Lima belas

31.7K 2.1K 10
                                    

"Bisakah katakan pada mereka, jika apa yang di katakan oleh Gisella adalah sebuah kebohongan dan omong kosong?"

Aiden bungkam, menatap Kiara yang kini tampak menatapnya memohon. Bahkan tangan Kiara yang sedari tadi berada di genggamannya pun balik menggenggamnya erat.

Seolah dia terlihat takut dengan apa yang akan Aiden katakan. Demi apa pun Aiden merasa aneh saat menemukan tatapan mata Kiara. Dia takut mengecewakan wanita itu.

"Dia tidak akan bisa menjawabnya, Kiara. Karna semua yang di katakan oleh Gisella, benar adanya." Diana ikut menimpali, menambah suasana terasa semakin mencekam.

Apalagi ketika Kiara menoleh kearahnya. Lengkap dengan remasan di tangan Aiden yang semakin mengerat.

"Kamu lihat, Kinanti? Apa yang di lakukan oleh pria pilihan putrimu ini? Memalukan." Margareth berujar tajam kearah Kinanti yang kini tampak menunduk dalam. Terlihat jika dia pun mulai merasa semua yang di katakan oleh Gisella benar.

"Maaf nyonya Wesley, saya rasa. Dari mana pun saya mendapatkan uang itu, tidak ada sangkut pautnya dengan anda!" Aiden akhirnya membuka suara.

"Dan saya belum segila itu hingga harus menjadikan Kiara sebagai alat untuk saya mendapatkan uang." Kecuali anak. Aiden menambahkan dalam hati. Tidak mengatakan isi hatinya.

"Kamu kira kami akan percaya begitu saja, Aiden? Seorang pencuri tidak akan pernah mau mengakui kebusukannya." Sentak Diana tak mau kalah.

Dia terus mengibarkan bendera perang. Tidak memberikan kesempatan pada Aiden untuk mengelak.

"Menjijikan." Lanjut Diana kian berani. Hingga membuat wajah Aiden terasa mengeras. Dengan sorot mata lebih tajam.

"Anda bisa percaya atau tidak. Tapi," menoleh kearah Kiara, Aiden berujar tegas. "Saya tidak pernah sekali pun berpikir untuk menyeretnya dalam masalah. Apalagi sampai melakukan hal segila itu. "

"Bullshit," decak Gisella. "Kamu kira kami akan percaya dengan kata-katamu?" Lanjutnya kian sinis.

Sejenak Aiden tertawa, merasa lucu dengan kata-kata Gisella. "Apa saya pernah bilang jika saya butuh kepercayaan kalian?" Ejeknya sini.

"Saya hanya membutuhkan kepercayaan Kiara, bukan kalian!"

"Aiden jaga bicaramu?" Tegur Diana tajam. Yang membuat tawa Aiden langsung terhenti. "Belum menjadi siapa-siapa kamu sudah berani bersikap kurang ajar? Berani sekali kamu berbicara seperti itu pada putriku?"

"Kami lihat, Kiara? Apa calon suamimu ini memiliki sopan santun? Dia bahkan tidak bisa menjaga sikapnya!" Omel Diana dengan wajah keki.

"Begitu kamu masih ingin menikah dengan dia? Lebih baik kamu batalkan saja pernikahan kalian! Tante yakin kamu tidak akan bahagia dengan dia. Masih banyak pria di luar sana yang bahkan lebih baik dari dia!" Lanjutnya sarkas.

Aiden mendengus, wajahnya nampak kesal luar biasa. Hingga dia pun menatap Diana penuh dendam.

"Maaf Tante tapi aku percaya dengan Aiden!" Ucapan Kiara yang tiba-tiba menarik perhatian Aiden. Kepalanya langsung berputar begitu mendengar jawaban tegas Kiara. Termaksud seluruh orang yang berada di ruangan itu.

"Kamu lihat, Kinanti? Putrimu ini ---"

"Sudah-sudah." Margareth melerai.

"Kita berkumpul di acara ini untuk menikmati acara besarku. Jadi jangan membuat kekacauan disini. Terutama kamu Aiden!" Tegur Margaretha penuh peringatan.

"Jika kamu memberikan kado ini pada saya, dan berharap saya akan merestui hubungan kalian. Kamu salah besar."  Kiara sudah akan menyela, namun terhenti begitu Aiden menggeleng.

Marriage Proposal(SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang