Chapter 18| 🌻

839 81 13
                                    

Degupan jantung yang kian terasa semakin cepat dan sesak Daniel rasakan kali ini.

Kaki - kakinya tampak lemah seolah tak mampu menopang tubuhnya. Isakan tangis tertahan kini Daniel lakukan setelah membawa Jaehwan ke rumah sakit, yang kini tengah di tangani oleh salah satu dokter disana.

'Maafkan aku Jjae ... Maafkan daddy ... baby,' benak Daniel yang kini kian kusut tak dapat berfikiran jernih satu satu nya yang ada di kepala Daniel adalah keselamatan kedua orang yang ia sayang.

"Yak !! Kang Daniel ! Kau gila, mengapa membawa putraku begitu saja!" bentak pria paruh baya yang kini setengah berlari mendekati Daniel, dengan deru nafasnya yang tersengal sengal.

Daniel diam, tak menjawab sedikit pun, yang ia lakukan hanya diam di tempatnya dan menundukkan kepalanya.

Ia tak mempedulikan kehadiran Tuan Kim yang sebenarnya tengah marah padanya.

Tak lama sebuah pintu yang sebelumnya tertutup, kini terbuka diikuti oleh pemuda dengan jas putihnya.

"Ba...-bagaimana keadaannya Jjae ? Apakah baik baik saja ? dan bagaimana dengan bayiku ?" tanya Daniel bertubi tubi pada seorang dokter yang ada di hadapannya kini.

Manik Daniel tampak sendu, dan sangat menantikan jawaban dari dokter tersebut.

Dokter yang menyadari bahwa pemuda di hadapannya merupakan wali dari pasien yang sebelumnya ia tangani, lantas langsung mencoba menenangkan Daniel.

"Istri anda sempat mengalami pendarahan, untung saja kau membawanya tepat waktu sehingga istrimu, maupun bayimu keduanya dapat di selamatkan, dan ... saya harap jangan memberikannya tekanan yang dapat membuat nya stress, sebab tak baik untuk keduanya, terlebih untuk sementara istri anda harus dirawat di rumah sakit, agar dapat memulihkan keadaannya," ujar sang dokter yang memberikan penjelasan pada Daniel.

Seketika kedua pria yang berada di hadapan dokter tersebut, seakan keduanya tertampar dengan perkataan dokter tersebut.

Tuan Kim membeku di tempatnya, seluruh tubuhnya menegang dan otak nya seakan tersumbat, tak dapat berfikir jernih, sedangkan Daniel langsung terdiam, dan tak lama terjatuh tak sanggup mendengar perkataan dokter tersebut, terlebih ia menganggap semua ini di karenakan kesalahannya, tanpa memikirkan sedikit pun kesalahan Tuan Kim.

"Berdirilah Tuan, istri anda sekarang masih belum sadar, tapi kau tenang saja istri anda sudah melewati masa kritisnya," ujar dokter tersebut sembari membantu Daniel agar kembali berdiri.

Dengan sisa sisa tenaganya, ia berusaha berdiri mengikuti perkataan dokter tersebut.

"Maaf ... maafkan aku Jjae,"

Setelah nya, dokter tersebut meninggalkan Daniel dan juga Tuan Kim.

Keduanya tampak dengan pandangan kosong, seolah keduanya terbawa dalam suasana yang menyedihkan, sekaligus saling menyalahkan diri nya masing masing.

"Maafkan saya ... Tuan Kim," ujar Daniel pelan dengan posisi nya yang masih menundukkan kepalanya berusaha mengontrol deru nafasnya yang masih terdengar menyesakkan.

Dengan nada yang sangat rendah Tuan Kim pun mengatakan hal yang tak jauh berbeda dengan Daniel.

Tuan Kim merasa sangat bersalah, kalau saja ia mau berlapang dada dan memahami pendapat, atau pun perasaan nya mungkin Jaehwan tak akan seperti ini, yang bahkan mempertaruhkan nyawanya dan bayinya.

Keduanya saling menganggukan kepalanya, dan saling berpelukan satu sama lain.

Mereka berusaha melepaskan emosi nya.

"Kita selesaikan masalah kita setelah ini, kesehatan putraku dan bayinya lebih penting dari apapun, saya akan memaafkan mu kali ini, namun jangan anggap saya telah memaafkan mu sepenuhnya," ujar Tuan Kim dengan tegasnya.

Dengan cepat Daniel menganggukan kepalanya. Ia cukup tahu diri, tak mungkin hanya karena kejadian ini Tuan Kim akan memaafkannya begitu saja.

Setelah nya keduanya memilih masuk ke ruangan yang dimana Jaehwan di rawat, karena sebelumnya memang Jaehwan telah di pindahkan ke ruang rawat inap.

.
.

Manik Daniel, maupun manik Tuan Kim tampak sayu menatap Jaehwan yang masih setia memejamkan maniknya, dengan tangan kanannya yang terpasang infusan menggantung.

"Bangunlah sayang maaf kan aku, baby ... apakah kau tak bisa membangunkan mommy mu agar dapat menatap daddy ?" ucap Daniel pelan dengan tangannya yang mengusap perut Jaehwan.

Tuan Kim yang berada disana hanya dapat melihat tingkah Daniel yang baru ia ketahui bahwa Daniel terbilang tulus menyayangi Jaehwan dan bayinya.

'Apa yang harus aku lakukan ? Apakah putraku memang benar benar bahagia dengannya ? Apakah aku membiarkannya saja, tapi ...—' ucap Tuan Kim dalam benak menggantung.

Entahlah hatinya kini terasa gundah dan terasa sedih.

Sampai saat ini Nyonya Kim belum mengetahui keadaan putra chubby kesayangannya itu, Tuan Kim berusaha menutupi keadaan yang terjadi, ia tak ingin istrinya menjadi histeris dan memaksakan dirinya untuk datang ke rumah sakit, terlebih kondisi Jaehwan sampai saat ini belum juga membuka manik nya itu.

Perlahan mulut Jaehwan sedikit terbuka berusaha untuk mengeluarkan suaranya yang tak kunjung keluar dari mulutnya.

"Jjae ...," lirih Daniel pelan sambil langsung mengusap dahi Jaehwan lembut.

Manik Jaehwan yang semula tak terbuka, secara perlahan mulai mengerjapkan maniknya pelan.

"Ni..-Niel ...," ucap Jaehwan terbata bata saat manik nya benar benar terbuka dan bersibobrok dengan manik Daniel.

Manik Jaehwan tampak lelah, namun guratan wajahnya tampak sedikit lega saat mendapati Daniel masih berada di samping nya menunggu dirinya.

Sejenak setelah nya, Jaehwan dengan sedikit ketakutan mulai mengusap perut nya yang mulai terlihat membuncit.

"Baby ... kau baik baik saja ?" ucap nya setengah panik.

"Sayang tenanglah ... baby baik baik saja, kita harus bersyukur bahwa baby masih sayang dengan kita, sehingga ia masih setia dengan nyaman di perutmu," ujar Daniel lembut sambil mengusap tangan dan perut Jaehwan secara bergantian.

Seulas senyuman terukir di wajah Jaehwan.

Terlihat sekali kelegaan bahwa bayinya masih berada di perutnya, terlebih Daniel yang selalu menganggap bayinya layaknya anak kandung nya sendiri, karena sampai saat ini Jaehwan tak mengetahui bahwa bayi yang dikandung Jaehwan adalah benar benar anak kandung Daniel sendiri.

'Terimakasih Jjae kau sudah bangun, aku menyayangimu, dan setelah ini aku tak akan membiarkan mu sekaligus bayi kita terluka,' ujar Daniel dalam benak.

......

TBC

See you next chapter

Leave comment and vote ...

.

.

Seya

Baby ... Who is Your Daddy ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang