"Chikin lakukan sesuatuuu" Geram Hanbin pada putrinya
"Haish diam Appa, kau tak lihat aku sedang berusaha" Kesal Jisoo pada sang Appa
"Kalian berdua" Krystall menatap Tajam keduanya karena bisa bisa disaat genting seperti ini malah berdebat,hal itu membuat Jisoo dan hanbin terdiam menelan salivanya susah payah
Jisoo memejamkan matanya mencoba berfikir keras untuk mendapatkan cara agar Rosé membuang pisau itu. Tak lama matanya kembali terbuka,terlintas hal konyol di kepalanya.
"Amma salahkan appa yang memulai" Pekik Jisoo tiba tiba menyalahkan Hanbin membuat sang Appa yang langsung membulatkan matanya
"YAKKK... appa hanya menyuruhmu cepat bergerak" Protes sang Hanbin
"Haishh Bahkan Appa tidak melihatku sedang berusaha" Ucap Jisoo yang sedikit demi sedikit melangkah kecil ke arah Rosé
"Astaga kalian kenapa ribut" Geram Kristal
"Salah kan Appa" Acuh Jisoo membuat Hanbin geram lalu menghampiri Jisoo yang langsung menghindar
"Sini kau Chikin berani menyalahkan Appa" Hanbin menatap tajam Jisoo sedikit membuat Jisoo menelan salivanya susah payah
"Astaga mati aku, Appa mengertilah" Pekik Jisoo kalang kabut
"Waeee? Kau menyalahkan Appa huh" Kesal hanbin terus melangkah mendekati Jisoo
Orang yang melihat itu pun malah fokus melihat pertengkaran tak berfaedah appa dan putrinya.
Jisoo sekilas melihat Rosé yang sudah mulai lengah dan malah ikut menatap dirinya dan sang Appa pun Jisoo dengan cepat menepis tangan Rosé yang memegang pisau hingga pisau itu terlempar cukup jauh
Prankk....
Greb
Jisoo memeluk erat Rosé yang memberontak dan kembali terisak
"Hikss.. Lepaskan.. " Pekik Rosé namun Jisoo malah mengeratkan pelukan nya
"No chaeng.. Jangan lakukan itu" Lirih Jisoo
Semua bernafas lega ketika menyadari pertengkaran yang Jisoo buat dengan sang Appa hanya cara konyol agar mendapat celah untuk membuat pisau yang berada di tangan Rosé terbuang
"Hikss.. Jangan tinggalin Ochi" Lirih Rosé memeluk Jisoo erat juga menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Jisoo
"Kita bicarakan ini baik baik ne" Bujuk Jisoo namun Rosé menggeleng tanda tidak mau karna bagaimanapun hasilnya ada kemungkinan jika Jisoo akan memilih berpisah
"Jangan tinggalin Ochi" Rengek Rosé
Jisoo menatap lekat kedua orang tuanya terutama sang Amma, terlihat jelas jika amarah masih terpancar dari mata kristal namun Jisoo juga yakin kristal tak ingin kehilangan menantu kesayangannya juga satu satunya.
"Kau mencintaiku? " Tanya Jisoo ragu dengan berbisik dan dengan cepat Rosé mengangguk "sungguh? Bisa kau menjamin itu?, tak perlu berbohong padaku jujur saja jika memang kamu belum membuka hatimu dan masih tenggelam pada mantan suamimu" Cerca Jisoo masih berbisik juga menguatkan hati jika memang Rosé memberikan jawaban yang mungkin membuat nya kecewa
Rosé melepaskan pelukannya kedua tangannya terangkat menangkup wajah Jisoo menatapnya dengan seksama juga melihat kegelisahan tepat di mata Jisoo. "Aku sangat mencintaimu Jisooya... Sangat sangat mencintaimu. Aku memang masih mengenang mendiang jaehyun bagaimanapun kami berpisah karena Tuhan lebih menyayanginya bukan karena kesalahan kami, aku pun terkadang merindukannya karena itu tak bisa ku pungkiri jika dia memiliki tempat tersendiri di hatiku sooya" Jelas Rosé membuat nafas Jisoo tercekat hendak memalingkan wajahnya namun Rosé menahannya "dengarkan aku dulu" Paksa Rosé "dia memang masih memiliki tempat tersendiri di hatiku tapi kau... Kau yang sepenuhnya memegang hati ku bahkan kau ....nama kau yang mendudukki tahta tertinggi di hati ini sooya.. Aku mencintaimu sungguh demi Tuhan dan demi apapun aku sangat mencintaimu. Bisakah kau percaya itu" Lanjut Rosé menatap Jisoo dengan Tulus