20

4.4K 360 8
                                    



Lisa, Jisoo, seulgi dan wendy memasuki rumah duka yakni rumah Irene.semalam Lisa mendapat kabar dari Jennie jika pesawat yang di tumpangi kedua orang tua Irene kehilangan kontak dan terjatuh di perairan. Jennie sudah menemani Irene sejak semalam. Lalu pagi tadi kembali mendapat kabar jika semua korban tak ada yang selamat termasuk kedua orang tua Irene.

Irene sedang menangis sesegukan di pelukan Jennie di ruang keluarga. Seulgi yang melihat itu pun meringis tak tega. Gadis pemilik hatinya sedang dalam keadaan kacau.

"J" Panggil Lisa membuat Jennie menoleh

"Kalian juga ikut? " Tanya Jennie di angguki Jisoo, Wendy dan Seulgi

Irene masih menangis seperti tak sadar akan kehadiran Lisa dkk.

"Irene, kami, Aku, Lisa, wendy dan seulgi turut berduka ne" Ucap Jisoo membuat Irene melepaskan pelukannya dan mendongakkan wajah nya menatap Jisoo, Lisa ,wendy dan yang terakhir seulgi dengan mata berkaca kaca dan sendu membuat seulgi gelagapan.

"Eoh.. A.. Aku turut berduka" Gugup seulgi karena semua perhatian teman tan nya tertuju padanya karena tatapan Irene

"Seul" Lirih Irene

"Nde" Seulgi dengan polos nya menjawab "kau baik baik saja? " lanjut nya membuat wendy, Lisa dan Jisoo geram lalu memukul kepala seulgi

"Yakk.. Awss" Ringis Seulgi

"Dasar bodoh, pertanyaan macam apa itu huh" Geram wendy

Irene tiba tiba berdiri dan menghampiri seulgi membuat sang empu menutup kembali mulutnya yang hendak protes pada wendy.

Grep

Irene memeluk seulgi tiba tiba membuat seulgi terkejut dan sedikit terhuyung. Irene kembali menangis dengan tersedu sedu menumpahkan seluruh rasa sedih nya dalam pelukan seulgi.

Mendengar Irene menangis pilu pun seulgi membalas pelukan Irene tak kalah Erat. "Menangis sepuasmu saat ini tumpahkan semua kesedihanmu jika itu membuat mu tak akan menangis lagi nanti" Bisik Seulgi membuat Irene semakin menangis

"Seperti nya kita harus berbincang di luar kajja" Ajak Lisa di angguki Jisoo, wendy dan Jennie

Setelah Cukup lama Irene menangis dalam dekapan seulgi akhirnya berhenti juga. Seulgi menuntun Irene untuk duduk di sofa. Seulgi menatap wajah Irene yang matanya membengkak, hidungnya memerah serta bekas air mata mengalir dan rambut yang sedikit berantakan. Seulgi mengapus jejak air mata Irene lalu merapikan dengan lembut Rambut Irene dan terakhir ia menyusut ingut Irene dengan Tisu tanpa ada rasa jijik sedikit pun.

"Kau bukan hanya gadis yang cantik tapi kau juga kuat, aku tahu itu. Aku juga yakin kamu bisa menghadapi ini semua dengan baik" Ucap seulgi namun Irene menggeleng kuat dengan mata yang berkaca kaca menatap seulgi

"A.. Aku tak akan bisa hiks.. Aku tak punya siapa siapa lagi hiks" Isak Irene menutup wajah dengan kedua tangannya

"Hey" Seulgi menjauhkan tangan Irene yang menutupi wajah cantik Irene "kamu gak sendiri, masih ada aku, dan yang lainnya. Kita akan selalu ada buat kamu, kita gak bakal ninggalin kamu" Jelas seulgi

"Seulgi, boleh aku mi.. Minta sesuatu? " Tanya Irene menatap sendu Seulgi

"Nde, apapun selagi aku bisa akan ku penuhi" Seulgi

"Jangan tinggalin aku, jangan jauhin aku, jangan abaikan aku" Pinta Irene dengan sendu membuat seulgi bungkam

"Alamat kaga bisa move on ini mah" Batin seulgi bermonolog

"Ne, aku tak akan meninggalkamu" Ucap Seulgi dengan Tulus lalu membawa Irene kedalam dekapannya.

