa dan Eomma ku ... aku merasa bersalah telah membohongi mereka Niel ...," ucap Jaehwan sambil menatap Daniel lekat, seolah tatapannya meminta perlindungan pada Daniel.
Daniel yang melihatnya langsung tersenyum serta mengusap pipi Jaehwan yang basah.
"Aku mengerti keadaan mu saat ini, cuman memang ada baiknya kau jujur pada kedua orang tuamu, kurasa orang tuamu tak semenyeramkan yang seperti kau fikir, mereka menyanyangimu Jjae ... dan sebagai orangtua mereka pasti akan menerima dirimu apa ada nya Jjae" ucap Daniel mencoba memberi nasihat pada Jaehwan dari sudut pandangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby ... Who is Your Daddy ?
Fanfiction'Baby .... bisakah kau katakan pada ku siapa daddy mu ?' -Kim Jaehwan. . . BXB MPREG