Chapter 1| ☘️

3.9K 274 43
                                    

Berkali kali pemuda manis, yang mempunyai nama lengkap Kim Jaehwan itu menarik nafas nya dalam dalam dan menghela nya nafasnya panjang.

Awalnya Jaehwan kira dengan menarik dan menghela nafasnya berkali kali akan membuat perasaan nya jadi lebih baik dari sebelumnya, namun nyata nya justru sama saja, tak ada perubahan sedikit pun.

Jaehwan mengusak rambut nya pelan, dan memukul pelan jidat nya merutuki kebodohannya.

Bagaimana bisa ia tak tahu hal yang bisa menyebabkan nya hamil ?

Bukankah seharusnya ia sadar ? atau mungkin tubuhnya seharusnya bereaksi pada saat hal 'itu' terjadi bukan ?

Entahlah Jaehwan tak mengingat apapun, satu hal yang ia tahu bahwa ia akan memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungannya.

'Bagaimana kalau eomma dan appa tau ? apakah eomma dan appa akan memarahi Jjae ?' Tanya Jaehwan pada dirinya sendiri dalam benak.

Setelah tertegun sejenak memikirkan langkah yang akan dia ambil, akhir nya Jaehwan memutuskan untuk sementara waktu tinggal dengan sahabat nya, dan berniat akan berbohong pada kedua orang tuanya dengan mengatakan bahwa dirinya akan belajar hidup mandiri dengan tinggal sendiri tak bersama kedua orang tuanya lagi sebagai alasan ia tak berada dirumah agar bisa menghindari kedua orang tuanya, sampai Jaehwan siap mengatakan yang sebenarnya pada appa maupun eommanya itu.

'Maafkan Jjae ... Eomma.. Appa ...Jjae tau Jjae salah tapi Jjae juga belom tau apa yang sebenarnya terjadi' lirih Jaehwan dalam benak.

Dengan sedikit keraguan Jaehwan segera memberikan pesan singkat  pada sahabatnya agar dapat mengizinkannya untuk tinggal di tempatnya sementara waktu.

Sudah 5 menit berlalu Jaehwan belom juga mendapatkan balasan pesan dari sahabatnya itu.

"Kemana bocah itu ?? kenapa tak membalas pesanku ?" keluh Jaehwan sambil menatap layar handphone nya.

Tak berapa lama setelah nya terdengar bunyi notifikasi pesan masuk pada layar handphonenya.

Dengan segera Jaehwan membuka isi pesan tersebut.

'Akhir nya Jihoon membalas pesanku' gumam Jaehwan dalam benak.

Untung saja isi pesan yang Jihoon tulis sesuai dengan harapannya.

Dengan perlahan ia bangkit dari bangku yang sedari tadi ia duduki dan melangkahkan kaki nya menuju tempat dimana ia dapat menghentikan taksi yang lewat.

Sungguh ia merasa tertekan jika sedang sendirian. Sebab dia akan teringat terus bahwa sekarang ada janin yang sedang ia kandung.

Ingin rasanya ia memejamkan maniknya, dan merebahkan tubuhnya yang semakin terasa lelah.

Entah lelah karena alasan bayi yang sedang ia kandung, maupun memang lelah karena hampir seharian ia tidak berada di rumahnya dan belom sempat merebahkan tubuhnya.

...
...

Jaehwan kini sudah berada di pinggir jalan, bahkan sedari tadi ia sudah berusaha memberhentikan taksi yang lewat, namun sialnya tak satupun taksi itu berhenti di hadapannya.

"Kenapa aku sial sekali hari ini" gerutu Jaehwan yang tanpa sadar di dengar oleh pemuda tegap dan tinggi yang berada tak jauh darinya

"Ck .... tak bisakah kau tenang" decak pemuda yang kini berada persis disebelahnya.

Jaehwan yang mendengarnya sekilas, hanya menganggapnya angin lalu, dan tak menggubrisnya sedikitpun

Jujur ia tak mau ambil pusing dengan decakan pemuda itu.