"Persetan dengan gagal moveon, nyatanya aku tak ingin melihat kesedihan Irene, aku akan berusaha menjaga, melindungi dan selalu berada di samping mu rene, tak akan aku biarkan siapapun membuatmu menangis" Batin seulgi berjanji

~~~

"Ku rasa Irene punya rasa terhadap beruang bodoh itu" Celetuk Jisoo

"Benar, kalian lihatkan saat Irene menatap seulgi" Lisa

"Jika itu benar syukurlah, setidaknya seulgi punya rasa yang sama pada Irene dan aku yakin seulgi tak akan membiarkan Irene sendirian" Wendy di angguki Lisa, Jisoo dan jennie

"Oh ya bagaimana tentang pernikahan mu chu Unnie? " Tanya Jennie

"Ne, bagaimana? Apa kalian akan tetap menikah?" Lisa

"Ne, kami akan tetap menikah" Jisoo

"Kapan? " Wendy

"Dua minggu lagi, karena jikaa menunggu beberapa bulan lagi pasti perut Rose semakin membesar atau  bahkan melahirkan, Aku tidak mau baby yang di kandung Rose lahir dengan orang tua yang tak utuh" Jelas Jisoo.

"Benar kasian juga" Wendy

"Tapi aku mulai pusing" Jisoo

"Wae? " Jennie

"Permintaan Rose semakin tak masuk akal" Ucap Jisoo frustasi

"Mwo?, bukan kah itu hal wajar jika sedang ngidam? " Tanya Lisa

"Benar tapi terkadang itu membuat kepala ku ingin pecah kau tahu sekarang dia ingin mangga muda yang aku petik langsung dari pohonnya, ia ingin lebar mangga muda itu 20 cm dan panjang 20 cm, di tambah mangga nya harus manis" Lesu Jisoo mengundang tawa dari Lisa, Jennie dan Wendy

"Hahahah kau beri saja rose balok kayu yang berisi mangga dan gula Chu" Tawa wendy

"Yakk kecilkan suara mu ini rumah Duka" Tegur Jisoo "kau ingin aku di cekik oleh chipmunk yang sedang hamil itu karena memberi balok kayu" Dengus Jisoo

"Lalu kau mau cari kemana mangga muda itu chu? " Tanya Lisa

"Entahlah, aku akan membujuk nya dulu agar mau mangga muda yang biasa" Jisoo

"Guys" Panggil seulgi membuat mereka menoleh

"Bagaimana kedaan Irene sekarang seul? " Tanya wendy

"Dia sedang sedang tidur, jadi sebaiknya kalian pulang saja. Biar aku yang menjaga dia" Ucap Seulgi

"Baiklah kita pulang saja, lagi pula Irene butuh Istirahat" Lisa

"Ya sudah kajja pulang, sampaikan salam pada Irene seul, jaga dia ne" Ucap Jisoo di angguki Seulgi

~~~

Irene menoleh saat Seulgi mengelus lembut puncak kepalanya. Ia sangat berterima kasih pada seulgi yang telah menemaninya hari ini. Seulgi belum pulang sama sekali, meskipun Irene telah menyuruh nya untuk pulang namun dengan kekeh seulgi menolak dan malah ingin menemani Irene.

"Kalo kamu mau nangis, nangis aja, hari ini aku tak akan melarang. Tapi untuk esok usahakan menangis karena bahagia ne" Ucap seulgi tulus membuat Irene kembali berkaca kaca menatap seulgi sendu

"Gomawo" Lirih Irene dengan suara bergetar

Seulgi mendekap Irene, Mengelus punggung Irene dengan Lembut, menyalurkan kekuatan untuk Irene.

Irene mengeratkan pelukannya, ia tak menyangka jika seulgi masih baik dan berprilaku manis padanya, padahal ia telah menolak seulgi.

Seulgi melpaskan pelukannya perlahan "kajja kita makan malam dulu" Ajak seulgi namun Irene menggelengkan kepalanya tanda tidak mau

"Aku masih kenyang" Tolak Irene

"Mwo??, masih kenyang?, kamu belum makan dari pagi , bagaimana mungkin masih kenyang" Gerutu Seulgi "sudahlah kajja, kita makan aku tidak menerima penolakan apapun dari mulut mu itu" Kekeh seulgi menarik lembut Irene untuk keluar kamar


Tbc

JUST OUR STORY (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang