Chapter 36| 🌹🌹

198 22 0
                                    

"Dimana Jjae sekarang Tuan Kim? Apakah saya boleh bertemu?" tanya Daniel yang sudah tak sabar ingin bertemu dengan sang kekasih dan juga calon anaknya.

Tuan Kim tak langsung menjawab, melainkan memerhatikan raut wajah Daniel di sertai kondisi tubuhnya yang belum dapat di katakan stabil.

Helaan nafas pelan sedikit terdengar dari belah bibir Tuan Kim.

"Ada apa? Apakah Jjae dan bayiku dalam masalah?" tanya Daniel dengan panik pada Tuan Kim.

Grafik detak jantung Daniel spontan menunjukkan peningkatan.

Tuan Kim yang menyadari nya dengan cepat memberikan tepukan pelan pada Daniel.

"Mereka baik baik saja, hanya saja beberapa menit yang lalu aku di kabari istriku bahwa Jjae tertidur, aku tak tega membangunkannya," ujar Tuan Kim berbohong.

Perlahan detak jantung Daniel kembali membaik.

"Ah, tak usah di bangunkan, biar nanti saja jika Jjae sudah bangun."

Kalimat itu yang akhirnya di utarakan oleh Daniel pada Tuan Kim.

Jujur saja Tuan Kim sedikit takut jika Daniel tak mempercayai perkataannya, karena bagaimanapun Tuan Kim harus menjaga kondisi dari Daniel maupun putra semata wayang nya itu.

Tak lama setelah nya Tuan Kim undur diri mengatakan pada Daniel bahwa ia hendak bertemu dengan istrinya, untuk alasan itu kini Daniel hanya ditemani oleh Seongwu dan juga Minhyun.

"Mengapa kau menjadi seperti ini Niel?" Lirih Minhyun yang memulai pembicaraannya.

Seulas senyum ia berikan pada Minhyun. Entahlah ia sendiri tak yakin mengapa ia dapat menjadi seperti sekarang ini.

"Ini hukuman ku," ujar Daniel setelah menyadari satu hal yang merupakan alasan dirinya menjadi tak berdaya di ranjang rumah sakit seperti itu.

Minhyun dan Seongwu hanya terdiam tak dapat memperlihatkan kekesalan pada Daniel yang seakan telah mempertaruhkan hidupnya hanya karena seorang pria.

"Kurasa kau benar benar mencintainya eoh?"

Pertanyaan yang kali ini Minhyun berikan pada Daniel.

Anggukan kepala lemah Daniel berikan pada Minhyun.

"Dia duniaku hyung, bagaimana bisa aku tak mencintainya, terlebih sekarang aku sebentar lagi akan menjadi seorang ayah. Jadi apa ada seseorang yang aku lebih cintai dari pada nya?"

Seakan ter-tampar, Minhyun terdiam tak dapat membalas perkataan Daniel yang memang dari sudut pandang Daniel terasa masuk akal.

Helaan nafas pelan terdengar dari belah bibir Minhyun.

"Kuharap kau akan bahagia, kau tak kasihan dengan sekretaris mu ini, lihat saja tubuhnya menjadi sangat kurus karena mengurusi bos sepertimu," ujar Minhyun pada akhirnya berusaha mengubah suasana di dalam ICU itu.

"Apakah begitu Seongwu-ssi?" tanya Daniel.

"Ck, kalian masih saja bersikap formal di saat luar jam kantor, tak bisakah kalian mengendurkan tingkat keformalitasan kalian?" decak Minhyun yang entah mengapa menurut Daniel sekaligus Seongwu pemuda itu menjadi banyak bicara.

Daniel mengangguk pelan kepala nya.

"Kurasa Minhyun hyung benar, apakah aku boleh memanggil mu Seongwu hyung kembali seperti dulu jika tak sedang membicarakan pekerjaan dan di luar jam kantor?" tanya Daniel meminta izin pada Seongwu.

Seongwu menghela nafasnya. Ia kalah suara saat ini!

"Baiklah, aku akan mengikuti perkataan mu, aku kalah suara jika kalian sudah bersama," ujar Seongwu di sertai keluhannya.

"Jadi ... Apakah aku benar benar telah merepotkan mu?" tanya Daniel yang tak enak hati dengan Seongwu.

Jujur saja ia tak menyadari bahwa dirinya memang banyak dan sering sekali merepotkan Seongwu sejauh ini, hanya saja Seongwu yang selalu menganggap Daniel adalah keluarganya sendiri, tentu saja tak pernah merasa di repotkan oleh bos nya sekaligus sahabat nya itu.

"Sudah, kau katakan padanya bahwa bos mu itu sangat merepotkan," ujar Minhyun sembari menyenggol tangan Seongwu dengan siku tangannya.

"Ck, apa bedanya dengan mu, Niel masih mending dia dengan jelas adalah bos ku di kantor, lalu kau?" celetuk Seongwu pada Minhyun yang di sertai dengan tatapan tajam pada pemuda itu.

Melihat keduanya justru mulai terlihat bertengkar pada akhirnya Daniel memilih untuk berdeham keras agar memisahkan keduanya dari sebuah pertengkaran.

Bagaimana bisa keduanya bertengkar di saat Daniel saja masih di dalam ruang ICU?

Di saat ketiganya mulai dalam suasana kondusif, seorang perawat menghampiri mereka, dengan mengatakan bahwa ia perlu bicara dengan salah satu wali dari Daniel.

Tanpa berbasa basi tentu saja Seongwu yang langsung mengikuti perawat tersebut.

'Hah~ Kau akan menjadi ayah yang baik Niel.'

***

Suara langkah kaki kini tengah memasuki ruang rawat inap dimana sang putra kesayangannya berada di sana.

"Jjae sudah tidur?" tanya Tuan Kim yang tak berbohong bahwa dirinya menghampiri sang istri.

Anggukan pelan Nyonya Kim berikan pada Tuan Kim.

"Mengapa kau kesini? Bagaimana dengan--"

Belum sempat Nyonya Kim melanjutkan kalimat nya, Tuan Kim lebih dahulu mengatakan pada Nyonya Kim bahwa Daniel telah sadar, dan harapan dari putra kesayangannya terkabul.

"Kau tahu, Niel bilang ... Jjae lah yang membangunkan nya karena ia telah datang di mimpi nya dengan bentakan dari Jjae," ujar Tuan Kim.

Cairan bening dapat dilihat turun begitu saja dari mata cantik Nyonya Kim. Ia tak dapat berkata apa apa.

"Kurasa mereka memang telah di takdirkan bersama."

"Kurasa begitu."

Perlahan Tuan Kim memeluk Nyonya Kim penuh kasih sayang.

Ada perasaan lega yang keduanya rasakan ketika mengingat akan respon Jaehwan jika mengetahui bahwa kekasih atau lebih tepat nya ayah dari anak yang di kandung Jaehwan telah bangun dari koma nya.

Jujur saja Tuan Kim dan Nyonya Kim sempat khawatir jika Daniel tak kunjung bangun, dan memilih melepaskan putranya.

Bagaimana jika Jaehwan melakukan hal gila?

Bagaimana jika Jaehwan-nya memilih mengakhiri hidup mengikuti jejak Daniel?

Pemikiran pemikiran seperti itu sempat terlintas di alam bawah sadar baik Nyonya Kim dan juga Tuan Kim.

"Sepertinya kita harus benar benar merelakan putra kesayangan kita memiliki keluarga kecil nya sendiri," ujar Nyonya Kim setengah berbisik pada Tuan Kim yang langsung di balas dengan sebuah anggukan kepala persetujuan dari pria paruh baya itu.

Bagi Tuan Kim maupun Nyonya Kim kebahagiaan Jaehwan adalah yang paling penting untuk mereka.

'Kau harus bahagia Jjae.'

---

TBC

See you next chapter

Leave a comment and vote

.

.

Seya

Baby ... Who is Your Daddy ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang