Chapter 33| 🌸🌸

223 22 2
                                    

Nyonya Kim tampak menggigiti kukunya berusaha menekan rasa gugup nya yang semakin menyesakkan dada nya.

"Tenanglah, kau harus percaya bahwa Jjae dan Niel akan baik baik saja."

Kalimat itu yang dapat Tuan Kim katakan pada Nyonya Kim.

Bohong jika Tuan Kim tak khawatir pada putra kesayangannya sekaligus calon cucu nya serta calon suami putranya yang tergeletak di ranjang rumah sakit, dengan selang infus menempel pada kulit punggung tangan mereka.

Hanya saja ...

Bukankah akan terlihat sangat menyedihkan jika dirinya ikut memperlihatkan kesedihannya di saat istrinya terlihat terpuruk?

Tuan Kim tak tega melakukannya!

"Kau yakin semuanya akan mereka lewati?" tanya Nyonya Kim dengan sedikit bergetar menatap ke arah suaminya itu.

Sebuah anggukan kepala dengan susah payah Tuan Kim perlihatkan pada sang istri.

Ada apa dengan Jaehwan?

Pemuda berpipi chubby itu tak dapat mengontrol emosi nya, dan berakhir ia hampir saja terjatuh ke lantai keramik di belakang nya jika saja Tuan Kim tak cepat menangkap tubuh Jaehwan yang lemah tersebut.

Sungguh kondisi Jaehwan saat ini bisa di bilang hampir sama seperti Daniel yang tak dapat di katakan baik.

Kondisi bayi yang ia kandung cukup memprihatinkan, dan dengan terpaksa dokter kandungan memberikan obat penguat kandungan pada Jaehwan dan berusaha mempertahan kan bayi yang ada di dalam kandungan Jaehwan yang masih di bilang rentan.

Usia kandungannya baru saja hendak menginjak lima bulan yang itu artinya kondisi bayi masih belum sempurna, dan yang terburuk demi mempertahankan bayi tersebut tentu saja Jaehwan akan berakhir menetap di ruang rawat inap tersebut.

Bunyi mesin detak jantung yang berada di unit ICU, dimana Daniel dirawat kini sedikit demi sedikit sudah mulai dalam kondisi stabil

Sejauh ini tak ada pergerakan signifikan yang terjadi pada Daniel, atapun Jaehwan seakan keduanya tengah sama sama menyepakati untuk belum mau membuka kedua manik mereka.

.

.

"Jjae?" lirih salah satu pemuda yang sebelumnya tengah bersantai duduk di tepi pinggiran danau yang terlihat indah.

"Niel!!" pekik pemuda manis berpipi chubby dengan sedikit berlari kecil menghampiri pemuda yang ia panggil tersebut.

"Hati hati."

Kata itu yang dapat keluar dari belah bibir Daniel yang merasa khawatir dengan pemuda manis kesayangan nya itu.

"Mengapa kau sendirian kesini? Mengapa kau tak mengajak kami? Apakah kau akan pergi tanpa memberitahu padaku terlebih dahulu? Apakah kau sejahat itu?" lirih Jaehwan yang lebih terdengar seperti merajuk pada Daniel.

Sebuah senyuman tipis dengan tangan terulur mengusak rambut Jaehwan kini spontan Daniel lakukan pada Jaehwan.

"Mengapa kau mengatakan seperti itu sayang? Apakah kau masih mengharapkan ku berada di dekatmu? Bukankah kau membenci ku?" lirih Daniel dengan nada bicara yang terdengar rendah, tetapi tetap memberikan senyuman pada Jaehwan yang berada di hadapannya.

Sontak Jaehwan memundurkan tubuhnya dan menatap lekat Daniel.

Siapa bilang ia benci Daniel? Sejak kapan ia membenci nya?

Cairan bening kini tak dapat terbendung lagi. Pemuda manis itu tampak mulai terisak mendengar kalimat dari Daniel yang terdengar menyakitkan.

"Aku tak membencimu, bagaimana mungkin aku membenci ayah kandung dari anakku, apakah menurut mu aku sudah gila memilih membencimu? Aku hanya kecewa padamu yang memilih diam tak berbicara jujur padaku, hanya itu ... apakah aku salah?"

Emosi Jaehwan kian meluap tanpa pemuda manis berpipi chubby itu sadari sendiri. Oh ayolah bukan hal semacam ini yang Daniel harapkan dari Jaehwan yang tiba tiba berada di hadapannya itu.

Daniel terdiam, dan menatap lekat Jaehwan sembari berusaha menafsirkan kalimat panjang yang baru saja di katakan oleh Jaehwan.

"Kau benar benar tak membenci ku?" lirih Daniel yang terlihat jauh lebih bersemangat di bandingkan sebelumnya yang jelas terlihat seperti pemuda yang sudah berada di ujung jalan tak tahu harus mengambil jalan mana yang benar.

Gelengan kepala cepat Jaehwan berikan pada Daniel sembari mencoba memeluk ayah dari calon bayi nya.

Hanya saja ...

"Niel!!"

Suara detak jantung yang sebelumnya terlihat stabil berada di ruang ICU tiba tiba saja menunjukkan tempo jantung yang tak beraturan dan sangat jelas terlihat code warning pada layar paju jantung yang di pasang pada tubuh Daniel.

{Code Blue! Code Blue!}

Beberapa dokter segera berlari menuju ranjang Daniel yang berada di ICU tersebut. Dengan sigap dokter yang berada di sana mengambil tindakan yang tepat dalam menangani kondisi Daniel yang secara tiba tiba memburuk.

.

.


"Niel!!" pekik Jaehwan yang tiba tiba saja membuka kedua manik nya.

Sontak Nyonya Kim yang tengah memegangi tangan Jaehwan sebelumnnya tampak berkaca kaca melihat putranya akhirnya sadarkan diri dari pingsannya.

"Eo...-Eomma ... dimana Niel?" lirih Jaehwan yang terdengar terbata bata pada Nyonya Kim.

Seolah tak memedulikan kondisi tubuhnya sendiri Jaehwan lebih memilih untuk mencari keberadaan Daniel yang merupakan kekasih nya itu.

Nyonya Kim tampak mengatupkan mulutnya rapat rapat enggan memberikan komentar pada Jaehwan.

"Eomma jawab Jjae, tadi Daniel ada di hadapanku, dan di saat aku hendak memeluknya ia menghilang ... jawab aku Eomma!" lirih Jaehwan yang tak dapat mengendalikan emosi nya.

"Eomma tak tahu Jjae, Appa mu yang sedang menunggu Daniel, kita tunggu saja di sini," ujar Nyonya Kim pada akhirnya pada Jaehwan demi menenangkan putranya itu.

Namun ...

Jaehwan tetap saja memaksakan kehendak nya ingin menemui Daniel.

"Jjae! Tak bisakah kau lebih tenang? Apakah kau ingin kehilangan orang orang yang kau sayang? Apakah kau tak tahu bahwa kondisi tubuhmu juga sama tak baiknya dengan Daniel?" lirih Nyonya Kim yang telah terlampau terbawa emosional.

Seketika Jaehwan diam membeku. Ia cukup terkejut dengan sang Ibu yang tiba tiba saja meledak seperti itu.

Jujur saja hati kecil Nyonya Kim tak tega mengatakan demikian, hanya saja sikap Jaehwan sendiri lah yang membuat Nyonya Kim dengan terpaksa mengatakan demikian.

"Eo..-Eomma ... apakah baby baik baik saja?" lirih Jaehwan dengan tangan nya yang bebas mengusap perutnya sendiri.

Suara tangis terdengar sahut menyahut di ruang rawat inap dimana Jaehwan berada.

'Kau harus baik baik saja Niel!'

----

TBC

See you next chapter

Leave a comment, and vote

.

.

Seya

Baby ... Who is Your Daddy ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang