Chapter 22| 🌲

659 50 10
                                    

Kedua ujung bibir Jaehwan kini tampak tertarik ke atas sempurna. Rasa lega di dada nya kini terasa sangat jelas di dalam hatinya.

Bahkan ia menatap Tuan Kim dan juga Daniel dengan tatapan bahagia, karena keduanya telah mengabulkan keinginannya untuk pulang.

Sudah cukup untuknya mendekam disana. Ia butuh suasana yang dapat membuat nya lebih tenang, dan nyaman, tidak seperti di rumah sakit dengan pemandangan yang selalu sama.

"Ayo Niel kita pulang," ujar Jaehwan riang sembari memegang tangan Daniel.

Daniel menegukkan salivanya kasar.

Jujur saja ia senang mendengar ucapan Jaehwan, hanya saja di lain sisi ia merasa tak nyaman akan hal itu.

Ia sadar betul bahwa Tuan Kim memperhatikannya, bahkan tatapan kecewa yang terpancar jelas di matanya.

Tak lama sang ayah, yang tak lain Tuan Kim mendekat ke arah Jaehwan.

"Apa kau tak ingin pulang bersama appa saja? Appa rindu padamu," ujar Tuan Kim pada akhirnya pada Jaehwan yang terlihat sendu.

Jaehwan dengan cepat menggelengkan kepalanya. Ia masih ragu pada Tuan Kim. Ia takut jika ia sekarang ikut dengan sang ayah, justru nanti nya Tuan Kim berubah pikiran dan memisahkan Daniel dengannya begitu saja.

Ia tak menginginkan hal itu!

"Aku butuh waktu Appa, kau telah merusak rasa percayaku, aku butuh waktu untuk memahami sudut pandang appa," ujar Jaehwan jujur, tanpa berbohong apapun pada Tuan Kim.

Sebuah anggukan kepala kecil Tuan Kim berikan pada Jaehwan.

Kini ia menyadari, bahwa sikap nya sebelumnya memberikan dampak besar pada anak kesayangannya itu.

"Baiklah, jika kau merindukan appa dan eomma, kau dapat pulang kapanpun, terlebih eomma merindukanmu sayang," ujar Tuan Kim mengalah.

Tak lama anggukan kepala kecil Jaehwan berikan pada Tuan Kim dengan sebelah tangannya yang menggenggam erat Daniel, seolah tak ingin di pisah dengannya.

'Ah, sayang ... aku seperti sangat merasa bersalah denganmu, kau selalu membelaku, padahal aku lah sumber masalah dari semuanya, baby ... apakah daddy pantas untuk eommamu?' Monolog Daniel pada dirinya sendiri dengan manik nya mengarah pada perut Jaehwan.

"Ayo Niel, kita pulang," ujar Jaehwan riang sambil menggoyangkan tangannya yang masih berpegangan dengan Daniel.

Secara otomatis Daniel menganggukan kepalanya, mengikuti keinginan Jaehwan. Toh ia tak mungkin mengelak permintaan Jaehwan, yang nantinya dapat membuat Jaehwan sedih ataupun kecil hati, yang berakhir akan mempengaruhi kondisi bayinya sendiri.

"Permisi Tuan Kim, kami izin pamit terlebih dahulu," ujar Daniel sopan pada Tuan Kim.

Tuan Kim hanya dapat mengiyakan ucapan Daniel.

Sungguh ia merasa sedih, dan hatinya terasa sakit menyaksikan sang putra yang semakin lama menjauh melangkahkan kaki nya keluar dari ruang rawat inap tersebut.

'Andai kau tahu Jjae alasan appa marah pada Daniel, Appa hanya kecewa pada nya sayang, appa tak pernah menduga jika selama ini yang merusak hidup mu adalah rekan appa, seharusnya appa menemukannya terlebih dahulu, sebelum akhirnya kau sendiri yang menemukannya dan berakhir seperti sekarang ini.' Monolog Tuan Kim pada dirinya sendiri.

***

Seongwu yang kini telah menyelesaikan pekerjaannya di kantor tampak berkunjung ke apartemen sang kekasih.

Baby ... Who is Your Daddy ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang