Chapter 34| 🎄🎄

215 17 0
                                    

Suara khas rumah sakit dimana hanya dapat terdengar suara layar monitor yang berfungsi untuk mengetahui detak jantung, tekanan darah dan juga oksigen pada pasien menghiasi ruangan tersebut. 

Beberapa dokter yang sebelumnya tampak bersusah payah menyelamatkan nyawa dari pemuda yang tergeletak bergantung pada obat yang terpasang pada selang infus kini secara perlahan mulai mengalami perbaikan yang cukup signifikan. 

Jika semula di prediksi bahwa pemuda yang tergeletak pada ruang ICU tersebut membutuhkan ventilator, lantaran oksigen yang dibutuhkan oleh pemuda itu tak mencapai pada otak nya, dan bisa di katakan bahwa reaksi kinerja otak nya sedikit menurun, maka tidak dengan saat ini. 

Pasien tersebut kembali berangsur membaik, dan kerja otak nya mulai menunjukkan hal yang signifikan. 

"Dokter!" pekik salah satu perawat yang menyadari adanya pergerakan pada jari pasien tersebut yang tiba tiba saja terlihat bergerak. 

Dokter jaga yang berada di ruangan itu segera memeriksa kondisi pasien tersebut. 

"Bisa kau panggilkan keluarganya untuk menemui ku?" lirih Dokter tersebut pada sang perawat untuk menyampaikan pesan tersebut. 

Tanpa menunggu lama perawat tersebut tentu saja segera memanggil keluarga dari pasien tersebut. 

.

.

Tuan Kim yang setia menunggu Daniel di luar ruangan tentu saja langsung dengan cepat tanggap mendekat ke arah perawat yang memanggil nama Daniel. 

"Ada apa? Apakah keadaannya kembali memburuk?" tanya Tuan Kim dengan cepat pada perawat tersebut. 

Tanpa menjelaskan ataupun menjawab atas pertanyaan yang terlontar dari belah bibir Tuan Kim, perawat tersebut justru meminta Tuan Kim untuk mendengar kan penjelasan yang nanti nya akan di jelaskan secara langsung oleh dokter yang menangani Daniel saat ini. 

Tuan Kim tentu saja langsung mengiyakannya dan mengikuti langkah kaki sang perawat yang membawa nya untuk menemui dokter penanggung jawab atas Daniel. 

Jujur saja jauh di dalam lubuk hati Tuan Kim, pria paruh baya itu memiliki kekhawatiran yang cukup besar. Ia tak dapat membayangkan jika Daniel kembali dalam bahaya. 

'Kau harus baik baik saja Niel,' lirih Tuan Kim dalam benak menutupi rasa gugupnya. 

***

"Dimana pasien atas nama Kang Daniel?" tanya seorang pemuda yang baru saja datang dengan nafasnya yang terdengar tersengal sengal. 

Perawat yang ada di hadapannya tentu saja langsung mencoba mengecek nama daftar pasien yang berada disana. 

"Minhyun?" lirih Seongwu yang sebelumnya baru saja menyelesaikan administrasi dari Daniel, sebab bagaimana pun juga Seongwu adalah sekretaris Daniel sekaligus kepercayaannya, dan tak aneh jika pemuda itu mengurusi administrasi milik Daniel, walaupun nama penanggung jawab atau keluarga yang tercantum disana adalah Tuan Kim yang mengaku sebagai mertuanya, walaupun pada kenyataanya Daniel belum menikah dengan putra Tuan Kim. 

"Seongwu-ya! Dimana Niel dirawat?" lirih Minhyun yang cukup khawatir dengan Daniel. 

Seongwu menghela nafasnya sejenak, dan setelah nya ia memberitahu pada Minhyun bahwa kondisi dari Daniel masih kritis dan saat ini masih berada di ruang ICU belum dapat di pindahkan ke ruang rawat inap biasa. 

Wajah khawatir tentu saja terlihat semakin jelas pada wajah pemuda itu. Bagaimanapun Seongwu dan Minhyun adalah sahabat yang di miliki oleh Daniel. 

Bisa di bilang kedua orang itu lah yang selalu ada untuk Daniel sebelum Daniel bertemu dengan Jaehwan yang merupakan tambatan hatinya, yang selama ini masih belum ia sebarluaskan memberitahu secara detail pada sahabatnya itu.

"Lalu kekasih nya?" tanya Minhyun yang menyadari akan Jaehwan. 

Lagi lagi Seongwu menghela nafasnya. 

"Sempat pingsan dan sekarang berada di ruang rawat inap," ujar Seongwu. 

Minhyun memijit keningnya pelan. Ia tak menyangka bahwa sahabatnya itu akan mengalami hal seperti itu. 

"Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa ia menjadi seperti ini? Apakah memang sebelumnya ia memiliki penyakit yang di sembunyikan pada ku?" tanya Minhyun yang memang sempat tak tahu menahu akan kabar Daniel. 

Mau tak mau Seongwu mulai menceritakan semua hal yang ia ketahui, dan tak luput bagaimana keterpurukan Daniel ketika pada akhirnya pemuda itu berpisah dengan kekasih nya. 

Minhyun memejamkan maniknya sejenak. 

"Seperti nya kali ini Niel benar benar mencintainya. Ini adalah hal terpuruk bagi seorang Daniel yang ku kenal sejauh ini." 

Seongwu tak mengelak atas perkataan dari Minhyun, justru ia mengiyakannya, karena memang benar adanya bahwa Daniel jauh benar benar terpuruk kali ini. 

Rasa takut dan kekhawatiran di benci oleh sang kekasih benar benar mengganggu kualitas hidupnya. 

Menyalahkan diri sendiri adalah hal yang di lakukan oleh Daniel di beberapa minggu terakhir. 

"Kuharap Daniel segera pulih, dan kembali bersama dengan kekasih nya." 

Anggukan kepala Seongwu berikan pada Minhyun. 

Setelah nya keduanya kembali melangkah bersama menuju ruang ICU yang berada di ujung lantai tersebut. 

'Kau harus kuat seperti Daniel yang ku kenal.' 

Harapan adalah sebuah keajaiban yang dapat di percaya oleh sebagian orang yang berada di titik terakhir atas keputus-asaan seseorang. 

'Aku percaya padamu.'

---

TBC

See you next chapter 

Leave a comment, and vote 

.

.

Seya

Baby ... Who is Your Daddy ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang