Aiden mengukir senyum tipis, berdiri berdampingan dengan Kiara diatas pelaminan dengan tatapan mata Kiara yang masih saja menatapnya penasaran. Membuat dia tidak bisa menahan senyum di bibirnya. Dan demi apapun, Aiden merasa Kiara sangat menggemaskan.
Hari ini, akhirnya mereka melangsungkan pernikahan. Bukan pernikahan sederhana, bahkan lebih mewah dari yang ada di bayangan Aiden. Semua itu karna persiapan ibu dan ibu mertuanya.
Meski lebih banyak tamu yang datang lebih ke tamu spesial. Yang di undang khusus oleh kedua orang tua Kiara. Karna kedua orangtuanya menuruti permintaannya untuk tidak mengundang banyak tamu. Aiden hanya meminta ayah dan ibunya untuk mengundang orang-orang penting. Orang yang bisa menjaga rahasia pernikahan mereka dari dunia luar. Yang mungkin akan membuat pernikahannya kacau jika tahu Aiden, putra satu-satunya Rick Sincler menikah hari ini.
Alasan yang nyaris dimaki Daddy-nya karna dianggap alasan yang tak masuk akal. Tapi beruntungnya mereka setuju. Mengundang para kerabat dan orang penting saja. Bahkan Aiden sengaja melarang ibunya untuk mengundang sahabat atau mengepost pernikahannya.
Pesta berlangsung sangat meriah. Bahkan Kiara sedari awal sudah hampir menganga takjub. Istri baru Aiden ini benar-benar menggelikan. Namun Aiden bersyukur karna acara pernikahannya sejauh ini masih berjalan lancar.
Namun ada satu masalah Aiden, yaitu Kiara yang sedari tadi menatapnya penuh selidik. Hingga membuat Aiden yang melihatnya pun tersenyum geli.
Tidak sampai di situ, Kiara bahkan menatapnya dengan tatapan mata menuntut yang begitu ketara.
"Apa?" Tanya Aiden yang risih karna Kiara terus menatapnya menuntut. Namun wajahnya tidak bisa mengukir senyum geli, karna merasa Kiara sangat berlebihan.
"Kamu tidak ingin mengatakan padaku, bagaimana kamu bisa membujuk kedua orangtuaku hingga kita bisa menikah?" Kedua mata Kiara memicing tajam. Menatap Aiden yang hanya mengangkat bahu acuh di sampingnya. Sama sekali tidak tertarik untuk menjawab pertanyaannya. Dan semua itu membuat Kiara semakin menatapnya tajam.
Dan demi apapun Aiden merasa Kiara terlihat menggemaskan saat ini. Aiden bahkan tidak sadar jika sedari tadi tanganya terasa gatal ingin mencubit pipi Kiara yang beberapa kali mengembung cemberut.
"Aiden?" Protes Kiara tak terima karna Aiden tak kunjung menjawabnya. Lebih tepatnya tidak tertarik menjawab rasa penasarannya.
"Sudah lah, itu tidak penting." Ucap Aiden yang berhasil membuat Kiara mendengus. "Yang terpenting sekarang, kita sudah menikah." Lanjutnya merangkul Kiara. Menarik tubuh Kiara hingga lebih dekat dengannya. Tidak ada kecanggungan disana.
"Tapi--"
"Stssss." Bisik Aiden penuh peringatan ketika melihat Tomi berjalan mendekat.
"Selamat tuan atas pernikanan anda." Aiden menerima uluran tangan Tomi, dengan sebelah tangan menepuk lengan Tomi.
"Terima kasih." Menoleh kesamping. "Kiara, kamu masih ingat Tomi kan?" Kiara mengangguk beberapa kali.
"Selamat untuk pernikahan anda, nyonya." Kiara menerima uluran tangan Tomi dengan kening mengernyit bingung. Apalagi ketika mendengar kata tuan dan nyonya keluar dari bibir Tomi.
Kiara masih ingat betul siapa pria di depannya ini. Putra keluarga Sincler. Pria yang selalu di bangga-banggakan oleh sepupunya, Gisella.
"Tidak perlu memanggilku nyonya, kamu bisa memanggilku Kiara." Ucap Kiara mengkoreksi.
"Maaf, nyonya, tapi anda--"
"Ikuti saja kemauan dia, Tom." Aiden menepuk pundak Tomi pelan. Mau tidak mau akhirnya Tomi pun mengangguk, meski wajahnya terlihat ragu. Hingga tidak berapa lama dia pun undur diri. Pergi menjauh dari Aiden dan Kiara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Proposal(SELESAI)
RomantizmDicaci maki keluarga, direndahkan, digunjingkan-- Kiara sudah merasakan semua itu bertahun-tahun. Bahkan lebih parahnya dia pernah tak dianggap oleh keluarga mamanya lantaran dianggap sebagai cucu yang tak berkompeten. Apapun yang dia lakukan selalu...