Chapter 20| 🍂

854 62 8
                                    

Jaehwan yang masih mendekam dirumah sakit, kini tengah merajuk pada Daniel ataupun Tuan Kim agar mau membawa nya pulang.

Sungguh ia sudah bosan menginap disana. Sudah hampir dua hari Jaehwan berada di rumah sakit, dikarenakan kondisi nya yang tak stabil, bahkan dokter mengatakan bahwa sebaiknya ia harus tetap bedrest berada di ranjangnya saja, tanpa melakukan aktifitas fisik apapun.

Oleh sebab itu Jaehwan masih setia berada di rumah sakit.

"Niel ... kau tak kasihan denganku? Masa baby makannya itu itu saja Niel, aku bosan disini, tak dapat duduk di sofa memakan popcorn sambil menonton film yang biasanya diputar dirumahmu," bujuk Jaehwan pada Daniel sambil menggelayuti tangan Daniel manja.

Mendengar bujukan Jaehwan tersebut, Daniel hanya dapat tersenyum. Ia sadar pasti Jaehwan sangat bosan disana, terlebih tak ada pemandangan yang berubah di hadapannya.

Hanya ruangan putih, tangan yang masih terinfus dan ranjang rumah sakit dimana Jaehwan tertidur disana.

Merasa Daniel tak terlalu menanggapi dirinya, Jaehwan pun berusaha mendudukkan dirinya sambil mempoutkan bibirnya sebagai tanda bahwa ia benar benar bosan kali ini.

"Ini, minumlah," ujar Tuan Kim yang baru saja datang sambil membawa gelas berisi susu untuk ibu hamil.

Dengan cepat Jaehwan menggelengkan kepalanya cepat.

Tuan Kim yang tak terlalu paham maksud sikap Jaehwan, hanya dapat mengerutkan keningnya menatap Daniel meminta jawaban dari Daniel atas maksud sikap Jaehwan tersebut.

"Dia bosan, dia sudah tidak betah berada di rumah sakit, dan ia tak sadar bahwa kondisi nya belum stabil," ujar Daniel berbisik pada Tuan Kim.

Tuan Kim dan juga Daniel kini jauh lebih akur dari sebelumnya, sebab mau tak mau keduanya menepis rasa ego mereka satu sama lain demi kepulihan Jaehwan semata, sedangkan sampai saat ini Nyonya Kim belum mengetahui sama sekali mengenai kondisi Jaehwan yang sempat memburuk, dan berada di rumah sakit.

"Jjae, kalau kau minum susu ini, dan kamu dapat lebih kuat dari sebelumnya, baru appa akan diskusikan pada dokter disini untuk membawamu pulang," ujar Tuan Kim berusaha membujuk nya.

Jaehwan tampak berfikir sejenak, dan gerakan tangannya tiba tiba saja memberikan kode pada Tuan Kim untuk mendekati dirinya.

"Baik, Jjae akan minum susunya, dan setelah itu Jjae pulang dengan Niel ke rumahnya," ujar Jaehwan cepat tanpa melihat ekspresi Tuan Kim sama sekali.

Perasaan campur aduk akan kesedihannya, sekaligus rasa kelegaan mungkin yang dapat dirasakan Tuan Kim pada saat ini.

Seulas senyuman yang dapat terukir di wajah Jaehwan kini mulai terlihat. Ia sungguh ingin benar benar pulang dari rumah sakit itu.

Sejujurnya ia juga merindukan kedua orang tua nya untuk bermanja seperti biasanya, hanya saja ia ingin memastikan terlebih dahulu bahwa appa nya tak memgingkari janji nya hanya itu. Toh ia fikir jika ia berada di rumah Daniel, kalau sewaktu waktu ia ingin pulang, maka tinggal dari Jaehwan sendiri yang meminta nya pada Daniel.

***

Seorang pemuda tampak menyandarkan tubuhnya pada bangku miliknya yang berada di salah satu ruangan yang berada di hotel berbintang miliknya.

Arah pandang maniknya tampak menatap plafon tinggi yang berada di atas kepalanya.

"Aish ... mengapa otak ku ini masih memikirkannya sih? Bukankah seharusnya tugasku telah selesai karena telah menyerahkan memori card itu?" Monolog Minhyun pada dirinya sendiri.

Baby ... Who is Your Daddy ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang