"Mengapa kau ikut?" tanya Daniel yang bingung dengan keberadaan Seongwu yang kini ada di sampingnya.
Seongwu mengendikkan bahunya dan menatap kedua pemuda manis yang kini berjalan di depan mereka saling bergandengan tangan.
"Jika seperti ini bukan kah sama saja seperti tak berkencan?" keluh Daniel yang tak mengerti dengan jalan pikiran Jaehwan yang tiba tiba saja mengajak Seongwu dan juga kekasihnya yang tak lain adalah sahabat dari Jaehwan--Jihoon.
"Niel mengapa jalan mu lama sekali? Kita hendak makan siang dulu sebelum menonton, bukan kah begitu Jihoon-ie?" lirih Jaehwan dengan penuh sukacita bergandengan dengan Jihoon.
Jihoon dengan penuh semangat menganggukan kepalanya mengiyakan perkataan Jaehwan.
"Aku kira hyung bercanda akan double date, ternyata hyung tak berbohong," kekeh Jihoon yang suka dengan ide Jaehwan kali ini.
Lain halnya dengan Daniel yang sibuk merengut, Seongwu justru terlihat senang melihat sang kekasih bahagia dengan sahabat nya itu.
"No, aku tak mungkin berbohong padamu lagi, terlebih kekasih mu adalah sahabat suamiku, jadi untuk apa aku berbohong padamu," ujar Jaehwan sembari memperlihatkan senyumannya itu.
"Sudahlah Niel, kau tak melihat istrimu bahagia kita double date seperti ini?" bisik Seongwu pada akhirnya setelah melihat raut wajah Daniel yang tak mengenakkan.
Daniel menghela nafasnya panjang. Ia sadar bahwa apa yang di katakan oleh Seongwu ada benarnya, jadi mau tak mau ia menurunkan egonya dan membiarkan Jaehwan bahagia.
'Niel, kau harus ingat istri mu sedang hamil, jadi sebaiknya kau tak egois.' Monolog Daniel dalam benak nya menyadarkan dirinya sendiri.
Jujur saja ia masih tak habis fikir dengan jalan pikiran istrinya, tetapi bagaimanapun juga sang istri tak dapat di salah kan, untuk itu ia hanya berlapang dada.
"Ah, Jihoon-ie apakah kau dapat menemani Jjae selama aku dan Seongwu hyung melakukan perjalanan dinas?" tanya Daniel.
Anggukan kepala serta senyuman cepat tentu saja Jihoon berikan pada Daniel.
Lagi pula menurut Jihoon itu lebih baik, toh ia pun akan di tinggal kekasih nya bukan? Jadi tak ada salah nya untuk dirinya menghabiskan waktunya dengan sang sahabat yang sudah lama ia kenal.
"Terimakasih, jika ada hal apapun yang mendesak kau dapat memberitahu padaku atau pun Seongwu hyung."
Lagi lagi Jihoon menganggukan kepala nya, sedangakan Jaehwan hanya memutar maniknya malas.
Sungguh ia kesal pada Daniel karena kembali mengingatkan dirinya bahwa pada kenyataannya sang suami besok akan meninggalkan dirinya untuk pekerjaan nya itu.
"Tak bisakah ia bertanya hal itu dibelakangku? Aku kan jadi ingat," decak Jaehwan kecil yang hanya dapat di dengar oleh Jihoon, karena pemuda manis itu berada di sebelah Jaehwan tentunya.
Dengan cepat Jihoon kembali merangkul Jaehwan dan mengusap lengan atas sahabat nya itu.
"Anggap saja selama mereka pergi adalah waktu quality time untuk kita, bukankah kita sudah lama tak menghabiskan waktu berdua karena waktu mu sudah habis dengan Niel hyung mu itu?"
Dengan susah payah Jihoon merangkai kata membuat sebuah pernyataan yang di balut dengan pertanyaan balik agar Jaehwan dapat memahami kalimat nya itu.
"Ah, kau benar," ujar Jaehwan pada akhirnya.
Tak lama seulas senyuman terpatri di wajah Jaehwan. Oh ayolah Jaehwan dengan pikiran polos nya memang mudah terbujuk jika Jihoon yang mengatakan nya.
"Kau sangat pintar Jihoon-ie," ujar Jaehwan yang tiba tiba saja hendak memeluk erat Jihoon tanpa aba aba.
"Sa—" pekik Daniel tertahan, sembari lengannya menahan lembut tangan Jaehwan.
Tak ingatkah Jaehwan bahwa kini perut nya telah membuncit besar?
Kekehan pelan keluar begitu saja dari belah bibir Jaehwan.
"Aku lupa bahwa perutku besar," ujar Jaehwan.
"Seongwu hyung apakah sebaiknya aku membatalkan saja penerbangan ku? Bagaimana jik—"
Kali ini Seongwu lah yang berusaha menarik Daniel.
"Apakah kau yakin mengatakannya?"
Daniel menegukkan salivanya kasar. Ia tak yakin!
"Sudah sudah, aku tahu kau sangat sibuk, dan perusahaan mu membutuhkan mu, jadi tak apa besok kalian tetap berangkat, lagi pula kau tak akan lama lama disana kan Niel?"
Tanpa berfikir panjang tentu saja Daniel mengiyakan nya. Bagaimana mungkin ia dapat tahan berlama lama jauh dari sang istri?
"Aku akan pulang secepat mungkin!" Pekik Daniel penuh semangat.
"Hng, aku tahu," ujar Jaehwan.
Setelah nya seperti rencana Jaehwan mereka memilih makan siang terlebih dahulu sebagaimana plan yang sudah di buat oleh Jaehwan tentu nya.
***
Langkah kaki panjang seorang gadis dengan kaki jenjang nya kini melangkah santai menuju salah satu pintu yang tak semua orang dapat memasuki ruangan tersebut dengan mudah nya.
"Hyun-ah," pekik gadis itu dengan wajah sumringah saat membuka pintu tersebut.
Minhyun pemuda yang di tuju tampak tak menyambut balik gadis itu.
Raut wajah kecewa terlihat dengan jelas di wajah Minhyun.
"Hyun-ah ini aku? Mengapa kau terlihat seperti melihat hantu?" Celetuk gadis itu kembali saat tak kunjung mendapati sapaan balik dari Minhyun.
Diam!
Minhyun terdiam seakan tak percaya dengan kehadiran gadis yang ada di hadapannya.
"Mengapa kau kembali?"
Kali ini Minhyun bersuara, hanya saja nada bicara nya sudah jelas terdengar dingin pada gadis itu.
Gadis itu menegukkan saliva nya kasar. Jujur ia tak menyangka bahwa akan mendapatkan jawaban seperti ini.
"K..-kau marah padaku?" tanya gadis itu hati hati.
Helaan nafas berat terdengar dari belah bibir Minhyun.
"Menurutmu? Apakah kau ingin menghancurkan nya kembali? Jika iya maka tak seharusnya kau kembali kesini."
Skakmat!
Dengan sekuat tenaga gadis itu menahan tangis atas ucapan Minhyun yang terasa menyakitkan.
Bukankah selama ini Minhyun berada di pihak nya? Lalu mengapa seakan Minhyun memojokkan nya?
Hal tersebut yang kini terlintas di benak gadis yang baru saja kembali dari persembunyian setelah tiba tiba menghilang tanpa kabar.
Satu satu nya jejak hanyalah sepucuk surat yang di tinggalkan untuk mantan kekasihnya.
Rasanya ingin sekali ia berteriak dan membeberkan alasan ia menghilang, hanya saja hal tersebut tak dapat ia lakukan.
Tenggorokan nya terasa tercekat, dan rasa percaya diri yang sebelumnya ia rasakan seakan menghilang begitu saja.
"Ma..-maafkan aku."
Hanya kalimat itu yang pada akhirnya lolos dari belah bibirnya.
———
TBC
Hai hai, udah lama nih komenan kalian semakin lama semakin sedikit disini 🤭, jadi untuk kali ini seya minta kalian komen dong kasih saran kalian mengenai ...
Kalian mau nya cerita ini lebih di perpanjang lagi atau udah cukup di cepetin aja tamat nya?
Komen yaaa ....🥰
See you next chapter
Leave a comment and vote
.
.Seya
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby ... Who is Your Daddy ?
Fanfiction'Baby .... bisakah kau katakan pada ku siapa daddy mu ?' -Kim Jaehwan. . . BXB MPREG