Beberapa kali helaan nafas kasar tampak terdengar cukup keras pada kamar yang tak terlalu besar, hanya saja karena penataan dan juga warna yang mendukung membuat kamar tersebut terasa luas.
Rasanya ia ingin sekali berteriak, jika saja ia tak ingat bahwa flat apartemennya kali ini tak terlalu kedap suara seperti flat apartemennya sebelumnya, berhubung flat apartemen yang ia tinggali hanyalah tempat tinggal sementara yang ia sewa selama ia berada di Korea.
Ujung kuku jari telunjuk nya sudah ia gigiti hampir habis.
"Apakah aku benar benar melewatkan beritanya? Mengapa aku tak mendapatkan informasi itu? Jadi ia sudah bahagia? Mengapa ia bahagia di saat aku terpuruk?" lirih Jihyo dalam keadaan yang cukup kalut.
Sungguh ia merasa bahwa hidupnya seakan sia sia. Berulang kali ia sibuk menyalahkan dirinya sendiri.
Terlambat?
Kata itu yang semakin terngiang di kepala nya. Kepalanya seakan berdenyut nyeri hebat lantaran ia tak terima dengan kenyataan yang ada.
"No! Ini tak benar, aku pasti salah mendengar. Tak mungkin ia dapat dengan mudah terbebas dari bayangan ku," ujar Jihyo sembari mengepal tangannya yang bebas.
Kekalutannya semakin menjadi jadi. Tanpa ragu kali ini ia kembali menghubungi Minhyun yang ia rasa akan memberikan sebuah jawaban valid atas kabar yang baru saja ia dapatkan.
Beberapa kali Jihyo tampak menghembuskan nafasnya, dikarenakan Minhyun yang tak kunjung mengangkat telefonnya.
Cemas?
Tentu saja ia sangat cemas!
Butuh tiga kali panggilan pada akhirnya Minhyun mengangkat telefonnya.
"Mengapa kau lama sekali sih mengangkat telefon ku," keluh Jihyo pertama kali saat ia mendengar nada tersambung.
Suara decakan yang terdengar dari belah bibir Minhyun di seberang telefon.
"Ada apa? Mengapa kau menggangguku? Aku tak memiliki urusan dengan mu jika kau ingat dengan baik Jihyo," ujar Minhyun yang kali ini terkesan dingin.
Jihyo memejamkan maniknya sejenak sebelum memulai pembicaraan nya kembali.
"A..-apa benar Daniel telah menikah?"
"Dari mana kau tahu?"
Deg!
Degup jantung nya berdetak hebat. Bukan jawaban itu yang Jihyo harapkan. Tak bisakah Jihyo mendengar jawaban sanggahan?
Hal itu yang sebenarnya ia harapkan dari jawaban Minhyun.
Hanya saja mustahil bukan?
Ingin rasanya Jihyo memaki Minhyun saat ini atas jawaban yang tak ia suka. Namun ...
Bibir nya terasa kelu dan suara yang seharusnya lantang keluar justru seakan tercekat di tenggorokannya yang terasa kering.
Dengan susah payah ia berusaha membasahi tenggorokannya agar dapat mengeluarkan suara nya membalas pertanyaan Minhyun.
Hanya saja ...
Ia tak sanggup melakukannya. Bulir air mata mulai berjatuhan membasahi pipi nya.
"Hei, apakah kau mendengar suaraku?" tanya Minhyun di seberang telefon saat tak mendapatkan balasan dari Jihyo.
Dengungan pelan pada akhirnya dapat Minhyun dengar sebagai jawaban.
"Berita nya benar, Daniel memang telah menikah, dan sebentar lagi ia akan memiliki keluarga lengkap, oleh karena itu sebaiknya urungkan niat mu untuk mendekati Daniel kembali. Karena Daniel bukanlah Daniel yang kau kenal dulu," ujar Minhyun berterus terang pada Jihyo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby ... Who is Your Daddy ?
Fanfiction'Baby .... bisakah kau katakan pada ku siapa daddy mu ?' -Kim Jaehwan. . . BXB MPREG