Pemuda yang berada di sebelah Jaehwan mengerutkan alisnya sejenak sambil memerhatikan Jaehwan dari atas sampai bawah.

Jaehwan yang lama kelamaan merasa risih dengan tatapan pemuda yang berada disebelah nya itu, akhirnya dengan terpaksa Jaehwan menegur pemuda itu.

"Mengapa kau menatap ku seperti itu ? apakah ada yang salah denganku ?" tanya Jaehwan.

Pemuda itu menggelengkan kepalanya, dan tersenyum tipis.

"Apa kah kau memang suka memggunakan pakaian kebesaran seperti itu ?" tanya pemuda itu tiba tiba.

Refleks Jaehwan memperhatikan pakaian yang ia kenakan, lalu menganggukan kepalanya lucu.

'Aish ... kenapa pemuda ini lama kelamaan terlihat menggemaskan?'  ucap Pemuda itu dalam benak.

"Kau terlihat seperti tenggelam mengenakannya...... tapi ... menggemaskan" ucap pemuda itu pada Jaehwan, yang diakhiri cicitan pelan yang terdengar samar di telinga Jaehwan.

"Tapi ini nyaman" jawab Jaehwan cepat dan singkat.

Baru saja Jaehwan kembali mengulurkan tangannya hendak memberhentikan taksi yang akan melintas di hadapannya, sebuah motor tampak hendak menyelip di sebelah taksi tersebut, sontak Jaehwan memundurkan badannya dan membelalakkan maniknya, dan tanpa ia sadari kini lengannya telah di pegang oleh pemuda yang berada di sebelahnya.

"Hampir saja" gumam pemuda itu pelan.

"Akh ..." ringis Jaehwan pelan saat perutnya tiba tiba terasa sakit.

"Hei ada apa ?" tanya pemuda itu panik.

Jaehwan tak menjawab, melainkan peluh keringatnya kini membasahi dahinya.

"Kau sakit ?" tanya pemuda itu dengan nada khawatir.

Jaehwan tak dapat berkata apa apa menahan sakit, yang dapat ia lakukan hanya menganggukan kepala nya sebagai jawaban pada pemuda itu.

'Baby ... ada apa denganmu ? ... maafkan aku tadi aku hanya refleks membawa tubuh ku ke belakang dengan sekaligus' gumam Jaehwan dalam benak.

"Kalau begitu aku akan mengantarmu ke rumah sakit dekat sini dengan mobilku"

Jaehwan lagi lagi menganggukan kepala nya pelan.

"Kau bisa berjalan ? atau perlu ke gendong di pundakku ?" tanya pemuda itu kembali sambil menatap kasihan pada Jaehwan.

"A..-aku bisa berjalan" ucap Jaehwan sambil menegakkan badannya yang sempat membungkuk menahan sakit.

Manik pemuda itu tak lepas dari pergerakan Jaehwan sedikit pun, ia merasa khawatir dengan Jaehwan.

Dengan perlahan Jaehwan melangkahkan kaki nya mengikuti langkah kaki pemuda yang tadi ingin mengantarnya ke rumah sakit.

Pemuda itu ada di depan Jaehwan kali ini, lebih tepatnya Jaehwan lah yang meminta nya seperti itu, ia tak mau pemuda itu melihat dirinya yang sesekali mengusap perutnya yang terasa nyeri.

Namun tanpa Jaehwan sadari, pemuda itu terus melirik Jaehwan yang berada di belakangnya, bahkan ia juga sedikit merasa janggal dengan tingkah yang dilakukan Jaehwan.

'Apakah pemuda manis itu sungguh baik baik saja berjalan sendiri di belakangku ? tapi mengapa sedari tadi ia mengusap dan menatap perutnya seolah ia berbicara dengan perutnya itu ? Apa ia sakit perut ? Ani .... aku merasa ada yang aneh disini' gumam pemuda itu dalam benak nya yang terus memutarkan otaknya mencari tahu hal hal yang menurut nya janggal namun tidak ia sadari.

...............

TBC

See you next chapter

Please leave comment and vote....

.
.

Seya

Baby ... Who is Your Daddy ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang