Pernikahan Aiden dan Kiara pun sudah sampai ke telinga keluarga besar Kiara, terutama keluarga Wesley. Dan perayaan di hotel Venus membuat mereka tidak percaya sekaligus kaget.
Karna setau mereka Kiara akan menikah dengan pria miskin yang memiliki sosial rendahan. Tapi, saat mereka mendengar jika pernikanan Kiara akan di langsungkan di hotel Venus.
Mereka kaget luar biasa. Hingga mereka pun berbondong-bondong datang kekediaman rumah Kinanti untuk memastikan pendengaran mereka. Sekaligus mengadakan perkumpulan keluarga.
Bahkan Margaretha yang sedari dulu tidak pernah mendatangi rumah Kinanti, dengan alasan bahwa rumah itu sangat kecil dan tidak pantas di katakan rumah.
Kini mulai menampakkan batang hidungnya. Dia datang dengan Gisella. Karna Diana sedang pergi dengan Steve untuk menemani Addison Wesley melakukan perjalanan bisnis ke luar kota.
"Kinanti, apa benar pernikahan Kiara akan di gelar di hotel Venus?" Seorang sepupu jauh Kinanti bernama Deva pertama kali bersuara. Menyeruakkan rasa penasarannya. Yang diangguki setuju oleh seluruh keluarga.
"Ya. Kebetulan waktu itu kedua orangtua Aiden mengusulkan. Dan kami tidak bisa menolak, karna mereka terlihat memaksa." Seluruh orang saling pandang, kaget mendengar penjelasan Kinanti.
"Apa kamu yakin? Bukankah hotel Venus itu sangat mahal? Dan apa kamu tau jika hotel itu bukan orang-orang sembarangan yang bisa membookingnya?" Kinanti mengangguk, membenarkan pertanyaan bernada tak percaya dari kakak sepupunya yang lain. Killa.
"Tapi, mereka bilang. Mereka akan mengurusnya, dan Aiden tadi sudah memberi kabar pada Kiara jika dia sudah berhasil membooking hotel itu." Seluruh keluarga hampir menganga mendengar penjelasan Kinanti.
"Semudah itu?"
Kinanti mengangkat bahu acuh. Dia juga kaget ketika Kiara mengatakan jika Aiden ingin mengajaknya untuk mengunjungi hotel Venus. "Lumayan, dia hanya butuh waktu semalam untuk membooking hotel." Penjelasan Kinanti membuat seluruh keluarga menatap Kinanti takjub.
"Bagaimana bisa, Tante? Bukankah Aiden itu hanya seorang pemilik toko? Bagaimana mungkin dia bisa membayar sewa hotel Venus secepat itu?" Gisella tidak tahan ketika seluruh keluarga mulai percaya dengan kata-kata Kinanti. Belum juga Kinanti membalas, Gisella kembali bersuara.
"Atau jangan-jangan tebakan mamaku waktu itu benar? Jika Aiden itu meminjam pada rentenir untuk bisa memikat hati Kiara? Setelah menikah dia berencana untuk merampas harta keluarga Wesley?" Tuduh Gisella yang membuat seluruh orang menatap Kinanti tidak percaya. Bahkan ada yang langsung berbisik-bisik membicarakan Kinanti dan keluarganya.
Kinanti tertawa mendengar tuduhan Gisella, ponakannya itu cantik tapi memiliki otak yang licik dan juga mulut yang sangat berbisa.
"Tentu saja tidak, Gisella. Aiden itu sama sekali tidak meminjam rentenir." Balas Kinanti berusaha menjaga intonasinya agar tetap santai. Walau dalam hati sudah ingin memaki Gisella.
"Lalu bagaimana dia bisa mendapatkan uang sebanyak itu? Gisella yakin, Tante. Jika pegawai toko tidak mungkin memiliki uang sebanyak itu." Ucapan Gisella membuat seluruh keluarga mengangguk setuju.
"Yang di katakan Gisella benar Kinanti. Kamu jangan keras kepala. Berhenti untuk merestui pernikahan Kiara!" Margareth sudah tidak tahan melihat respon putrinya yang terlalu biasa itu.
"Aiden memang tidak memiliki uang sebanyak itu, tapi dia memiliki teman yang baik. Hingga dia yang memberikan semua itu pada Aiden."
Gisella dan Margaretha saling pandang. "Maksud kamu?" Tanya Margareth bingung. Belum mengerti maksud dari kata-kata Kinanti.
"Iya, semua itu yang mengurus Tomi. Jadi dia yang mempersiapkan semua Pernikahan Aiden dengan Kiara." Kinanti menjelaskan.
"Jadi selain miskin, dia juga seorang parasit?" Ledek Margaretha terang-terangan. Sampai membuat seluruh keluarga yang tadi menatap Kinanti takjub berubah menjadi mencemooh.
"Ma."
"Kinanti, dengar, Aiden itu tidak pantas menjadi menantu keluarga Wesley. Sudah batalkan saja pernikahan itu! Aku tidak mau bertambah malu nantinya karna keluargamu yang lagi-lagi harus memiliki menantu miskin."
Ruang tamu Kinanti mendadak berubah hening begitu Margaretha mengajukan protesnya. Bahkan kini wajah Kinanti pun sudah nampak memerah. Entah marah atau malu karna mamanya lagi-lagi membahas tentang status keluarganya.
"Kaya atau miskin itu tetap sama di mata tuhan, Nek. Toh mati tidak membawa harta, kenapa di permasalahkan." Seluruh pasang mata menatap kearah Kiara yang berdiri di undukkan anak tangga. Berjalan turun ke lantai dasar. Di mana seluruh keluarga besar tengah berkumpul.
"Kamu bisa mengatakan semua itu karna kamu selalu membuat malu nama baik keluarga Wesley, Kiara." Bisik-bisik langsung terdengar begitu Gisella membalas kata-kata Kiara dengan nada sombong.
"Dan apa kamu tidak mau jika nanti keluarga Wesley tidak akan menghadiri pesta pernikahanmu dengan si parasit itu?"
"Parasit?" Ulang Kiara tak percaya. "Siapa yang kamu katakan parasit, Gisella?" Geram Kiara.
"Tentu saja calon suamimu. Memangnya Siapa lagi?"
Kiara melangkah mendekat, memangkas jarak antara Gisella. "Kiara." Tegur Kinanti penuh peringatan.
"Asal kamu tau, Gisella. Seharusnya yang dikatakan parasit itu kamu!" Dengan berani Kiara menunjuk Gisella. Hingga langsung mendapat teguran penuh peringatan dari Kinanti. Tapi Kiara tetap abai.
"Kamu dan keluargamu itu, selalu menempeli kakek dan nenek. Tidak kah kamu sadar itu?"
"Kiara!" Margareth langsung berteriak pada Kiara.
"Lihat Kinanti, apa yang kamu ajarkan pada Putrimu ini? Hingga dia sama sekali tidak memiliki sopan santun."
"Ini tidak ada sangkut pautnya dengan mama nek." Protes Kiara tak terima.
"Diam kamu, Kiara!" Bentak Margaretha. Kini tubuh Margaretha pun sudah berdiri dari duduknya.
"Dengar Kinanti, jika kamu masih menikahkan Kiara dengan pria itu. Aku bersumpah tidak akan pernah menganggap kalian sebagai keluarga Wesley!"
Bukan hanya Kiara yang terbelalak kaget, tapi seluruh orang pun menatapnya tak percaya.
Kepalan tangan Aiden semakin mengeras. Tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh Kiara. Tadi, setelah Margaretha dan Gisella puas menghinanya.
Kiara langsung menariknya berjalan ke taman tepat di depan rumahnya. Dan menceritakan semua kejadian siang tadi sebelum Aiden menjemputnya.
"Lalu bagaimana dengan mamamu? Apa yang akan dia lakukan?" Tanya Aiden berat, sarat akan sebuah emosi yang terpendam.
"Entahlah. Mama masih bingung. Tapi sekarang mama terlihat ragu." Jawab Kiara menerawang jauh. Menatap ke depan dengan pandangan lurus.
"Lalu bagaimana denganmu?" Aiden menoleh, guna menatap kearah Kiara yang kini juga menoleh kearahnya.
Gelengan pelan dari kepala Kiara membuat Aiden menghela nafas panjang. "Kamu tau kan, jika kamu tidak bisa mundur setelah malam itu kamu sudah memutuskan?"
"Tapi--"
"Aku akan mengurus semua itu. Dan akan aku pastikan jika mereka tidak akan bisa menolak."
"Tapi Aiden--" telunjuk Aiden terulur menghentikan ucapan Kiara. Diketuknya pelan bibir Kiara dengan jari telunjuk. Memberi isyarat padanya untuk diam.
"Tidak perlu khawatir, semua akan baik-baik saja." Ucap Aiden menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Proposal(SELESAI)
RomanceDicaci maki keluarga, direndahkan, digunjingkan-- Kiara sudah merasakan semua itu bertahun-tahun. Bahkan lebih parahnya dia pernah tak dianggap oleh keluarga mamanya lantaran dianggap sebagai cucu yang tak berkompeten. Apapun yang dia lakukan selalu...